Menurut Elvira Dwi Anggraeni, Product Marketing Professional Samsung Mobile, penjualan lini produk Galaxy Tab meningkat sebesar 58% dibanding periode yang sama tahun lalu. Samsung, juga berhasil menguasai pasar tablet di Indonesia, dengan pangsa pasar sebesar 62.5% di tahun ini.
Capaian yang membuat Samsung Mobile itu tersenyum senang, sedikit banyak ada sumbangsih pandemi Covid-19. Korelasinya begini, pandemi memaksa orang harus lebih banyak berdiam di rumah, tak boleh sembarangan keluyuran, kalau tak penting-penting amat. Agar, tentu saja, terhindar dari penularan virus yang sudah banyak makan korban itu.
Sementara di lain pihak, aktivitas harus tetap berjalan. Bisnis tetap harus berlangsung, proses belajar dan mengajar harus tetap berjalan. Untungnya, kemajuan teknologi memberikan solusi agar orang tetap dapat bekerja, dan para siswa tetap dapat belajar, meski dilakukan dari rumah.
Operator sudah menyediakan koneksi data dengan teknologi 4G, yang mendukung video call dan video conference berlangsung dengan lancar. Sementara untuk perangkat, banyak tersedia smartphone dan juga tablet --perangkat yang bisa diajak melakukan apa saja.
Merujuk pada data yang diberikan Samsung tadi, rupanya banyak pengguna yang lebih suka menggunakan tablet sebagai perangkat pendukung bekerja dari rumah (WFH) dan belajar dari rumah (SFH). Dalam beberapa aspek, nyatanya tablet memang lebih menyenangkan untuk keperluan itu, dibanding smartphone. Apa saja kelebihan tablet dibanding smartphone?
Layar Lebih Luas
Ini keunggulan pertama, sekaligus paling menonjol. Smartphone memiliki luas layar terbatas, hanya sekitaran 6 inchi saja. Bahkan beberapa ada yang lebih kecil lagi. Sementara tablet? Ukuran layarnya berkisar antara 8 hingga 10 inchi –bahkan lebih. Contohnya adalah Samsung Galaxy Tab A7, tablet kelas yang jadi andalan Samsung di kelas menengah, yang memiliki layar seluas 10.4 inchi.Layar yang lebih luas tentu saja makin menambah kenyamanan mata saat melihat tampilan layar. Image dan video tampil lebih besar dan utuh, dokumen bisa tersaji dengan font yang lebih besar dan utuh –tak harus memicingkan mata untuk membaca. Atau mencubit layar untuk memperbesar huruf dengan konsekuensi dokumen disajikan tak utuh.
Kenyamanan mata saat melihat tampilan layar, ketika menggunakan perangkat tablet atau smartphone saat WFH/SFH. Sebab, dua aktivitas itu biasanya berlangsung tidak sebentar. Bisa berjam-jam. Apabila mata dipaksa bekerja keras untuk melihat tampilan di layar yang luasnya terbatas, sangat beresiko mengganggu kesehatan mata.
Dengan layarnya yang lebih luas, tablet bisa menyajikan tampilan layar yang lebih ideal. Mata bisa lebih rileks dan nyaman, meskipun harus memelototi layar berjam-jam.
Soal ketajaman tampilan layar? Meskipun ukurannya yang lebih besar, namun resolusi layar pada tablet masa kini sudah sangat memadai. Bisa menyajikan tampilan dengan kualitas bagus, taham dan jernih. Seperti, sekali lagi, contohnya pada Galaxy Tab A7. Dilengkapi layar tipe IPS LCD Touch Screen dengan resolusi 1200 x 2000 pixels.
Kapasitas Baterai Lebih Besar
Dengan penggunaan perangkat mobile yang semakin intens, butuh baterai yang tak cepat soak meski dipakai seharian. Kuncinya adalah kapasitas baterai yang besar. Di sinilah tablet mendapat keunggulannya. Bodynya yang besar, memungkinkan untuk dipasangi baterai berkapasitas besar.Galaxy Tab A7, misalnya. Lini produk tablet Samsung untuk kelas menengah ini memiliki baterai berkapasitas 7040 mAh, dari jenis lithium polymer. Kapasitas sebesar itu sudah sangat cukup untuk mendukung aktivitas dari pagi hingga malam. Sebagai bandingan, smartphone yang rata-rata memiliki baterai 4000 mAh, pun sudah memadai untuk beraktivitas seharian.
Mungkin ada pertanyaan, bukankah saat bekerja dan belajar di rumah perangkat bisa dipakai sambil di-recharge? Bisa saja, tetapi ada dua alasan kenapa baterai besar tetap lebih nyaman.
Pertama, perangkat yang terkoneksi dengan kabel charger akan mengurangi aspek mobilitas. Meski di dalam rumah, toh pengguna kepingin juga berpindah-pindah tempat. Kadang di meja belajar, kadang di meja makan, kadang sambil selonjoran di sofa, atau bahkan ada yang membawanya ke kamar mandi.
Kedua, faktor safety. Perangkat yang digunakan sambil di-recharge, berpotensi mengundang bahaya bagi pengguna. Ingat sejumlah kasus smartphone meledak saat dipakai sambil di-recharge? Makanya itu, kalangan produsen menganjurkan tidak memakai perangkat mobile tatkala baterai sedang diisi ulang (recharging).
Dimensi yang Kompromistis
Tablet memang memiliki dimensi yang lebih besar dari smartphone, namun juga jauh lebih kecil dan ringkas dibanding laptop. Tablet adalah perangkat dengan dimensi yang kompromistis, menggabungkan kelebihan smartphone dan laptop sekaligus.Dia punya layar yang lega, yang bisa menampilkan laman web, dokumen, video dan image dengan lebih utuh dan nyaman bagi mata –sebagaimana halnya laptop. Di lain pihak, ukurannya cukup ringkas dan punya aspek mobilitas yang cukup tinggi pula --Gampang diselipkan di antara buku dan berkas dalam tas. Bobot yang masih enteng untuk dibawa ke mana-mana. Walau bagaimanapun, tak seringkas smartphone.
Ukuran Galaxy Tab S7 Samsung, misalnya, hanya 253.8 x 165.3 x 6.3 mm dengan bobot 498 gram. Masih cukup enteng untuk dibawa ke mana-mana, dan masih cukup ringkas untuk diselipkan dalam tas. Tak perlu tas khusus untuk membawanya. Begitu pula dengan Galaxy Tab A7, yang memiliki dimensi lebih ringkas lagi, 247.6 x 157.4 x 7 mm dengan bobot 476 gram.
Dengan semua kelebihan tablet yang tak dimiliki smartphone atau laptop, tak heran bila perangkat tablet banyak menjadi pilihan untuk menunjang bekerja dan belajar dari rumah selama pandemic Covid-19 ini. Jadi, kalau Elvira mengatakan penjualan tablet Samsung meningkat di tahun ini, ya wajar saja.