“Kalau memang dikaitkan dengan adanya konten2 radikal dan teroris harusnya bisa melakukan pemberantasannya secara targeted ke source konten dan komunitas teror/radikal nya tidak ke platform utamanya yaitu telegram,” jelas Luke, saat dihubungi via WhatsApp.
Baca juga :
* Penutupan Akses Aplikasi Telegram Sebatas Perangkat PC
* WhatsApp Resmi Blokir Link Message dari Telegram
* Penutupan Akses Aplikasi Telegram Sebatas Perangkat PC
* WhatsApp Resmi Blokir Link Message dari Telegram
Luke menambahkan penutupan ini sangat berimbas menggangu jalan dan kemajuan bisnis di Tanah Air, sudah banyak hal yang bisa dilakukan di dalam Telegram. Namun, bila penutupan ini berjalan terus otomatis pengguna harus migrasi pada platform lain.
Dirinya mengungkapkan bahwa masih banyak komunitas dan konten yang produktif yg memanfaatkan telegram utk pendidikan, business dan hal hal yang menunjang ekonomi.
”Saya punya channel Telegram sudah lebih dari 3500 member memberikan rekomendasi dan edukasi pasar modal dan juga group edukasi pasar modal yg memiliki 1800 member, mereka menggunakan jasa kita utk transaksi dan edukasi saham setiap hari dan realtime,” tegasnya.
Dirinya juga menyesalkan akan keputusan Pemerintah ini, sehingga akan timbul keresahan dari pelaku bisnis yg mengandalkan telegram bahkan harus migrasikan komunitas. Dan kebanyakkan dari mereka bukanlah Teroris seperti yang disangkakan Kemkominfo.