Sosial Media Jadi Bahan Rekomendasi Penting Gaet Tenaga Kerja Berkualitas

ArenaLTE.com - Pemanfaatan sosial media dalam proses perekrutan atau biasa disebut dengan social recruitment telah menjadi hal yang lumrah di berbagai negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, dan Singapura, sedangkan untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, praktik ini tengah menikmati perkembangannya.

 

Laporan penelitian yang dilakukan LinkedIn terhadap koresponden di berbagai negara di Asia Tenggara dan Hong Kong menemukan dampak negatif yang dirasakan oleh perekrut ketika tidak memanfaatkan social recruitment:

 

Sebesar 51% koresponden mengatakan bahwa mereka  membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengisi suatu posisi ketika tidak memanfaatkan teknik ini, sedangkan 38% koresponden mengatakan bahwa sulit untuk mendapatkan kandidat yang berkualitas.

 

“Tantangannya tidak semata mencari, namun juga mendapatkan kandidat yang berkualitas. Bagaimana pemanfaatan media sosial yang efektif guna menjamin supply kandidat berkualitas?” ujar Feon Ang, Vice President, Talent and Learning Solutions, APAC, LinkedIn

 

Perkembangan tren social recruitment ini bukan tanpa sebab. Lanjut Feon, “Para petinggi dan ahli HR dari perusahaan lokal serta perusahaan internasional di Asia Pasifik mengaku kepada saya bahwa mendapatkan dan memastikan supply kandidat berkualitas merupakan hal yang menantang - kini semua berlomba-lomba menjemput bola, mendapatkan kandidat berkualitas terbaik di pasar.”

 

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah “menyontek” strategi branding di media sosial yang sering diterapkan oleh pemasar. Strategi ini membantu perekrut dalam memasarkan perusahaan dan lowongan yang mereka tawarkan.

 

“Kami menemukan bahwa employer branding yang kuat menjadi kunci sukses social recruitment. Hal ini penting diperhatikan jika ingin memastikan supply kandidat-kandidat berkualitas,” ungkap Feon.

 

Berikut 3 tips untuk social recruitment yang efektif:

  1. Engage: Bangun keterlibatan audiens melalui konten yang relevan dan mendorong audiens untuk memberikan umpan balik. Keterlibatan yang otentik dapat memperkuatemployer branding.
  2. Content: Hindari cara berjualan dalam menyampaikan konten. Namun bagikan informasi yang audiens Anda butuhkan. Dengan membagikan konten yang bernilai, Anda akan membangun membangun kepercayaan audiens mereka dan memperbesar kemungkinan perusahaan Anda menjadi top-of-mind dalam benak audiens.
  3. Promote: Gunakanlah cara pandang pemasar dalam employer branding. Sampaikan pesan melalui media yang tepat dan kenali benar-benar karakter audiens Anda agar dapat berkomunikasi secara efektif.

 

Survei online LinkedIn yang diterbitkan tahun 2017 ini dilakukan pada bulan Desember 2016 pada lebih dari 500 perekrut di Australia, Selandia Baru, India, Hong Kong dan Asia Tenggara. Responden diacak dengan tidak ada batasan jumlah pada  gender atau latar belakang ras.

Leave a Comment