REVIEW HUAWEI P20 PRO: MEMBUAT SIAPAPUN BISA JADI FOTOGRAFER PRO

Plus

  • Triple camera buatan Leica
  • Lowlight handal
  • Chip dengan NPU
  • Charging cepat
  • Desain futuristik

Minus

  • Audio speaker standar saja
  • Tombol finger print kurang ergonomis

Score: 7.7

DESAIN
8
LAYAR
7
KAMERA
9
MULTIMEDIA
7
PERFORMA
8
VALUE FOR MONEY
7
ArenaLTE.com - Huawei menjawab tren forografi dengan smartphone dengan menghadirkan seri P20 Pro ini. Diperkenalkan lewat acara megah di Paris, smartphone ini digembar-gemborkan memiliki kemampuan setara dengan kamera DSLR.
 
Kata Lo Lhing Seng, P20 Pro membuat siapapun bisa membuat foto seperti fotografer professional. Pernyataan yang agak berlebihan sih, sebenarnya. Tetapi, melihat kelengkapan fitur dan teknologi pada kamera, memang memungkinkan untuk itu. Lupakan moda “Pro” yang tersedia, teknologi AI yang disematkan pada ponsel ini membuat siapapun tinggal menekan tombol shutter, dan cling, jadilah foto yang keren.
 
Dibungkus dalam desain yang ciamik. Huawei memulai tren penggunaan warna gradasi dan glass surface pada body, yang menghadirkan warna-warna kosmik, yang belum pernah ada sebelumnya. Serta, jeroan dengan spesifikasi tinggi, untuk membuat fungsi-fungsi berat dijalankan seenteng membuka SMS –meskipun sempat terkena isu manipulasi hasil bench mark. 
 
Nah, berikut ini hasil utak-atik ArenaLTE pada smartphone “Super Flagship” Huawei ini:
 

DESAIN

Ukuran             : 155 x 73.9 mm
Tebal                : 7.8 mm
Bobot               : 180 gram
Platform           : Unibody
 


Sulit untuk menepis kekaguman ketika melihat tampilan ponsel ini. Desain back covernya yang berwarna gradasi, dan berubah-ubah warna tergantung dari sudut mana mata memandang, merupakan terobosan brilian dalam aspek desain sebuah smartphone. Mungkin perancangnya terinspirasi oleh keindahan warna kosmis, sehingga menuangkannya pada smartphone ini.
 
Kesan futuristic itu diperkuat lagi dengan lapisan glass cover pada seluruh body, yang membuatnya kemilau dengan permukaan sehalus kaca. Sisi minusnya, sertakan lap halus kemanapun Anda membawa ponsel ini, karena jejak jari di permukaannya sungguh tak sedap dipandang.
 
Atau Anda merasa khawatir kalau permukaan cemerlangnya kotor dan cacat tergores benda-benda tajam? Dalam box sudah disediakan casing plastic pelindung. Tetapi menurut kami ide itu sedikit konyol. Bagaimana mungkin Anda memamerkan keindahan desain P20 Pro yang terbungkus dalam casing plastic yang mudah kusam ini?
 
Saran buat Huawei, buatlah casing yang kualitasnya setara dengan desainnya. Agar ponsel tetap terlindungi tanpa menenggelamkan keindahan desainnya. Jangan sekadar casing plastic yang banyak dijumpai di toko-toko ponsel.
 

DISPLAY

Jenis                            : Amoled Capacitive Multi touchscreen
Ukuran                         : 6.1 inchi
Resolusi                       : 1080 x 2240 pixels
Rasio Tampilan            : 18.7 : 9
Rasio Layar                  : 82%
 


Bicara soal notch (poni) mini yang ada di bagian atas panel depan, tempat nyantel kamera dan lampu flash, P20 Pro ini salah satu yang duluan mengadopsi konsep itu. Hasilnya adalah layar yang lega, yang membuat mata sangat nyaman memelototi tampilan layar. Meski tidak se-ekstrim Samsung S9 yang benar-benar menghilangkan bezel, tapi layar P20 Pro sudah cukup memadai untuk dibilang bezelless.
 
Soal performa layar, sebenarnya tak perlu dipersoalkan lagi. Smartphone sekelas P20 Pro ini seyogyanya punya kualitas layar yang mumpuni. Dan kenyataannya memang mumpuni. Mulai dari tampilan layar yang “nyaman” di mata, respon yang sangat baik pada sentuhan jari, multi jari malah, hingga ke pergerakan antar layar yang berjalan semulus back covernya.
 

KAMERA

Depan              : 25 Mpix, f/2.0
Belakang          : Dual lens 12 Mpix f/1.8 – 2.8” PDAF + 5 Mpix f/2.4 depth censor
Flash light        : LED Flash (belakang)
Video               : 1080p@30fps
 


Nah, untuk sektor inilah P20 Pro hadir. Ia menjanjikan penggunanya, tak perlu repot-repot menjadi fotografer professional, bila dengan smartphone ini, Anda pun bisa menghasilkan foto dengan kualitas serupa. Haha, klaim yang agak lebay sih. Karena betapapun ada faktor komposisi dan sebagainya yang membuat perbedaan antara jepretan fotografer professional dengan para amatir berbekal smartphone.
 
