ArenaLTE.com - Anda mungkin pernah, atau malah sering, mengalami situasi seperti ini. Terjebak di kemacetan parah, sementara klien sudah menunggu. Atau, harus segera sampai di kantor, karena boss yang pemarah sudah menunggu laporan Anda, sementara Anda masih berkutat menembus kemacetan. Rasanya kepingin teriak….aarrrrrggghh!
Fenomena seperti itu biasa terjadi di kota-kota besar. Yang kian hari makin tenggelam dengan persoalan kemacetan lalu lintas. Yang akibatnya lagi, makin mengurangi mobilitas orang, terutama para pekerja yang karena tugasnya harus bergerak dari satu tempat ke tempat lain. “Dulu bisa pergi ke empat lima tempat sehari. Kini paling-paling cuma dua tempat. Waktunya habis di jalan,” kata Harry Pratomo, seorang tenaga pemasaran di sebuah perusahaan produk teknik.
Untungnya kini ada smartphone dan penyedia layanan koneksi internet bergerak. Sehingga, sedikit banyak ikut memberi solusi bagi para pekerja perkotaan. Karena, dengan itu sebagian urusan kantor masih bisa dikerjakan di jalan, sambil mengaso di café ataupun di dalam mobil ketika terjebak macet. Urusan komunikasi dan koordinasi, memeriksa, memperbaiki ataupun membuat dokumen, bisa dilakukan melalui ponsel cerdas, sekaligus mengirimkannya.
Itulah juga, kenapa makin banyak orang memakai smartphone dan semakin banyak pula yang tergantung pada smartphone. Data yang dikumpulkan lembaga survey Emarketer menunjukkan, pada 2017 ini diperkirakan ada 80 juta lebih pengguna smartphone di Indonesia. Tahun depan, jumlahnya diperkirakan sudah melewati angka 100 juta pengguna. Dan keseluruhan pengguna smartphone, sudah menggunakan perangkatnya untuk mengakses internet.
ArenaLTE mencoba merekam tren itu, dengan menemui sejumlah pekerja kantoran dan wiraswastawan, dan berbincang soal kehadiran smartphone terkait dengan pekerjaan dan bisnis mereka. Salah satunya adalah Agung K. Sugiharto. Ia adalah seorang manajer pengembangan bisnis di sebuah perusahaan konsultan IT di Jakarta. Pekerjaannya banyak menuntut Agung bertemu dengan klien.
“Sebagian besar (75%) pemakaian smartphone saya untuk menunjang kerja,” kata pria yang tinggal di Depok ini. Agung terbiasa berkorespondensi dengan email melalui smartphone-nya. Baik untuk meminta dokumen, memeriksa dan memperbaiki, atau membuat laporan, draft kerjasama dan sebagainya. Ia juga tak khawatir dengan kebutuhan foto, yang bisa diambilnya melalui kamera di ponsel, maupun mengunduh dari situs-situs internet.
Agung memaksimalkan kemampuan smartphone miliknya dengan terhubung ke layanan cloud, sehingga ia bisa menyimpan, mengambil dan men-share file-file yang ada. Atau memanfaatkan fitur calendar –fitur yang biasanya dicuekin—untuk mengatur jadwal dan agenda kerja. GPS dan maps juga menjadi senjata, ketika harus mencari alamat baru yang entah di mana.
Tak jauh beda dengan yang dilakoni Triyadi Yuwono. Pria muda jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, paling sering menggunakan smartphonenya untuk korespondensi email menyangkut pekerjaan. Entah itu mengirim proposal, surat dan dokumentasi lain, juga Google Drive, calendar untuk membuat skedul. Ia juga menyelipkan aplikasi project management, untuk mengelola projek yang ditanganinya. “Saya sudah sekitar lima tahun ini memakai smartphone, dan memang tujuannya buat hal-hal produktif,” kata Triyadi, yang menjalankan bisnis konveksi dengan brand Harmas ini.
Itu juga yang diungkapkan Rachmat Wahyudi, yang berprofesi sebagai chef. “Kalo saya malah smartphone hampir sepenuhnya digunakan buat kerja,” kata pria yang akrab dipanggil Chef Yudi ini. Pria yang menjalankan usaha catering ini, sekaligus sesekali memberikan pelatihan memasak, paling sering menggunakan smartphone untuk berkorespondensi dengan klien dan konsumen. Mengirimkan penawaran berikut foto-foto contoh makanan hasil olahannya. Makanya, ia menggunakan smartphone yang punya fitur kamera bagus. “Biar hasil fotonya keren,” kata Yudi, yang juga aktif di organisasi Indonesia Chef Association (ICA) ini.
Perkembangan teknologi memang membuat smartphone bisa melakukan banyak hal. Terutama untuk pendukung mobile office. Meskipun, tetap saja ada fungsi yang dibutuhkan, tetapi belum tersedia pada smartphone yang ada. “Misalnya autosync dengan resources di laptop/PC tanpa docking,” kata Agung, sembari menambahkan, juga diperlukan multi profile activity secara bersamaan, agar urusan satu dengan yang lainnya tak tertukar-tukar.
Satu lagi kemampuan yang sebenarnya penting untuk hadir di smartphone adalah projector. Selama ini untuk presentasi proposal atau apapun harus menggunakan perangkat projector, yang dihubungkan ke laptop, dan ditampilkan di sebuah layar lebar. Karena itu, biasanya presentasi dilakukan di kantor, yang punya ruang dilengkapi proyektor. Tapi bayangkan, Anda bisa melakukan presentasi di mana saja, dengan menggunakan smartphone beserta projector sekaligus. Praktis, bukan?
