ArenaLTE.com - Jika menelisik lebih jauh perihal Galaxy Note 8 yang dikembangkan oleh Samsung, tak sedikit yang menginformasikan ada teknologi tanggung di dalamnya. Inovasi yang dibuat nanggung, seolah buntu dan tidak terselesaikan dengan baik. Hanya satu yang terasa berbeda bila dibandingkan dengan produk sebelumnya Galaxy Note 7, yakni kehadiran baterai yang tidak meledak.

Samsung sebelumnya memang menjanjikan akan kehadiran dan perbaikan pada seri terbaru di keluarga Galaxy Note. Dan hal itu terbukti. Seri terbaru yang menyandang nama Galaxy Note 8 ini resmi hadir dengan kekuatan baterai yang lebih baik dari sebelumnya. Tetapi sayang, hal ini pun masih terasa tanggung. Kapasitas baterainya terasa kurang padahal ada beragam fitur yang diperkirakan akan mengkonsumsi tenaga lebih besar dari kapasitas yang ada.

Hal ini disampaikan langsung oleh laman Android Authority yang menyebutkan bahwa baterai kapasitas 3.300 mAh, tak seharusnya ada di Galaxy Note 8. Dengan bodi yang besar, akan lebih baik Samsung menggunakan kapasitas yang besar juga untuk mengakomodasi dan memaksimalkan fitur yang ada di dalamnya.

Dalam laman juga disebutkan, kapasitas baterai sebesar 3.300 mAh tersebut rata-rata hanya mampu bertahan dengan kisaran waktu 18 hingga 24 jam. Tak disebutkan untuk pemakaian normal atau lainnya, tapi kami pastikan hal itu biasanya hanya dimanfaatkan sesekali untuk menelpon dan selebihnya hanya untuk standby.

Galaxy Note 8 juga diungkapkan sebagai perbaikan dari keluarga seri Galaxy S8, salah satunya adalah penempatan sensor yang lebih rapih. Note 8 dilengkapi dengan kamera ganda di sebelah kiri, dengan sensor denyut jantung dan LED Flash yang bersebelahan dengan sensor sidik jari. Letaknya ada pada bagian belakang bodi, lebih mudah ditemukan dibanding dengan seri S8.

Selain itu, BixBy yang dikabarkan sebagai asisten digital terbaru dari Samsung pun sangat terasa tanggung bahkan lebih menjurus ke arah kurang. Bayangkan, di saat Siri dan Google Talk mampu menerjemahkan lebih 40 bahasa negara di seluruh dunia. Asisten kembangan perusahaan Korea Selatan ini hanya mampu menerjemahkan 2 bahasa negara, dan Samsung masih berusaha untuk melegalkan hal tersebut untuk dirilis secara global. Come On Samsung, wake-up!