Klaim itu sesungguhnya lebih ditujukan kepada fitur dan teknologi yang ada di sektor imaging ini. Teknologi AI-nya membuat pengguna tak perlu repot mengatur setelan kamera, atau buka-buka buku panduan memotret. Karena, dengan otomatis, kamera akan “membaca” suasana dan situasi pada saat pemotretan dan langsung membuat penyesuaian pada pengaturan kamera.
 
Serta, kamera belakang dengan triple lensa dari Leica. Setiap kamera punya tugas memaksimalkan hasil foto. Seperti pada lensa 20 Mpix yang B/W, bertugas memberi pengayaan warna, dan kamera 8 Mpix-nya bertugas memberi kedalaman ruang pada hasil foto.
 
Daylight
Mengandalkan kamera utamanya yang sebesar 40 Mpix, rasanya pantas untuk mengharapkan hasil foto yang luar biasa. Apalagi didukung teknologi AI. Dari pengujian, keunggulan hasil foto P20 Pro pada kondisi daylight seperti tak begitu kentara –dengan hasil foto smartphone competitor. Teknologi AI nya memang sanggup mengenali suasana saat pemotretan, dan juga benda-benda obyek foto, dan memberikan sentuhan akhir yang membuat hasil foto lebih memiliki kedalaman ruang.



 

Lowlight
Keunggulan kamera P20 Pro adalah kemampuannya memotret dalam kondisi low light. Bahkan lowlight dengan tingkat ekstrim sekalipun. Sensornya masih sanggup menangkap obyek foto dalam kondisi cahaya sangat minim.
 


Selfie
Pada moda berfoto diri sendiri ini, teknologi AI memainkan peran yang signifikan dalam membaca karakter wajah, kondisi cahaya, dan sebagainya, lalu memberikan setelan yang pas agar didapat foto selfie yang kece. Fitur beauty, 3D lighting dan bokeh tersedia di moda selfie ini.


Effect
Dalam moda kamera, tak banyak efek yang tersedia. Anda bisa mengotak-atik foto (edit) ketika foto sudah jadi. Di situ baru banyak tersedia efek yang bisa membuat foto lebih menarik. Salah satunya adalah “splash”, yang bisa membuat foto menjadi hitam putih tapi pada obyek tertentu yang dipilih tetap berwarna (Cat: obyek dengan warna sama tetap muncul warnanya).



Video Record
Kemampuannya sebagai perekam video lumayan cakep. Bisa merekam gerak dengan halus dan tajam, dengan komposisi warna yang natural. Termasuk ketika merekam video dalam kondisi low light. Kemampuannya menangkap suara juga bagus. Fitur slo-mo bisa digunakan untuk membuat rekaman gerak lambat, seperti gerak air mengalir, menjadi lebih indah.  

MULTIMEDIA

Audio Player     :  MP3/eAAC+/WMA/WAV/Flac player
Video Player     : XviD/MP4/H.265/WMV
FM Radio          : No



Huawei P20 Pro punya double speaker yang dipasangkan di bagian bawah. Pengeras suara ganda ini berhasil memproduksi audio yang nyaring, namun tak terlalu jernih. Komposisi nada yang keluar masih kurang berimbang antara bass dan treble, dengan nada treble sedikit dominan. Ini mengurangi unsur “kedalaman” pada audio, sehingga detil-detil nada kurang muncul. Kabar baiknya, tak terdengar noise.
 
Pakailah headset untuk mendengar music, atau menonton video stream. Perangkat ini mampu memperbaiki kualitas audio jadi lebih empuk (ketimbang audio dari speaker). Keseimbangan nada tercapai dengan baik, detil nada pun muncul.
 
Tetapi, kalau Anda ingin komposisi nada benar-benar persis seperti apa yang Anda inginkan, lupakanlah. Tak ada pengaturan nada (equalizer) yang bisa dipakai untuk mengatur komposisi nada. Jadi, pasrah saja dengan pengaturan nada yang sudah default.
 
Tak usah risau dengan ketidakhadiran FM Radio di ponsel ini. Toh banyak aplikasi siaran radio yang bisa diunduh, dan dinikmati. Bedanya, ya harus siap-siap kuota data.
 

KONEKTIVITAS

OS                    : Android 8.1 Oreo + EMUI 8.1
Jaringan           : 2G/3G/4G
WiFI                  : Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, WiFi Direct, hotspot
Bluetooth         : 4.2, A2DP, LE, EDR, aptX HD
NFC                  : Support
Infrared            : Support
SIM                  : Dual nano simcard
 
Memakai system operasi Android versi terbaru, dipadu dengan EMUI 8.1 yang buatan sendiri, menghasilkan tampilan UI yang berbeda dan lebih segar. Didukung jaringan 4G LTE dengan category LTE Cat 18, yang (teorinya) mampu mendukung download speed hingga 1200 Mbps (UL: 211 Mbps). Kompatibel dengan semua jaringan operator 4G di Indonesia.
 
