ArenaLTE.com - Memang terasa aneh jika sebuah perusahaan menggembar-gemborkan produk kembangannya adalah yang terhebat, namun tidak di pasarkan secara luas. Dan hal tersebut bisa dilihat dari cara kerja Google dalam setiap pemasaran produk terbarunya, baik untuk smartphone seperti Pixel 2 maupun Pixel 2 XL yang hanya dilepas di beberapa negara saja.

Dalam peluncurannya saja, informasi mengenai dua produk tersebut jelas menunjukkan bahwa Google mampu merancang smartphone Android yang memiliki fitur paling bagus dibanding produk Android lainnya. Bahkan perusahaan berani disandingkan dengan produk dari Apple.

Namun sayangnya, kehebatan itu hanya sebatas sebuah informasi dan cuap-cuap dari perusahaan saja tanpa ada pemasaran produk yang merata. Lihat saja, Google Pixel 2 dan Pixel 2XL hanya dilepas di tujuh negara di dunia, seperti Australia, Kanada, Jerman, Puerto Riko, Inggris, dan Amerika Serikat dan tentunya tak lepas juga di India.

Hal sebaliknya justru terjadi pada pesaingnya di pasaran. Apple telah meluncurkan iPhone 8 dan iPhone 8 Plus untuk dilepas lebih dari 50 negara dunia. Bahkan Samsung sendiri tercatat telah berhasil meluncurkan Galaxy Note 8 untuk di pasarkan di 40 negara dunia.

Hal ini pun bisa terlihat dari sulitnya mendapatkan informasi berapa jumlah produk rilisan Google yang telah dijualnya, termasuk untu beberapa produk pendahulunya seperti tablet Nexus. Kurangnya pasar banyak diungkapkan para analis sebagai alasan mengapa perusahaan tidak mengeluarkan angka-angka penjualan, meski tudingan produk tidak laku tetap disandang perusahaan.

Regulasi Negara

Salah satu faktor besar yang membuat Google tidak menjual lebih banyak perangkat keras di seluruh dunia bisa jadi karena ia tidak ingin masuk ke negara-negara di mana regulator mungkin akan mengusirnya dengan hak anti-trust atau produk yang tidak bisa dipercaya. 

Anda mungkin telah memperhatikan bahwa di Eropa, Anda hanya bisa membeli Pixel 2 di Inggris dan Jerman. Itu mungkin karena Google sendiri sedang diserang oleh sebagian besar negara di Uni Eropa. Komisi Eropa menabrak perusahaan dengan denda USD 2,7 miliar awal tahun ini , mengklaim bahwa alat perbandingan belanja online Google, melalui mesin telusurnya, memberikannya keuntungan ilegal dibandingkan dengan alat belanja lainnya.

Selain itu, Google juga kemungkinan memang sulit untuk memasukkan produk kembangannya ke negara yang memiliki aturat ketat tentang produk luar negeri, seperti China. Fakta yang perlu diketahui adalah bahwa Google memiliki masalah dengan menawarkan produk dan layanannya di China, salah satu pasar smartphone terbesar di dunia. 

Faktanya adalah pembuat smartphone asal China seperti Huawei, ZTE dan Xiaomi dapat menggunakan Android, namun sayangnya produk mereka tidak dapat dimuati dengan aplikasi Google, dan Google Play Store juga dilarang. Alasan mengapa Google tidak ingin menjual smartphone Pixel sendiri di negara itu. Padahal untuk Apple, saat ini diizinkan menjual iPhone-nya di China.