ArenaLTE.com - Mobilitas adalah kata kunci dalam dunia telekomunikasi seluler. Mobilitas pada koneksi suara dan data pada seluler tak bisa dilepaskan dari proses handover, yakni perpindahan coverage antar cell BTS (Base Transeiver Station). Ketika Anda berkendara dengan mobil di jalan bebas hambatan, maka proses handover akan berlangsung lebih cepat ketimbang saat berjalan kaki dari rumah menuju ke kantor. Tapi bagaimana kasusnya bila proses handover harus dilakukan ekstra cepat seperti di kereta bombardier yang super cepat? Apakah layanan akan terganggu?
Proses handover ekstra cepat terjadi bila pengguna smartphone dalam kondisi menumpangi kereta cepat. Sementara jaringan operator tidak menyiapkan cell macro BTS, maka terjadilah proses handover ekstra yang berujung pada meningkatknya konsumsi energi baterai smartphone. Terkait isu di atas, belum lama ini vendor jaringan asal Swedia, Ericsson dan Bombardier, perusahaan pengembangan kereta api dan dirgantara dari Kanada, telah menyelesaikan tahapan uji coba implementasi jaringan LTE (Long Term Evolution) untuk kereta cepat.
Seperti dikutip dari siaran pers Ericsson.com, kedua perusahaan telah berhasil melakukan simulasi pada kereta cepat di Jerman. Simulasi koneksi LTE dapat berjalan mulus sampai kecepatan kereta 200 kilometer per jam. Selain itu, Ericsson telah melakukan 11 tes di laboratorium untuk menguji kinerja kemampuan LTE untuk mendukung fungsi communications-based train control (CBTC) dan layanan multimedia. Beberapa poin yang diuji oleh Ericsson adalah penggunaan closed circuit television (CCTV), suara, platform informasi, iklan (advertising) dan koneksi WiFi untuk penumpang.
CBTC menawarkan resolusi tinggi untuk penentuan lokasi dan komunikasi data berkapasitas tinggi, seperti yang diaktifkan oleh jaringan LTE. Dalam tatanan fungsi perkeretaapian, solusi ini memberi perlindungan operasi kereta secara otomatis. Dengan informasi yang lebih akurat tentang posisi keberadaan kereta, operator pengendali di stasiun dapat mengatur lalu lintas dengan cara yang lebih efisien dan aman.
Sitem CBTC yang ditawarkan Ericsson dipercaya lebih handal dari jalur layanan konservatrif kereta tua, terlebih pada manajemen sistem kontrol yang membutuhkan lebih sedikit peralatan, memiliki built-in fitur untuk redundansi, dan memungkinkan operator untuk membuat optimalisasi penggunaan trek dan menanggapi permintaan lebih cepat dan efisien.
Dalam tes CBTC, jaringan LTE mencapai uplink dan downlink dengan latency jauh di bawah ambang 100 mili detik dan packet losses approaching mendekati nol (sesuatu yang kurang dari 0,5 persen dianggap sebagai sangat baik dalam dunia jaringan seluler). Rencananya solusi garapan Ericsson dan Bombardier akan dipamerkan dalam ajang InnoTrans 2016 di Berlin, Jerman pada 20 – 23 September mendatang.
Ericsson dan Bombardier Tuntaskan Implementasi 4G LTE di Kereta Cepat
Artikel Menarik Lainnya:
- Ericsson Tunjuk Andres Vicente Sebagai Head of Market Area South East Asia, Oceania & India
- 2028, Pengguna 5G Dunia Capai 5 Miliyar
- Gandeng Ericsson Dan Qualcomm, Telkomsel Gelar Pemanfaatan Potensi Extended-Range 5G milimeter-wa
- Ericsson Hadirkan Teknologi Radio 5G Triple-Band, Tiga-Sektor
- Percepat 5G, Ericsson Luncurkan Solusi Hybrid AIR dan Interleaved AIR Untuk Pita Frekuensi Sedang