Diselipi pula dengan kemampuan koneksi NFC, yang memungkinkannya berkoneksi dengan sesama perangkat perangkat NFC. Tapi NFC tidak popular di sini, jadi fitur yang ini rada-rada useless. Begitupun dengan koneksi infrared, yang juga sudah lama lenyap. Ini dihadirkan di P20 Pro.
 

SECURITY

Face Unlock     : Support
Fingerprint       : Support
 


Aspek pengamanan smartphone dipenuhi dengan menghadirkan face unlock, kunci pengaman layar yang hanya bisa dibuka dengan pengenalan wajah pengguna. Dalam pengujian, fitur ini bekerja sangat baik, mampu mengenali wajah dengan akurat, dan bekerja dengan sangat cepat.
 
Pengaman lapis kedua disediakan oleh pengenal sidik jari (finger print recognition), yang tombolnya berada di bagian bawah panel depan. Finger print-nya sendiri bekerja sempurna. Tetapi penempatan tombolnya terasa kurang ergonomis. Kalau Anda memegang ponsel dengan satu tangan, maka sulit untuk mengaktifkan tombol ini.
 

FITUR LAIN



Split Screen Gesture:
Fitur ini sebenarnya tidak terlalu baru. Dihadirkan untuk memudahkan pengguna membuka dua aplikasi berbarengan dengan berbagi tampilan di layar. Nah, di P20 Pro ini, untuk mengaktifkan pembagi layar ini, cukup dengan menyapukan buku jari ke screen. Ini yang asyik.
 
Draw: Ada lagi fitur yang asyik nih. Namanya Draw. Gunanya adalah membuka aplikasi pilihan dengan membuat pola huruf di layar menggunakan buku jari. Misalnya, M, untuk membuka email, atau C untuk kamera. Simbol huruf dan aplikasi bisa di-set pada menu setting. Fitur ini membuat akses ke menu menjadi praktis.
 
Raise to Ear: Fitur yang masuk dalam paket Motion Control ini juga disediakan agar lebih praktis dalam menjawab atau membuat panggilan voice. Cukup angkat ponsel dan dekatkan ke telinga, otomatis ponsel menjawab panggilan masuk, atau sebaliknya. Kalau tak mau dijawab? Ya jangan diangkat.
 

BATERAI

Jenis                : Lithium Polymer
Kapasitas         : 4000 mAh
USB                  : 3.1, Type-C 1.0 reversible connector
 
Dilengkapi baterai berkapasitas besar –tetapi tak harus mengorbankan body ponsel menjadi tebal. Baterai kapasitas besar ini tentu saja digdaya untuk menopang pengoperasian penuh selama seharian. Ditunjang dengan manajemen konsumsi daya, yang membuat pemakaian baterai jadi lebih efisien. Untuk melengkapi lagi, ponsel ini sudah dilengkapi teknologi fast charging, yang bisa mengisi baterai dari nol hingga 58% dalam waktu setengah jam saja.
 

PERFORMA DAN MEMORI

Chipset            : Hisilicon Kirin 970
CPU                 : Octa-core (4x2.4 GHz Cortex-A73 & 4x1.8 GHz Cortex-A53)
GPU                 : Mali-G72 MP12
RAM                 : 6 GB
ROM                 : 128 GB
Ext Memory     : No
 


Huawei P20 Pro ini diisi jeroan kelas satu. Chipset Kirin buatan Huawei sendiri, seri 9 yang merupakan kasta tertinggi. Chipset ini sudah dicanteli NPU (neural network processing unit), yang membuatnya bekerja lebih cerdas, dan lebih powerfull untuk mendukung AI.
 
Maka tidak heran bila performa ponsel ini benar-benar yahud. Sanggup melibas fungsi-fungsi berat dengan lancar, menampilkan grafik yang mulus, serta efisien dalam konsumsi daya. Apalagi ditunjang dengan kapasitas RAM besar.
 

VALUE for MONEY

Ketika rilis di Indonesia, P20 Pro dilabeli bandrol IDR11.99 juta, nyaris dua belas juta rupiah. Mahal? So pasti, level harga segini sejajar dengan Samsung S9 dan “dream phone” lainnya. Dari sisi desain, spesifikasi dan performa, mungkin bisa disejajarkan dengan pesaingnya itu. Tetapi bila dilihat dari segi brand value, akan beda cerita, yang menurut kami, membuat smartphone ini kurang pas ditaruh pada level harga segitu. 

Mungkin untuk pasar global, dengan level harga segitu terhitung masih reasonable. Mungkin pula ini strategi Huawei untuk mendongkrak citra sebagai brand premium. Tetapi untuk saat ini di mana kompetisi di pasar masih didominasi Samsung dan iPhone untuk brand premium, rasanya lebih baik bermain di kisaran sepuluh juta ke bawah dulu.
 

Leave a Comment