ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Dengan dimotori oleh Amerika Serikat (AS), sejak beberapa tahun belakangan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) telah menjatuhkan sanksi kepada Iran. Seperti diketahui, sanksi yang diberlakukan terkait dengan isu nuklir yang berkecamuk di Timur Tengah. Jenis sanksi yang jatuh ke Negeri Para Mullah ini juga mencakup elemen industri dan perdagangan. Dan baru-baru ini vendor telekomunikasi asal Cina, ZTE, mendapat semprotan keras berupa sanksi dari pemerintah AS. Kok bisa?
Pemerintah AS memutuskan untuk memblokir segala komponen asal perusahaan AS yang akan dijual ke ZTE. Dilansir dari Reuters, hal ini sebagai buah dari terungkapnya penjualan produk ke Iran pada tahun 2012, pada saat itu Iran dalam status embargo oleh AS. Namun faktanya ada komponen asal AS yang disalurkan ke Iran lewat ZTE. Adanya kejadian ini mendapat kecaman keras dari Departemen Perdagangan AS.
Perusahaan teknologi asal Tiongkok tersebut saat ini diselidiki oleh Departemen Perdagangan AS, setelah menandatangani penawaran untuk mengapalkan komponen bernilai jutaan dolar dari beberapa perusahaan teknologi terkemuka Amerika (Microsoft, IBM, Oracle dan Dell) ke operator terbesar Iran, Telekomunikasi Co Iran (TCI). Perusahaan-perusahaan AS tersebut berkilah dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui kontrak untuk TCI dan konsorsium yang menjalankan perusahaan itu.
Reuters melihat bocoran dokumen ZTE yang diperoleh oleh Departemen Perdagangan AS, dimana ditandai dengan label “Top Secret”. Laporan ini mengungkapkan beberapa skema yang dirancang oleh ZTE untuk mengirimkan beberapa produk yang dibuat di AS ke Iran yang jelas-jelas melanggar kontrol ekspor di Amerika Serikat. Dokumen internal lainnya yang diperoleh Departemen Perdagangan AS menceritakan bagaimana perusahaan itu dapat dengan mulus mengekspor barang ke negara-negara lain dan lolos dari sanksi pemerintah AS.
Sekarang ZTE semakin jelas terpojok karena diketahui telah melanggar kontrol ekspor AS. Akibatnya, impor barang milik ZTE untuk masuk ke AS kini dibatasi. Meskipun belum jelas seberapa besar efek pembatasan baru ini akan berpengaruh pada roda bisnis smartphone ZTE, namun dokumen menyebutkan bahwa pihaknya memiliki banyak teknologi dan komponen yang disuplai dari pemasok di banyak negara bagian di AS meliputi chip atau perangkat lunak.
Dengan kata lain, pembatasan baru ini tidak banyak berpengaruh pada produksi perangkat ZTE, kecuali untuk komponen-komponen atau suku cadang yang di dapat dari sumber yang berasal dari luar AS. Namun konsekuensinya, jika ZTE mengimpor komponen dari luar AS, tentu harus membayar harga yang lebih tinggi atau menerima pengiriman jauh lebih lambat. Dan tentu saja berpengaruh pada jadwal rilis dan harga dari flagship terbaru mereka. Sebagai informasi, beragam komponen smartphone banyak berasal dari AS, sebagai contoh adalah chip prosesor.
Langgar Protokol, ZTE Hadapi Sanksi dari AS
Artikel Menarik Lainnya:
- Gandeng ERAJAYA DIGITAL, Smartphone ZTE Kembali Hadir Di Pasar Indonesia
- Salah Tafsir Netizen, Untungkan ZTE Dengan Lonjakan Saham Capai 21%
- ZTE Mendukung Pemulihan Jaringan Telekomunikasi di Sulawesi Tengah
- ZTE Siapkan 5 Teknologi Terbaru 5G Untuk Indonesia
- Larangan AS Dicabut, ZTE Network Melanjutkan Bisnis di Telkom Indonesia