Ini Aturan Penerapan Sistem Operasi Android Yang Perlu Diikuti Produsen

ArenaLTE.com - Sistem operasi Android memang berbasis opensource, namun hal itu tidak bisa dibebas artikan bahwa pengembangnya bebas mengubah atau melakukan editing di dalamnya di luar dari garis peraturan yang telah ditetapkan. Seperti halnya Xiaomi yang diungkapkan sering menabrak aturan dari opensource yang telah ditetapkan, bahkan hingga produk terbaru mereka Xiaomi Mi A1.

Dilansir dari laman androidauthority, Xiaomi berungkali disinggung karena banyak melanggar aturan dari opensource dan kerap bersinggungan dengan GPL. Dan sayangnya, perusahaan tidak melakukan atau menghadapi konsekuensi dari aturan yang telah ditabraknya. Android yang berbasis opensource memiliki aturan dari GPL yang harus diterapkan oleh setiap vendor.
Berikut adalah sinopsis singkat seluk beluk undang-undang yang mengatur Android:
  • Android berbasis Linux , sebuah sistem operasi open-source. Linux diterbitkan di bawah General Public License (GPL) , yang mengatur bagaimana Linux dapat digunakan, diedit, dan didistribusikan.
  • Di atas kernel Linux, ada banyak komponen lain untuk Android. Sebagian besar juga dilisensikan dengan lisensi "open source". Lisensi pilihan untuk Android Open Source Project adalah  Lisensi Perangkat Lunak Apache, Versi 2.0 ("Apache 2.0"), dan sebagian besar perangkat lunak Android dilisensikan dengan Apache 2.0.
  • Siapapun bisa mendownload dan share kernel Linux secara gratis. Jika mereka mengedit kode Linux dengan cara apa pun, mereka dapat membagikannya juga, selama mereka membuat sistem yang diubah tersedia agar orang lain dapat mendownload dengan bebas. Ini karena turunan Linux mereka masih terikat dengan GPL.
  • Karena Android adalah turunan Linux, maka terikat oleh GPL. Oleh karena itu, kode sumber Android harus tersedia secara gratis bagi siapa saja yang ingin melihatnya .
  • Jika ada yang mengubah kode sumber Android , itu juga terikat pada lisensi masing-masing. Jika kode baru tersebut kemudian diubah, itu diatur dengan lisensi yang sama.
Pelanggaran GPL mungkin bisa dimengerti bila tidak ada gangguan dalam Android system yang diadopsi oleh banyak vendor, bahkan termasuk pengubahan di dalamnya. Pasalnya, jika source pengubahan telah disiarakan oleh vendor, maka akan ada banyak versi perbaikan yang bisa dilakukan oranglain yang lebih mengerti.

Samsung yang tercatat sebagai produsen besar pada smartphone mengikuti hal tersebut, hal itu terlihat dari kehadiran Galaxy S8 dan S8+. Diluncurkan pada 21 April 2017 lalu, namun lima hari setelahnya perusahaan menghadirkan sumber kode perangkat dalam situs dukungan mereka.

Galaxy S8 menjalankan versi modifikasi Android yang dikenal dengan Samsung Experience. Perusahaan telah menyediakan kernel yang berisi kode unik untuk banyak orang bisa mengubahnya, dan hal tersebut amat disayangkan tidak diikuti oleh Xiaomi. Padahal pada seri Mi A1 perusahaan melakukan pengubahan di dalamnya persis seperti yang dilakukan Samsung. 

Leave a Comment