ArenaLTE.com - Teknologi 4G bisa dibilang masih termasuk 'belia' hadir dalam kehidupan kita. Tapi belakangan gaung teknologi 5G sudah mulai menyeruak. Disinyalir pula jika teknologi 5G dapat mempercepat kehidupan digital di masa depan.

Huawei merupakan salah satu pemimpin dunia dalam meluncurkan 3G dan 4G. Untuk 5G, Huawei mengklaim mereka menjadi yang terdepan. Teknologi 5G ini menjadi strategi prioritas dan diinvestasikan secara penuh oleh Huawei dari awal hingga akhir proses pengembangannya sejak tahun 2009, mulai dari rancangan arsitektur hingga formulasi standar dan pengarsipan paten.

Tim Huawei yang fokus di bidang 5G juga telah berkontribusi secara terus menerus dalam pengembangan industri 5G, termasuk mengindentifikasi kebutuhan di masa depan, hingga uji lapangan paling awal untuk teknologi antarmuka udara pada frekuensi 6GHz.
 
Dalam berbagi hasil penelitian teknologinya dengan seluruh industri 5G, Huawei berkolaborasi dengan berbagai organisasi global terkemuka di ekosistem 5G, antara lain Metis dan 5GPP di Eropa, IMT-2020 di Tiongkok, 5GMF di Jepang, dan 5G Forum di Korea Selatan.

Untuk pengimplementasian 5G, Huawei mendirikan laboratorium di Munich, Jerman, dimana Huawei bekerja sama dengan manufaktur mobil Jerman dalam mengadopsi 5G sebagai enabler di sektor mobil tanpa kemudi. 

Baru-baru ini, Huawei juga menyelenggarakan demonstrasi pengendalian kendaraan dari jarak jauh yang berbasis 5G pertama di dunia bersama dengan China Mobile dan SAIC Motor di ajang Mobile World Congress (MWC) 2017 di Shanghai, Tiongkok. 

Dalam demonstrasi ini, Huawei menyediakan solusi 5G nirkabel yang menghubungkan iGS, mobil pintar milik SAIC Motor dengan koneksi milik China Mobile. Dalam proses demonstrasi, sinyal kontrol untuk roda kemudi, gas, dan rem dikirimkan melalui jaringan 5G, dengan pengemudi yang berada di jarak lebih dari 30 kilometer dari kendaraan. 

Demonstrasi ini membuktikan potensi pita lebar (bandwidth) yang tinggi, dan potensi latensi yang rendah di frekuensi C-band, yang dapat menjadi dasar bagi pengembangan kendaraan pintar terhubung di masa depan. Remote driving memiliki banyak keunggulan, terutama untuk lingkungan yang berbahaya seperti lokasi penambangan dan tempat pembuangan limbah. 

Selain itu, remote driving juga dapat dimanfaatkan dalam keadaan darurat, seperti misi penyelamatan manusia pada saat terjadi bencana.Meskipun 5G masih dalam tahap standardisasi, beberapa jaringan pre-commercial akan muncul di dunia global paling cepat di tahun 2018. 

“Sementara untuk Indonesia, perkembangan jaringan ini sudah baik, namun Indonesia sudah dapat mengadopsi teknologi 5G pada beberapa komponen teknologi LTE yang tersedia. Hal ini dapat nembuat jaringan lebih siap satu langkah untuk mengadopsi evolusi 5G selanjutnya di masa depan. 

Pengimplementasian jaringan ini dapat meningkatkan kualitas jaringan dan menawarkan efisiensi tinggi dengan menggunakan sumber daya yang sudah ada,” ujar Mohamad Rosidi, Direktur Strategi dan Marketing TIK, Huawei Indonesia.

Berdasarkan uji coba kolaboratif antara Huawei dan Telkomsel, implementasi Massive MIMO merupakan salah satu teknologi utama untuk 5G, keberhasilan uji coba ini dapat mewujudkan pengalaman 5G di jaringan 4.5G dan juga menandai dimulainya perjalanan 5G bagi Telkomsel di tahun 2017. 

Di bulan Mei, Huawei dan Telkomsel juga menyelesaikan uji coba langsung (live demo) untuk teknologi 5G dan berhasil mencapai kecepatan hingga 70Gbps, yang mana dapat memberikan beragam layanan di skenario berbeda. 

Kehadiran teknologi 5G memungkinkan “Everything on Mobile and Connected”, dimana semua hal dapat dioperasikan melalui perangkat mobile. Akses jaringan mobile juga dapat mengubah industri telekomunikasi, dengan memungkinkan semua hal terkoneksi kapan saja dan dimana saja. 

Di masa yang akan datang, akses nirkabel pada akhirnya akan digunakan. Teknologi 5G akan memberikan jaringan nirkabel yang fleksibel, dapat diandalkan, dan aman untuk menghubungkan individu dengan seluruh aplikasi, layanan, dang hal lainnya sehingga dapat menuntun masyarakat ke era “Everything on Mobile and Connected”. 

Di era “Everything on Mobile and Connected”, jaringan mobile harus dapat memenuhi kriteria dari tiga dimensi, yaitu jumlah koneksi, latensi dan throughput. Inovasi teknologi, terutama 5G, dapat mempercepat langkah untuk menuju dunia yang terkoneksi dengan lebih baik. 

Telah diantisipasi bahwa masa depan akan menyaksikan perwujudan dari pengalaman dan aplikasi baru seperti mobil tanpa kemudi, operasi dari jarak jauh, Virtual Reality (VR), dan hiburan imersif berbasis VR. 

5G dapat memenuhi berbagai skenario aplikasi dengan koneksi antar benda menjadi skenario yang utama, termasuk sistem mengemudi otonom, kendaraan terkoneksi (V2X), pengiriman melalui drone, dan otomasi robot industri (Industry 4.0). 

Bagian terpenting dari koneksi 5G adalah kemampuannya dalam menghadirkan VR dan AI (Artificial Intelligence) yang lebih baik, menghubungkan mesin ke mesin (M2M), dan membawa Internet of Things (IoT) ke tahap selanjutnya. 

5G akan mampu memberikan dukungan yang kuat terhadap perkembangan internet dan
memberikan pengalaman Mobile Broadband (MBB) melalui pemenuhan kriteria untuk tingkat spektrum yang tinggi, tingkat puncak yang tinggi (high peak rates), jumlah koneksi yang banyak dan latensi yang sangat rendah dengan kisaran 1 mili detik, yang memungkinkan operator untuk memberikan lebih banyak koneksi Mobile Network of 
Things (MoT), sehingga mampu mempromosikan industri MBB.

Masyarakat Indonesia sendiri selalu terbuka dalam mengadopsi teknologi baru, yang mana Indonesia baru saja memulai transformasi digital dan fokus dalam memperbaiki infrastruktur TIK dan melakukan inovasi untuk berbagai aplikasi. Teknologi mobile telah mengubah kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk cara berkomunikasi, transportasi, dan e-commerce, sehingga gebrakan di bidang teknologi akan membawa nilai tambah bagi masyarakat di negeri ini.