Plus
- Desain keren
- Performa tinggi
- Memori besar
- Kinerja layar bagus
- Baterai besar plus quick charge
Minus
- Audio kurang oke buat musik
- Macro foto kurang optimal
Score: 7.8
DESAIN
LAYAR
KAMERA
MULTIMEDIA
PERFORMA
VALUE FOR MONEY
Asus melabeli sektor gaming mereka dengan ROG –singkatan dari Republic of Gamers. Untuk smartphone, mereka punya serial ROG Phone. Dan setelah sukses menyita perhatian para gamers sedunia, kini Asus kembali merilis kelanjutan serial ini, yang diberi nama ROG Phone II.
Secara tampilan fisik, sepertinya tak ada perbedaan yang siginifikan antara ROG Phone dan ROG Phone II ini. Masih sama-sama dikemas dalam tampilan gahar khas bernuansa game. Namun bila dicermati, ROG Phone terbaru ini berukuran lebih besar, karena punya layar yang lebih besar. Serta, jeroannya mengalami upgrade yang cukup signifikan. Seperti menggunakan SoC terbaru dari Qualcomm, SD 855 dengan proses teknologi produksi 7 nm –sementara versi awal, memakai SD 845 dengan teknologi 11 nm. Ini tentunya memberi “tenaga” tambahan bagi ROG Phone II, dalam memberikan pengalaman gaming terbaik.
DESAIN
Ukuran : 171 x 77.6 mm
Tebal : 9.5 mm
Bobot : 240 gram
Platform : Unibody
Tebal : 9.5 mm
Bobot : 240 gram
Platform : Unibody
Seperti tadi disebutkan, sepintas memang seperti tak ada beda penampilan ROG Phone II ini dengan pendahulunya. Diberi sentuhan desain yang terlihat sangar dan benar-benar mencerminkan dunia game. Logo satu mata warrior simbol ROG tetap berada di tengah-tengah panel belakang. Logo ini merupakan lampu LED yang menyala dengan warna yang berganti-ganti ketika ponsel diaktifkan. LED logo ROG ini bisa dimatikan dengan cara menon-aktifkan X-Mode.
Sedikit perbedaan ada pada garis-garis ornamen di panel belakang. Pada hape game baru ini, garis ornament ditambahkan di sisi kanan panel belakang, dan diberi sentuhan hologram warnapelangi ketika terkena cahaya. Lainnya ada pada lubang speaker di sisi kiri panel belakang. ROG Phone II hanya punya satu lubang speaker di panel belakang ini.
Ukurannya lumayan bongsor, tebal dan berat –dan memang lebih besar dibanding generasi pertama. Tapi tetap masih enak dalam genggaman. Dan seperti pendahulunya, ROG Phone II ini juga punya slot khusus untuk charging, berdampingan dengan slot untuk headphone (earphone) di sisi kanan body. Gunanya? Ketika main game –yang kebanyakan mengharuskan ponsel dipegang dalam posisi melintang (horizontal), maka posisi slot berada di bawah. Dengan begitu, pengguna tetap bisa main game tanpa terganggu juntaian kabel charger dan earphone.
DISPLAY
Jenis : AMOLED capacitive touchscreen, 16M colors
Ukuran : 6.59 inches, 106.6 cm2
Resolusi : 1080 x 2340 pixels
Rasio Tampilan : 19.5 : 9
Proteksi : Corning Gorilla Glass 6
Ukuran : 6.59 inches, 106.6 cm2
Resolusi : 1080 x 2340 pixels
Rasio Tampilan : 19.5 : 9
Proteksi : Corning Gorilla Glass 6
Dibanding pendahulunya, ROG Phone baru ini punya layar yang lebih lebar. Tentu saja dengan layar yang lebih luas ini, pengalaman gaming menjadi lebih baik, karena bisa menyajikan tampilan game yang lebih utuh. Layar tipe Amoled ini secara kualitas punya tampilan layar yang lebih jernih dan tajam, meski rada boros mengunyah daya baterai.
