Selidik punya selidik, meski masuk di kelas dua jutaan, tapi ZTE Blade A711 dibungkus dalam paket cukup premium. Sedikit contekan saja, handset ini dibalut dengan bodi aluminium juga memiliki kamera yang disuntik teknologi besutan tim Nubia. Ah, kalau ingin lebih detil lebih baik kalian baca review ZTE Blade A711 kita saja deh.
Desain
Semuanya berawal dari desain. Penggunaan bahan metal pada bodi ponsel seharga dua jutaan ini termasuk aspek penting yang membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Premium sekali! Hampir saya lupa jika Blade A711 adalah seri menengah bawah yang notabene jarang dibalut casing semewah ini. Rata-rata seri lain di kelas ini didominasi material plastik.
Bahan aluminium alloy yang dipakai pada Blade A711 menjadikan bobotnya cukup ringan saat saya timang. Tapi komponen logam ini tidak begitu solid dan tebal, buktinya saat diketuk masih ada kesan konstruksinya kurang kokoh. Setiap sudut smartphone ini didesain agak membulat dengan garis tubuh menyiku tajam.
Permukaan depan flat didominasi layar serta tiga tombol sentuh di bawahnya. Tombol ‘home’ yang berada di bagian tengah punya lampu LED yang bisa berpendar kebiru-biruan saat ponsel sedang dicas atau seseorang mengirimi kita pesan.
Bodi belakangnya dibuat datar dengan sedikit cembungan pada sisi luar bodi. Di situ tertanam sensor sidik jari yang letaknya tepat di bawah lensa kamera yang dilingkari aksen biru. Material aluminium pada panel belakang ini terasa agak licin sehingga harus hati-hati memegangnya jika tak mau terpeleset dari genggaman.
Display
Layarnya seluas 5,5 inci tapi tetap bisa menampilkan gambar jernih, bening dengan detil halus. Bisa dimaklumi karena display ponsel ini sudah disuntik resolusi full HD. Menghasikan kerapatan piksel 401 ppi, setiap titik atau piksel begitu rapat sehingga tampilan terlihat tajam. Warna yang diproduksinya pun terlihat natural dan seimbang berkat IPS panel yang ditanamkan di ZTE Blade A711 ini.
Sayang, layarnya terlihat kurang sanggup melawan sinar matahari langsung. Gambar di layar langsung redup dan sulit dilihat, solusinya adalah mengatur tingkat kecerahan layar pada level tertinggi. Sementara layar sentuhnya sudah cukup baik mampu menerima 10 titik sentuh sekaligus serta bisa merespon jari dengan sempurna meski kurang begitu sensitif.
Lebih jauh, tak ada dokumentasi atau informasi seputar panel anti gores seperti Corning Gorilla Glass atau AGC Dragontrail. Jadi kita harus memperlakukan layar dengan hati-hati jika tak mau tergores. Jangan sampai menyatukan ponsel ini dengan benda keras seperti kunci atau koin di saku.
OS & Antarmuka
ZTE Blade A711 berjalan di atas sistem operasi Android 5.1 kemudian dilapisi dengan antarmuka buatan ZTE yang dinamakan Nubia UI versi 3.0. Menurut kami tampilan antarmukanya simpel, terlihat teratur dan rapi. Navigasinya pun relatif mudah. Tidak ada bloatware alias aplikasi tak penting yang dijejalkan dalam ponsel ini, so tidak heran kalau akselerasinya pun terasa cepat dengan transisi antar menu cukup ringan.
Smartphone ini tidak memiliki halaman khusus aplikasi atau yang biasa disebut app drawer. Hanya menyuguhkan homescreen yang bisa terus bertambah seiring semakin melimpahnya jumlah aplikasi yang terinstal. Jika aplikasi yang ada terkesan berantakan, kita bisa mengkategorikannya dalam folder tersendiri.
Kamera ZTE Blade A711
ZTE Blade A711 ditenagai kamera utama 13MP yang didukung Neo Vision 5.0 autofokus, sensor BSI, aperture f/2.2 dan LED flash, terlihat mampu memproduksi image dengan saturasi yang baik dalam kondisi outdoor dengan cahaya berlimpah. Agak sedikit berbeda hasil foto dalam kondisi gelap atau minim cahaya, warna tampak sedikit pudar karena lebih terkonsentrasi pada bagian yang tertimpa cahaya atau lampu LED.
Kamera selfie di bagian depan menampilkan sensor berkekuatan 5MP wide angle dengan aperture f/2.2. Buat selfie atau narsis ternyata hasilnya cukup bagus, begitu juga saat dipakai melakukan aktivitas video call. Dengan lensa wide angle hingga 80 derajat, foto yang dihasikan terlihat lebih leluasa dan tak dibatasi ruang.
