Berdasarkan pekerjaan awal pada teknologi pendukung yang dilakukan oleh Lincoln Centre for Autonomous Systems, tim ini berencana untuk mengembangkan smartphone membantu tuna netra menggunakan warna juga cahaya yang tertangkap sensor smartphone dan tablet terkini untuk memungkinkan pemetaan 3D, navigasi dan pengenalan objek. Tim kemudian akan mengembangkan interface terbaik untuk relay getaran, suara atau kata yang diucapkan.
Pemimpin proyek ini, Dr Nicola Bellotto, seorang ahli mesin persepsi dan robotika dari Lincoln School of Computer Science, mengatakan: "Proyek ini berdasarkan pada penelitian kami sebelumnya untuk membuat sebuah antarmuka smartphone membantu tuna netra.”
"Ada banyak alat bantu visual sudah banyak tersedia, dari anjing pemandu sampai kamera dan sensor yang dapat dipakai. Masalah khas dengan teknologi yang terakhir saya sebutkan adalah cara kegunaan dan penerimaan. Jika orang mampu menggunakan teknologi tertanam di perangkat seperti smartphone, mereka tidak akan membutuhkan memakai tambahan peralatan yang bisa membuat mereka menyadari keadaan sekitar," Ungkap Dr. Bellotto.
Smartphone Membantu Tuna Netra Dengan Identifikasi Kamera
Tim pengembangan smartphone membantu tuna netra ini meliputi Dr Oscar Martinez Mozos, spesialis dalam pembelajaran mesin dan teknologi kualitas hidup, dan Dr Grzegorz Cielniak, yang bekerja di robotika ponsel dan persepsi mesin. Riset ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem yang akan mengenali petunjuk visual di lingkungan tertutup. Data ini akan terdeteksi melalui kamera perangkat dan digunakan untuk mengidentifikasi ruangan serta benda-benda di dalamnya agar pengguna mampu menavigasikan diri di ruangan yang tidak ia kenali.
Sistem ini juga akan beradaptasi dengan kemampuan sang pengguna dalam menggunakan smartphone. Semakin sering smartphone membantu tuna netra ini digunakan, maka makin cepat sistem mengolah data untuk mengidentifikasi ruangan.