Meski sudah menganut konsep full view display, namun bentang layar masih terbatasi oleh bezel yang rada tebal di sisi atas dan bawah. Tapi tak mengapa, masih cukup lega untuk menyajikan tampilan game secara maksimal. Malah ada untungnya, tampilan layar tak terganggu oleh lubang kamera selfie –bila menggunakan notch atau punch hole.
Kinerja layar sangat mendukung kenyamanan bermain game mutakhir yang mengandalkan layar sentuh. Layar mampu merespon ( ) titik sentuh sekaligus (multitouch). Ditambah dengan dua soft key yang ada di bagian sisi kiri (dan berada di atas ketika hape dipegang dalam posisi melintang). Pergerakan layar dan performa grafis yang mulus ini berkat GPU Adreno 640 berkecepatan 700 mHz yang dipasangkan di dalam bodynya.
Ada fitur untuk menyetel ukuran layar agar gampang dioperasikan dengan satu tangan. Caranya dengan men-tap tombol home dua kali, tampilan layar otomatis mengecil. Untuk mengembalikan ke ukuran semula, kembali tap dua kali tombol home.
KAMERA
Belakang : 48 MP, f/1.8, 26mm (wide), 1/2", 0.8µm, PDAF, Laser AF
13 MP, f/2.4, 11mm (ultrawide)
Flash Light : LED Flash
Video (rear) : 2160p@30/60fps, 1080p@30/60/240fps, 720p@480fps; gyro-EIS
(except @240/480fps)
Depan : 24MP, f/2.2, 0.9µm
Video : 1080 @30 fps
13 MP, f/2.4, 11mm (ultrawide)
Flash Light : LED Flash
Video (rear) : 2160p@30/60fps, 1080p@30/60/240fps, 720p@480fps; gyro-EIS
(except @240/480fps)
Depan : 24MP, f/2.2, 0.9µm
Video : 1080 @30 fps
Kalau ROG Phone generasi pertama kurang memperhatikan fitur kamera, maka pada generasi kedua ini, sektor kamera lebih diberdayakan dengan cara meng-upgrade kamera utama menjadi 48 Mpix, yang didukung kamera kedua (ultrawide) 13 Mpix. Plus penambahan fitur-fitur pendukung fotografi dan video untuk memperkaya kemampuan kamera.
Seperti, moda night, kemampuan rekam gerak lambat (slo-mo) dan motion tracking untuk video. Sektor video ini malah diperkuat lagi dengan EIS (electronic image stabilization), untuk meredam efek shaking ketika merekam video. Di sini kelihatan Asus ingin memberi nilai tambah bagi smartphone gaming ini, yang tak hanya menyenangkan dipakai gaming, tetapi juga mumpuni sebagai kamera.
Hasil dan kinerja kameranya sendiri? Cukup ampuh mengabadikan momen dalam suasana siang hari di luar ruang dengan kondisi cahaya melimpah. Hasil jepretan nampak jernih, tajam, cerah, dengan warna-warna yang cukup padat. Terutama ketika berhadapan dengan obyek yang memiliki warna terang dan kontras. Seperti tampak pada contoh hasil foto, bunga berwarna merah cerah nampak kontras dengan latar belakang daun hijaunya.
Namun tak begitu mengesankan ketika memotret dalam posisi backlight (menghadap sumber cahaya). Obyek foto di latar depan seperti kehilangan kecerahan warna, tertimpa oleh cahaya yang datang dari belakang obyek. Akibatnya obyek foto yang membelakangi cahaya nampak tak terlalu jelas. Kalau focus diarahkan ke obyek latar depan, maka walaupun obyek nampak lebih jelas, namun foto seperti kelebihan cahaya (over exposure).
Potret jarak dekat (macro), mekanisme fokusnya hanya sanggup bekerja paling dekat dalam jarak sekitar 10 cm. Lebih dekat dari itu, lensa kepayahan mengunci focus. Kadang malah tak tepat pada obyek yang diinginkan, meski sudah men-tap obyek pada layar. Karenanya, kurang bisa diandalkan kalau ingin memotret detil-detil obyek yang memerlukan foto jarak sangat dekat.