Bagi Harry, yang terbiasa mempresentasikan produk-produk dari perusahaannya, fitur seperti itu sangat ia tunggu. “Kan enak, sembari ngopi dengan klien, saya bisa memperlihatkan produk-produk saya dengan lebih jelas. Tak usah ngintip-ngintip di layar ponsel yang kecil ini,” katanya. Chef Yudi juga mengiyakan. “Biar lebih meyakinkan saja, saya memperlihatkan menu dan contoh makanan, sambil saya jelaskan langsung,” kata Yudi.
Agung sepakat dengan itu, meskipun menurutnya, fitur proyektor pada smartphone lebih pas pada profesi-profesi tertentu. “Untuk sales forces, fitur itu akan sangat membantu,” katanya. Untuk kalangan fotografer, atau siapapun juga yang hobi memotret, proyektor pada smartphone juga akan memudahkan memperlihatkan hasil foto kepada klien, atau siapa saja, dengan lebih jelas. Tanpa harus menenteng-nenteng perangkat proyektornya. Cukup lewat smartphone. Lebih praktis tentunya.
Senada dengan Agung, Triyadi juga berpendapat, fitur itu akan sangat bermanfaat pada kalangan yang memang lebih banyak bergerak dan bertemu orang-orang di lapangan. “Bagi bisnis seperti kami, sepertinya belum terlalu perlu. Tapi mungkin suatu saat diperlukan juga, untuk memperlihatkan contoh-contoh produk kami,” ujar Triyadi.
Saat ini, memang belum ada smartphone yang memiliki kemampuan itu. Pernah ada satu produk ponsel asal Cina, yang dilengkapi fitur proyektor. Namun kualitas tampilannya masih kurang bagus, dengan perangkat ponselnya sendiri yang agak besar dan berat.
Hari ini dengan diperkenalkannya Moto Z, Moto Z Play dan Moto Mods, berbagai kemungkinan itu menjadi tidak terbatas. Dua smartphone flagship yang luar biasa dan jajaran aksesoris revolusionernya yang bisa diganti-ganti akan mengubah pengalaman menggunakan smartphone dengan satu ’snap’. Kamera dengan kemampuan super zoom. Baterai dengan kapasitas besar. Proyektor layar besar. Sebuah Boombox. Pilihan ada di tangan Anda.
Kini, fitur proyektor dihadirkan lagi lewat produk inovasi smartphone modular keluarga seri Z yakni Moto Z, Moto Z Play dan yang terbaru Moto Z2 Play beserta beberapa moto mods – aksesoris revousionernya yang bisa diganti-ganti, menawarkan berbagai kemungkinan dalam penggunaaan smartphone itu menjadi tidak terbatas.
Moto mods yang yang kini tersedia diantaranya Hasselbald True Zoom mod - mod Kamera dengan kemampuan super zoom, Incipio offGRIDtm Power Pack Mod – mod baterai dengan kapasitas besar. JBL® SoundBoost Speaker mod – mod speaker dan Insta-Share projector - mod proyektor mengubah tampilan di smartphone menjadi proyektor film 70 inci. Semua pilihan ada di tangan Anda.
Smartphone modular beserta aksesoris revolusioner ini dihadirkan Motorola yang terkenal dengan inovasi teknologi dan standar kualitas produk yang tinggi ini, untuk memenuhi kebutuhan serta memudahkan para pekerja perkotaan untuk beraktivitas secara mobile. Salah satu mod-nya yakni Insta-Share projector mods adalah perangkat tambahan yang dipasangkan secara magnetis ke smartphone modular Motorola keluarga seri Z, misalnya yang terbaru Moto Z2 Play, akan menambahkan fungsi canggih projector portable yang ringkas dan praktis dan menjadi satu dengan smartphone.
Dengan perangkat itu, pengguna bisa memindahkan tampilan dari layar ponsel yang berukuran 5.5 inch menjadi tampilan selebar 70 inci, di permukaan datar apapun dan berwarna terang. Anda bisa memamerkan hasil jepretan terbaik, presentasi yang menawan, atau menonton video bareng-bareng. Itu diimbangi dengan kualitas keluaran suara yang juga menawan.
Asyiknya lagi, Insta-Share projector ini ukurannya tak besar, dilengkapi dengan dudukan segitiga agar Motorola Z2 Play mantap di tempatnya, serta, punya baterai cadangan untuk menambah panjang durasi presentasi ataupun tayangan video. Baterai cadangannya mampu menyuplai daya tambahan hingga 1 jam. Cara menggunakannya gampang, tinggal pasangkan pada Z2 Play, dan aktifkan moda proyektornya. Dan anda sudah langsung bisa memulai presentasi pekerjaan Anda.
Agung, yang mengaku sudah memakai smartphone dari sejak awal kemunculan smartphone, dan juga pecinta produk Motorola, tersenyum-senyum penuh arti, ketika tahu soal smartphone modular Motorola, salah satunya Moto Z2 Play yang memiliki kemampuan memberikan kemudahan melalui aksesoris moto mod projector portablenya yang compact dan praktis ini dapat memberikan kemudahan dalam pekerjaannya. Sepertinya dia ngebet, kepingin punya.###
Agung K. Sugiharto: “Smartphone saat ini sudah mulai menggantikan fungsi Laptop/PC. Aktivitas kantoran ringan sudah bisa dilakukan lewat smartphone. Seperti, berbagi resources yang diletakkan di cloud server.”
Rachmat Wahyudi: “Saya banyak menggunakan smartphone untuk memasarkan produk dan layanan saya. Fitur proyektor? Wah, pasti berguna untuk menunjukkan contoh-contoh menu kami.”