ArenaLTE.com - Di saat dunia memasuki era 4G LTE, pabrikan smartphone asal Taiwan, HTC masih berani mengeluarkan seri baru yang belum mendukung LTE. Namanya HTC Desire 620G. Kok nekat? Tidak juga, karena betapapun, layanan LTE di Indonesia baru dimulai, dan masih ada waktu tiga tahun ke depan untuk benar-benar matang. Sebelum itu, tentulah keberadaan 3G sebagai teknologi sebelumnya masih akan dipakai.
Bahkan mungkin lima tahun ke depan, diperkirakan orang masih membutuhkan 3G. Karena, penyebaran LTE belum tentu bisa benar-benar menggantikan peran 3G hingga ke pelosok-pelosok. Jadi, langkah HTC menawarkan smartphone baru yang hanya mendukung 3G, bukanlah upaya buang duit. Toh, berapa lama sih usia pakai sebuah smartphone? Satu tahun saja kalian sudah bosan kan, dan sudah kepingin buru-buru ganti yang baru.
Desain
Sangat mudah mengenali sebuah smartphone HTC, apalagi dari serial Desire, yang ketahuan sekali dari patron lengkung di sudut-sudut badannya. Form factor dan tampilan terlihat bagus. Tapi tentu saja tidak mencerminkan high class smartphone. Desire 620G jelas dirancang untuk segmen menengah, terutama untuk kaum muda.
Material body terbuat dari plastic glossy, yang membuatnya tidak enak dipegang kalau telapak tangan sedang berkeringat (licin). Dan bodi plastik model begitu, seperti biasanya, akrab dengan jejak-jejak jari di sekujur badannya. Jadilah ponsel ini belepotan sidik jari, kecuali kalian mau rajin-rajin mengelap bodinya biar tetap kelihatan kinclong.
HTC Desire 620G ini juga, menurut kami, rada kebesaran ukurannya. Padahal layarnya berukuran 5 inchi. Artinya, rasio penampang layar dengan ukuran ponsel kurang optimal dengan 63.2% screen-to-body ratio. Banyak area mubazir yang tak terpakai. Contohnya, meski ada area luas di bagian bawah layar, HTC malah memilih tombol virtual untuk navigasinya. Dimensi yang dimilikinya, membuat ponsel ini rada kurang pas di ukuran genggaman tangan rata-rata orang Indonesia.
Display
HTC mesti diakui dari dulu terkenal unggul dalam teknologi layar. Tampilan layar pada ponsel-ponsel HTC pada umumnya punya kualitas jempolan. Terutama pada serial atasnya. Tapi tak usah berharap banyak pada seri satu ini. Kualitas tampilan layar HTC Desire 620G cuma rata-rata saja, tak begitu istimewa. Namun perlu diingat, smartphone ini memang bukan diposisikan pada segmen atas. Seri satu ini merupakan andalan HTC untuk kelas menengah bawah. Jenis layarnya sendiri memakai Super LCD berukuran 5 inci, yang seperti sudah disebutkan, rasio bentang layar dengan luas permukaan depan secara keseluruhan, kurang optimal.
Resolusi yang dibenamkan berkualitas HD (720x1280 piksel) sehingga menghasilkan kerapatan sekitar 294 ppi. Bagus, karena titik-titik piksel berjajar lebih rapat memproduksi gambar yang halus dan terlihat natural. Performa layar sendiri cukup memuaskan. Responsif pada sentuhan jari, disertai dengan pergerakan layar (slide) yang halus. Oh ya, tidak ada informasi jika seri ini dilapisi panel anti gores. Jadi hati-hati memperlakukan layar sentuhnya. Saran saya, beli pelindung anti gores supaya lebih aman.
OS & Antarmuka
Saya agak heran, kenapa HTC melempar produk baru mengandalkan Android versi lama 4.4.2 KitKat dengan antarmuka HTC Sense UI lama yang tak mendapat penyegaran secara kosmetik. Ujung-ujungnya, saya hanya mendapati tampilan lawas. Ikon dan fontasi terlihat kaku serta membosankan. Ponsel ini menyuguhkan tombol back, home dan recent app yang tampil secara virtual di layar sentuhnya.
Tapi jika bicara efisiensi dan optimalisasi antarmuka, HTC Desire 620G masih cukup jempolan. Transisi antar menu terasa halus dan cepat, ditunjang tampilan fitur yang mudah diakrabi. Mengandalkan konsep dasar (native) Android yang menyediakan homescreen dan app tray (menu aplikasi). Kita juga bisa mengakses notifikasi dengan menarik layar dari atas ke bawah.
Kamera
https://instagram.com/p/9IDjNczG_V/
https://instagram.com/p/9IEfSrTGww/
https://instagram.com/p/9IEYvdzGwj/
Seperti kebanyakan smartphone masa kini, HTC Desire 620G juga dilengkapi dua kamera. Satu kamera di belakang dengan kapasitas 8 MP sebagai kamera utama, dan dilengkapi lampu flash. Satu lagi berada di depan, kapasitasnya 5 MP tanpa flash, yang fungsi utamanya apalagi kalau bukan buat selfie.