Salah satu moda yang tersedia adalah night mode. Dengan aperture besar yang dimiliki, kamera mampu merekam kondisi malam dengan cukup baik. Cahaya (lampu) tertangkap dengan baik, dengan efek pendaran yang minim. Hanya saja, pada bagian yang gelap tak terkena cahaya, akan nampak bintik pixel –masih ada sedikit noise pada foto.
Di depan ditaruh kamera swafoto dengan besaran resolusi 24 Mpix, angka yang sebenarnya cukup tinggi untuk kamera selfie. Hanya saja, resolusi 24 Mpix ini hanya tersedia untuk moda photo. Kalau digeser ke moda portrait, resolusi paling tinggi (untuk selfie) hanya 6 Mpix –dan 12 Mpix untuk moda portrait dengan kamera belakang.
Dan lucunya lagi, hanya di moda portrait tersedia fitur pengolah wajah (beauty effect) agar nampak lebih kinclong. Ada pengaturan kecerahan kulit, membuat wajah dan dagu lebih tirus, mata lebih belok, dan sebagainya. Yang sedikit berbeda adalah, fitur pengatur bukaan diafragma (aperture). Gunanya mengatur banyak sedikitnya cahaya yang terekam ketika berselfie.
Selain untuk still image, kamera juga bisa digunakan untuk merekam video. Kinerja perekam videonya cukup bagus, dengan hasil rekaman yang jernih plus sensitifitaas audio yang juga bagus. Mampu merekam dengan resolusi tinggi (4K 3840x2160 /60 fps). Yang oke juga adala moda slow motion video, yang mampu merekam dengan resolusi FHD 1920x1080 240 fps, untuk menghasilkan video super lambat dengan gerakan yang mulus.
Hasil rekam slo-mo ini berupa untaian video yang awalnya berkecepatan normal, di tengah-tengah baru terlihat gerakan obyek yang diperlambat, lalu disambung ke kecepatan normal lagi. Jadi tidak seluruhnya dalam gerakan lambat. Ini di satu sisi bisa menambah efek dramatis, karena terlihat jelas perbandingan gerakan slow motion dan gerakan normal.
MULTIMEDIA
Seperti smartphone mutakhir lain, ROG Phone generasi kedua ini juga bisa memainkan peran sebagai perangkat penghibur, kantoran dan lain-lain. Sebagai pemutar music, kehadiran dual speaker memang memberikan “tenaga” ekstra untuk audio, yang terdengar menggelegar. Persoalannya, setelan nada sepertinya sudah disesuaikan untuk gaming.
Jadi, pertama, suara memang terdengar nyaring namun lebih dominan nada treble, yang memberikan efek desisan yang lebih kuat. Setelan nada seperti ini tidak selalu cocok dengan jenis music yang diputar. Untuk genre heavy rock mungkin cocok, namun untuk pop dan soft music rasanya kurang pas. Kedua, Anda juga tak bisa melakukan penyetelan keseimbangan nada, karena tak ada fitur equalizer.
Layarnya yang lebar juga mendukung kalau Anda, misalnya, ingin mengerjakan pekerjaan kantor, seperti memeriksa dan mengedit dokumen, dan sebagainya. Hanya saja, tak ada fitur mobile office yang disertakan. Anda harus menginstal aplikasi kantoran semacam itu dari toko aplikasi.
GAMING
Inilah alasan utama ROG Phone diciptakan, untuk membantu memenuhi kepuasan maksimal para pecinta gaming sedunia. Agar bisa menikmati sensasi gaming seperti layaknya bermain memakai komputer atau laptop gaming –kecuali tampilan layar yang sebatas ukuran smartphone.