Rekaman video yang dihasilkan kamera ponsel ini cukup memuaskan dengan kualitas produksi yang sudah mencapai full HD. Sedikit yang perlu disorot adalah pada saat kita melakukan zoom saat merekam kualitasnya sedikit menurun dan gambar menjadi sedikit kabur.
Multimedia
Sektor multimedia menjadi salah satu aspek penting dalam sebuah ponsel. ZTE memperhatikan hal ini dengan menanamkan teknologi DTS Sound untuk mendukung audio. Teknologi ini diklaim mampu menghasilkan output layaknya audio dalam bioskop. Sayang, entah karena loudspeaker bawaannya yang terlampau kecil suara yang memancar dari Blade A711 ini terasa kurang nendang dan tak terlalu istimewa.
Ternyata teknologi ini lebih mumpuni saat disandingkan dengan earphone atau headset. Dengan DTS Sound, suara yang dihasilkan benar-benar kaya dan menggunakan speaker bawaan tidak terlalu istimewa dan terdengar memuaskan baik treble maupun bassnya. Sangat membantu saat kita memutar musik atau menonton video.
Fitur
ZTE mengklaim jika Blade A711 menciptakan standar baru untuk pasar smartphone dengan sensor sidik jari. Dan menurut kami, produk murah dengan sensor sidik jari adalah terobosan baru. Sensor sidik jari bisa diaktifkan untuk membuka layar dengan cara mengetuk jari ke sensor. Setelah sidik jari didaftarkan, kita bisa membuka layar dengan fitur ini.
Sensornya mampu membaca dengan cukup cepat 0,5 detik, hanya saja kita harus menempatkan jari dengan tepat di area sensor. Dengan fitur ini, kita bisa membuka kunci layar atau menjalankan aplikasi tertentu. Tinggal atur lima aplikasi yang bisa diaktifkan dengan lima jari berbeda. Jadi orang lain tak bisa membuka ponsel ini.
Performa ZTE Blade A711
Saat digunakan untuk keperluan sehari-hari, ZTE Blade A711 mampu memperlihatkan performa yang cukup baik. Untuk aktivitas normal, ponsel ini sangat minim lag dan akselerasinya cukup gesit tanpa banyak diganggu sistem yang tersendat. Berkat kerjasama prosesor octa core 64-bit Snapdragon 615 (quad core Cortex A53 1,5 GHz dan quad core Cortex A53 1GHz) dan RAM 2GB yang dimilikinya.
Transisi antar aplikasi atau berpindah dari satu fitur ke fitur lain terasa lancar. Sedikit gangguan hanya terjadi saat dipakai bermain game berat atau membuka aplikasi dengan fitur grafis tingkat tinggi. Itu pun karena kebetulan banyak aplikasi yang tengah dibuka dan masih berjalan di background. Oh ya, smartphone ini memakai GPU Adreno 405 untuk menghasilkan grafis cukup optimal.
Buat yang gemar menyimpan data, media, file atau aplikasi di ponsel, ZTE Blade A711 menawarkan memori internal 16GB. Tapi sisa yang bisa dipakai sebagai sarana penyimpanan hanya sekitar 11GB. Toh kita tidak perlu kuatir karena jika kehabisan space, tinggal tancapkan kartu microSD ke slot yang tersedia. Kapasitas maksimal yang bisa dicapai adalah 128GB.
Dengan kapasitas baterai sebesar 3000mAh, ZTE Blade A711 bisa dipakai 350 jam standby atau 1000 menit bertelepon. Untuk pemakaian normal sehari-haari seperti browsing, chatting dan membuka satu dua aplikasi, ZTE Blade A711 bisa bertahan lebih dari 10 jam.
Konektivitas
ZTE Blade A711 sudah mendukung dual SIM card dan dilengkapi dengan jaringan 4G LTE. Data teknis ponsel ini menyebutkan jika sudah mendukung LTE Cat 4 dengan band FDD LTE: B1/B3/B7 serta TDD LTE: B38/B39/B40/B41. Sementara konektivitas lain yang tersedia adalah WiFi, Bluetooth, USB, 3.5mm, audio jack, GPS, dual nano-SIM dan tak ketinggalan fitur USB OTG.
Value for Money
ZTE Blade A711 memiliki tampilan premium dengan balutan metal. Seolah mampu menyembunyikan harganya yang hanya dibanderol sekitar dua jutaan. Setidaknya sektor ini membuatnya terlihat lebih unggul dari para rivalnya. Lebih dari itu, dukungan sensor sidik jari, jaringan 4G LTE serta display full HD bisa menambah daya tariknya.
Tapi sektor lain cenderung standar. Seperti kamera yang hasilnya masih kurang begitu optimal dalam kondisi low light. Juga fasilitas lain seperti prosesor yang performanya tak jauh berbeda dengan para rivalnya.