ArenaLTE.com - Economist Intelligence Unit (EIU) merilis hasil temuan sebuah proyek riset global yang diprakarsai oleh Telstra, perusahaan telekomunikasi dan teknologi terkemuka dan salah satu perusahaan induk dari telkomtelstra, yang mengukur tingkat kepercayaan eksekutif bisnis di sejumlah kota di beberapa negara, serta sejauh mana kota tersebut dapat mendukung ambisi digital yang dimiliki oleh sektor bisnis.

Jakarta berada pada peringkat kedelapan dari 45 kota tersebut dalam hal tingkat kepercayaan terhadap bisnis secara keseluruhan.
Riset Connecting Commerce ini juga menunjukkan Barometer Kota Digital, yaitu peringkat dari 45 kota di seluruh dunia berdasarkan 5 kategori kunci yang relevan dengan performa bisnis, yakni: inovasi dan kewirausahaan; lingkungan finansial; sumber daya manusia (SDM) dan keterampilan; pengembangan teknologi baru, dan infrastruktur TIK.

Erik Meijer, President Director telkomtelstra, mengatakan bahwa riset ini mengungkap adanya tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap ekonomi dunia yang terus tumbuh, dan Jakarta adalah salah satu dari 10 besar kota di empat dari lima kategori penelitian.

Dari 10 kota teratas untuk tingkat kapabilitas keseluruhan, tujuh berasal dari negara berkembang di Asia termasuk Bangalore, Mumbai, New Delhi, Beijing, Manila, dan Shanghai. Sebaliknya, tingkat kapabilitas yang lebih rendah ditemukan di kota yang sudah maju seperti Hong Kong dan Tokyo.

“Agar transformasi digital dapat sukses, dibutuhkan dukungan eksternal yang kuat. Oleh karena itu, pelaku bisnis di Jakarta percaya pada kemampuan kotanya untuk mendukung potensi digital perusahaan mereka." sebut Erik Meijer.

TELKOMTELSTRA

“Terbukti bahwa program pembangunan yang berorientasi bisnis, yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2015, telah memberikan hasil yang nyata dan progresif dalam hal evolusi digital di Indonesia dan di Jakarta. Peran pemerintah ini adalah merupakan hal yang sangat penting, terutama karena 53% responden survei di kota-kota di Asia mengakui bahwa mereka bersedia untuk memindahkan operasinya ke kota lain yang memiliki lingkungan eksternal yang lebih mendukung” lanjut Erik Meijer.

Walaupun Jakarta mempunyai performa yang baik diseluruh kategori, riset ini juga menemukan bahwa 36% dari eksekutif di Jakarta percaya bahwa supply tenaga kerja serta keterampilan pekerja adalah tantangan terberat di kota ini.

"Seiring bisnis berkembang dengan cepat untuk bersaing di era digital, masih dirasakan adanya ketimpangan antara universitas dan kurikulum yang diterapkan dengan kebutuhan terkini dunia usaha. Hal tersebut membuat sejumlah perusahaan di Jakarta seringkali harus merekrut ahli dari negara lain di Asia Tenggara atau wilayah lainnya. Meskipun hal itu bukanlah menjadi masalah yang hanya dialami di Indonesia, jelas dunia pendidikan harus lebih fokus dalam membekali siswanya dengan keterampilan digital yang relevan untuk melengkapi pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) di Jakarta.” Ujar Erik Meijer.

“Hasil dari riset ini memperlihatkan pentingnya posisi Jakarta sebagai pusat dari ekosistem bisnis digital di Indonesia, dan kita harus memanfaatkan posisi ini untuk mendorong agar Indonesia dapat mencapai targetnya menjadi pusat ekonomi digital di dunia pada tahun 2020." pungkas Erik Meijer.