Segala sesuatunya di ponsel ini memang tentang gaming. Mulai dari desain dan tampilan, user interface dari ROG UI yang kental nuansa games –bahkan ikon menu tampil dengan lingkaran api--, hingga ke aspek pendukung lain, seperti tombol akses langsung ke game library di home screen. Masuk ke game library, Anda bisa memilih game yang telah diunduh sebelumnya. Tak usah khawatir kehabisan ruang simpan untuk koleksi game ini. Meski tak punya slot memori eksternal, ROG Phone II punya ruang simpan super besar. Mulai dari 128 MB hingga ke varian paling tinggi, punya ruang simpan hingga 1 TB.
Tak usah khawatir pula dengan jenis game yang dimainkan. Game berat sekalipun mampu dilahap dengan mudah. Seperti ketika dicoba memainkan game Call of Duty. Meskipun setelan grafis dipasang pada level tertinggi (high-res) dan frame rate juga dipasang di maximal, game tetap berjalan lancar, dengan gerakan layar yang super mulus. Sajian grafis bahkan superb, dengan menyajikan latar belakang yang terlihat realistis –langit berawan yang nampak seperti film saja.
Audio yang memang didesain untuk menambah keseruan bermain game, mempertebal sensasi gaming dengan efek suara yang fantastis. Bahkan (pada Call of Duty yang dimainkan) efek suara tokoh ketika berada dalam ruang, berbeda dengan ketika berada di luar ruang. Suaranya terdengar sedikit bergaung seperti ketika kita bersuara dalam ruangan kosong.
Tak perlu risau juga keseruan gaming terinterupsi dengan baterai yang kudu di-charge. Atau tangan yang terganggu dengan juntaian kabel charging dan kabel earset. Ada slot khusus untuk menancapkan kabel charger dan kabel earset, yang berada di sisi bawah ketika ponsel diposisikan melintang. Peletakan slot yang demikian, memungkinkan Anda bisa gaming non-stop, menikmati efek suara sensasional lewat earset, tanpa tangan terganggu.
NETWORK & KONEKTIVITAS
Jaringan : 2G/3G/4G, LTE-A (5CA) Cat18 1200/150 Mbps
WiFi : Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac/ad, dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot
Bluetooth : 5.0, A2DP, LE, aptX HD
SIM : Active dual nano simcard
USB : 3.1, Type-C 1.0 reversible connector; accessory connector
WiFi : Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac/ad, dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot
Bluetooth : 5.0, A2DP, LE, aptX HD
SIM : Active dual nano simcard
USB : 3.1, Type-C 1.0 reversible connector; accessory connector
Dilengkapi pita frekuensi untuk mendukung jaringan 2G/3G/4G yang dipakai oleh seluruh operator di Indonesia. Kecuali Smartfren, yang sudah menghapus jaringan 2G/3G dan sekarang full 4G. Untuk frekuensi 4G juga sudah lengkap, sehingga bisa mendukung semua layanan operator 4G di sini. Teknologi LTE yang digunakan adalah category 18 yang advance, yang secara teori mampu mendukung kecepatan transfer 1200 Mbps/150 Mbpas (DL/UL).
Performa WiFi juga bagus, mampu terkoneksi dengan mudah ke hotspot yang tersedia. Antenanya cukup kuat untuk menangkap sinyal WiFi dari jarak cukup jauh, dan mampu menembus tembok penghalan pula. Punya dua slot SIM card, yang dua-duanya bisa aktif bersamaan. Namun hanya satu yang bisa diaktifkan untuk koneksi data.
