ArenaLTE.com - Ancaman kejahatan siber (cyber attack) setiap tahun semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan teknologi digital. Tidak hanya industri jasa keuangan saja, serangan penjahat siber ini menyerang berbagai industri lainnya. Tidak hanya perusahaan, dampak serangan virus, malware dan ransomeware juga menyerang perangkat mobile seperti smartphone.
Serangan siber menggunakan Ransomeware ini mengincar data pribadi yang dangat penting bagi penggunanya. Serangan siber yang semakin meningkat ini juga disebabkan oleh komersialisasi data hasil kejahatan yang kini menjadi bisnis besar dan menguntungkan.
Baru-baru ini Avast, penyedia layanan keamanan internet mengeluarkan fakta dan data menarik tentang ransomeware. Dimana enkripsi file yang mengunci file penting menjadi serangan umum ransomeware yang paling banyak terjadi, hingga 80%.
Jumlah tebusan para penjahat siber ini beragam mulai dari $300 hingga $10.000. Setiap tahun kerusakan total dari ransomeware ini seniai $1 miliar dan meningkat hampir dua kali lipat setiap tahun. Avast sendiri menyatakan bahwa setiap bulan ereka berhasil menghentikan 3,5 miliar serangan malware.
Negara Amerika Serikat, Rusia dan Brasil menjadi negara yang paling banyak ditarget oleh ransomeware. Berikut ini Infografis tentang Ransomware dari Avast yang menyerang dibeberapa dunia baik baik fasilitas umum punya pemerintah maupun perusahaan swasta untuk meminta tebusan uang.
Infografis : Data Dan Fakta Avast Tentang Serangan Ransomeware
Artikel Menarik Lainnya:
- Hati-hati! Aplikasi Pelacak Corona Ini Disusupi Ransomware. Namanya CovidLock
- Begini Memaksimalkan Firewall Untuk Memblokir Ransomware
- Avast : Waspada, 1 dari 5 Komputer Rumah Beresiko Serangan Siber
- Avast Threat Lab Luncurkan apklab.io Platform Pemburu Malware Android
- Avast : 2 Dari 5 Perangkat Smart Home Memiliki Resiko Keamanan Siber