Kameranya memiliki bukaan (f/number) 2.4, yang sebetulnya ukup memadai untuk merekam dalam kondisi cahaya rendah. Dan memang dalam pengujian, sensor kamera cukup bagus untuk digunakan pada situasi cahaya rendah. Mampu menghasilkan gambar yang cukup terang, meski terjadi sedikit blur dan noise.
Sementara pada situasi cahaya yang bagus, hasil foto terlihat memuaskan. Tajam, dengan komposisi warna mendekati natural, serta masih cukup tajam ketika gambar/foto diperbesar. Ini menunjukkan lensa dan sensor kamera memiliki kualitas yang baik. Mau foto yang lebih ciamik lagi? Gunakan mode HDR yang tersedia. Mode ini memberi keseimbangan cahaya serta fokus yang lebih baik. Namun sebaiknya gunakan tripod, atau taruh ponsel pada dudukan ketika menggunakan mode ini. Bila tidak, hasilnya akan terlihat blur.
Multimedia
Sektor ini tak terlalu ketinggalan jaman karena HTC Desire 620G sudah bisa menjalankan berbagai format video termasuk resolusi full HD 1080p. Di sektor musik, saya menemukan pemutar musik khusus dengan antarmuka ‘klasik’. Tapi meski berkonsep lama, HTC tetap menyelipkan equalizer sebagai pelengkap.
Pokoknya, jika ada di antara kalian yang pernah memiliki HTC lama mungkin akan teringat pernah menggunakan pemutar musik ini. Bahkan, dibandingkan dengan pemutar musik bawaan Android-nya terlihat kalah set. Baik dari segi tampilan maupun fitur. Tertanam juga radio FM sebagai penyempurna sektor hiburan.
Bagaimana kualitas suaranya? Memang HTC Desire 620G memasang dua corong speaker di area depan bodi. Diklaim stereo tapi suara yang terpancar kurang bertenaga. Untung saja kualitas audionya bisa diandalkan dengan harmonisasi bass dan treble yang baik.
Performa
Desire 620G dilengkapi octacore 1.7 GHz prosesor buatan Mediatek. Ini sudah cukup bagi smartphone yang memang diposisikan di kelas menengah ini. Lagipula, dapur pacunya ini mampu menopang kelincahan kerja si Desire 620G. Bisa menjalankan beberapa aplikasi sekaligus tanpa gangguan berarti. Hanya ada sedikit tren cepat panas saja.
Kapasitas ruang memori yang tersedia tak begitu besar, hanya 1 GB RAM, dan total 8 GB untuk ruang penyimpanan. Itupun masih disokong slot memri eksternal, untuk penyimpanan aneka berkas, yang menurut keterangan pabrikannya, mampu menerima memori eksternal dengan kapasitas hingga 32 GB. Sejauh hasil uji coba, ponsel masih mampu memproses dengan baik data-data yang tersimpan di kartu memori eksternal jenis Micro SD yang kapasitasnya 32 GB.
Baterai
Untuk mentenagai Desire 620G, dipasanglah baterai jenis lithium polymer berkapasitas 2.100 mAh. Sebenarnya, kapasitas sebesar itu hanya akan mensuplai tenaga yang pas-pasan saja. Makanya, ketika dipakai menjalankan aplikasi-aplikasi berat, terlihat sekali tenaga baterai cepat tergerus. Ini agak kurang ideal bagi sebuah smartphone yang pastinya frekuensi penggunaannya bakal tinggi.
Konektivitas
Satu hal yang patut disayangkan adalah smartphone ini belum mendukung 4G LTE. Smartphone ini hanya berbasis 3G/HSDPA dengan satu micro SIM card primer saja yang bisa terkoneksi jaringan tersebut. Slot micro SIM satu lagi lebih fokus difungsikan untuk aktifitas voice dan SMS.
HTC Desire 816G menanamkan berbagai konektivitas standar seperti Bluetooth v4.0,Wi-Fi a/b/g/n dan WLAN. Tak ketinggalan GPS (a-GPS) sudah dibenamkan untuk mendukung fitur seperti peta. Port microUSB v2.0 bisa dipakai untuk pengecasan dan transfer data. Ada sedikit masalah saat hendak mentransfer data dari PC ke ponsel, HTC Desire 816G kadang tidak mau terbaca sebagai media. Ponsel ini tidak mendukung fitur USB OTG dan tak disediakan fasilitas seperti NFC.
Value for Money
Informasi yang kami terima, Desire 620 G beredar di pasaran pada tingkat harga IDR 2,8 juta. Mahal? Mungkin iya. Tapi mengingat kualitas smartphone ini yang cukup baik, performa yang cukup handal, kelengkapan fitur serta performanya dalam menjalankan fitur-fitur yang ada, rasanya harga yang diterapkan masih pantas-pantas saja.
Sederhananya, meskipun harganya seperti ketinggian, tetapi nilai dan fungsional yang diberikan ponsel ini sebanding dengan harga tersebut.