PERFORMA
OS : Android 9.0 (Pie), ROG UI
CPU : Octa-core (1x2.96 GHz Kryo 485 & 3x2.42 GHz Kryo 485 & 4x1.78 GHz Kryo 485)
GPU : Adreno 640 (700 MHz)
Chipset : Qualcomm SDM855 Snapdragon 855+ (7 nm)
RAM : 8 GB
ROM : 128 GB
Ext Memory : Tidak ada
CPU : Octa-core (1x2.96 GHz Kryo 485 & 3x2.42 GHz Kryo 485 & 4x1.78 GHz Kryo 485)
GPU : Adreno 640 (700 MHz)
Chipset : Qualcomm SDM855 Snapdragon 855+ (7 nm)
RAM : 8 GB
ROM : 128 GB
Ext Memory : Tidak ada
ROG Phone II adalah smartphone “monster” yang siap membabat fungsi apa saja tanpa sedikitpun kepayahan. Komposisi prosesor berbeda dengan generasi pertama (yang susunannya 4 prosesor 2.96 GHz dan 4 prosesor 1.7 GHz). Pada ROG Phone II, hanya dipasangi satu prosesor paling kuat (2.96 GHz), tiga yang menengah (2.42 GHz) dan satu 1.78 GHz. Komposisi seperti ini memberikan performa yang lebih efisien.
Sementara untuk otaknya, dipasangi Snapdragon 855+ yang diproduksi dengan teknologi 7 nm. Ini adalah SoC level flagship-nya Qualcomm –produsen chipset paling yahud di dunia. Ditopang dengan kapasitas RAM 8 GB (varian paling kecil) dan dukungan memori 128 GB (juga paling kecil). Sebenarnya tersedia empat varian, yang tiga lainnya punya memori 12/256 GB, 12/512 GB, dan 12 GB/1 TB.
Dengan dapur pacu seperti itu, tak heran kalau kinerja RPG Phone II ini luar biasa ngacir. Tahan dipakai secara marathon. Sistem pendingin yang dimilikinya, mencegah terjadinya over heating akibat pemakaian terus menerus. Tak heran kalau dalam pengukuran lewat Antutu Bench, unit yang diuji coba Redaksi ArenaLTE, mencatat poin 481183, menempati ranking ketiga dalam papan ranking Antutu. Top rank? Ternyata masih ROG Phone II yang varian 12 GB/512 GB. Top bener dah.
BATERAI
Jenis : Lithium Polymer
Kapasitas : 6000 mAh
Tipe : Non-removable
Flash Charge : Fast battery charging 30 W (Quick Charge 4.0)
Kapasitas : 6000 mAh
Tipe : Non-removable
Flash Charge : Fast battery charging 30 W (Quick Charge 4.0)
Siapa yang sudi lagi asyik gaming tahu-tahu habis baterai. ROG Phone II punya dua solusi untuk itu. Pertama, slot charger agar tetap bisa mengisi ulang tanpa menghentikan permainan. Kedua, baterai yang super besar, 6000 mAh. Baterai sebesar ini memang diperlukan untuk mendukung pengoperasian yang pastinya intensif. Konsumsi daya baterai ini rada tertolong dengan pengelolaan daya baterai yang efisien –berkat komposisi prosesornya.
Solusi yang ketiga, dilengkapi pula dengan teknologi pengisian cepat, Qick Charge 4.0. Kehadiran teknologi pengisian cepat ini sangat krusial. Mengingat, baterai yang besar butuh waktu lebih lama bila diisi ulang. Dengan proses charging standar, butuh berapa jam untuk mengisi baterai sebesar itu? Nah, dengan bantuan quick charging ini, proses isi ulang baterai dari 10% hingga penuh, hanya butuh waktu kurang dari dua jam saja.
VALUE for MONEY
Saat review ini diturunkan, ROG Phone II belum rilis secara resmi di Indonesia –meski di luar negeri sudah beredar resmi. Jadi, belum ketahuan harga resminya berapa. Namun sebagai gambaran, waktu launching di India, smartphone ini yang varian 8/128 GB dibanderol 37.999 Rupee. Kalau dirupiahkan sekitar Rp7.5 juta. Sementara varian 12/512 GB, harganya 59.999 Rupee (sekitar Rp11.8 juta).
Meski terlihat tinggi, namun sebenarnya harga tersebut relative sepadan dengan spesifikasi, kelengkapan fitur, performa, dan terutama, kepuasan bermain game yang disuguhkannya. Apalagi bagi para gamers radikal yang biasanya tak begitu perduli dengan harga. Yang penting, hasrat dan kepuasan gaming dapat terpenuhi dengan maksimal.