James Yang : Kalau Orang Bilang Kami Xiaomi Killer, So Be It!!

ArenaLTE.com - Baru sekitar setengah tahun Honor berkiprah di industri hape cerdas di Indonesia. Tetapi, sub-brand dari Huawei ini sudah menunjukkan agresivitas luar biasa dalam merangsek pasar. Ini buktinya, sampai sejauh ini, sudah ada tujuh tipe smartphone yang dirilis di sini. Atau, tiap 45 hari, satu tipe baru diluncurkan.
 
Dan ini yang paling ambisius. Mematok target dalam tiga tahun ke depan menjadi tiga besar di pasar hape dalam negeri. Lebih sadis lagi, dalam lima tahun ke depan, targetnya menjadi pemuncak di pasar smartphone Indonesia. Sementara saat ini, mereka masih berada di titik antah berantah, hanya masuk di kategori merek lain-lain.
 
Apa Honor hanya sekadar membuat sensasi dengan mengeluarkan pernyataan itu? Atau mereka memang benar-benar punya kepercayaan diri bisa menggapai target di awing-awang tersebut? Untuk tahu yang sebenarnya, ArenaLTE.com berbincang-bincang dengan James Yang, Presiden Honor Indonesia, sambil menikmati makan siang maknyus di sebuah café di bilangan Jakarta Pusat.
 


ArenaLTE (AL): Dalam acara launching Honor 9i, Anda menyebut target Honor untuk menjadi nomor tiga di tiga tahun ke depan, serta nomor satu dalam lima tahun mendatang. Itu target yang sangat ambisius sekaligus mencengangkan. Memangnya Anda yakin bisa mencapainya?
James Yang (JY): Tentu saja yakin. Kami sangat percaya diri kok.
 
AL: Lantas, bagaimana caranya bisa meraih target itu?
JY: Kami punya lini produk yang kuat, berkualitas dan pas dengan kebutuhan konsumen di Indonesia. Dan kami juga kuat dalam saluran distribusi baik online maupun offline. Ini yang tak dimiliki competitor kami. Mereka hanya punya salah satunya. Xiaomi, misalnya, mereka bagus di jalur online, tetapi jalur offlinenya kurang kuat. Atau Oppo, yang kuat di jalur offline, tetapi tak bagus di jalur online. Honor? Kuat di keduanya.
 
AL: Lho, bukannya Anda mengklaim bahwa Honor itu e-brand? Bukankah itu mencerminkan positioningnya yang di jalur online?
JY: No, bukan itu maksudnya. E-brand di sini lebih dimaksudkan bahwa merek ini adalah untuk kaum muda. Makanya tagline kami itu “For The Brave”, mencerminkan semangat kaum muda.
 
AL: Okelah, tetapi kan Anda sering bilang di acara launching kalau produk Honor bisa didapatkan di toko-toko online. Jarang atau malah tak pernah menyebut bisa didapat di toko-toko hape terdekat?
JY: Ya, itu hanya untuk mengumumkan penjualan perdana saja. Selanjutnya penjualan dilakukan pada outlet-outlet yang ada.
 
AL: Memangnya Honor sudah membangun jaringan distribusi lewat outlet-outlet itu?
JY: Kami punya total 1.200-an toko yang menjual produk Honor. Dan juga sekitar 600-an dealer yang bekerjasama dengan kami. Not bad, huh? Kamu bisa lihat di sini (James menunjukkan video suasana bursa hape di Bandung Electronic Center). See? Setiap 10 meter ada neon-sign Honor.
 
AL: Balik ke soal target yang wow tadi. Pastinya kepercayaan diri Anda itu tidak hanya berdasarkan dua hal tadi saja, kan? Produk yang berkualitas dan jaringan pemasaran?
JY: Ohya tentu saja tidak. Begini, inovasi teknologi adalah hal penting. Dan Honor ingin selalu memberikan inovasi terbaru bagi pengguna. Berikutnya adalah strategi harga. Kamu bisa bandingkan produk sekelas, hape Honor memiliki fitur lengkap dan modern, mutu bagus, namun harganya terjangkau, kan?
 


AL: Inovasi teknologi, ini berkaitan dengan riset dan pengembangan (R & D)?
JY: Ya, Kami tak sungkan mengeluarkan investasi sangat besar untuk urusan ini. Kenapa? Karena sangat penting untuk memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ini perlu riset yang mendalam.
 
AL: Termasuk riset mengenai pasar dan pengguna di Indonesia?
JY: Tentu saja. Kami punya team khusus untuk selalu melakukan analisa dan riset pasar di sini. Sebelum merilis produk baru, mereka akan analisa. Sesudahnya, mereka akan analisa juga. Agar, lini produk berikutnya selalu lebih baik dan lebih baik lagi.
 
AL: Tetapi, apakah Anda memperhitungkan langkah yang dilakukan competitor guna meredam agresivitas Anda ini?
JY: Ah haha. Saya tidak ingin menyibukkan diri dengan memikirkan apa yang dilakukan competitor. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan. Saya hanya focus pada apa yang harus dilakukan oleh Honor untuk memenangkan persaingan merebut hati pengguna.
 
AL: Anda kayaknya meremehkan pesaing nih?
JY: No, bukan itu maksudnya. Bagaimana mungkin saya mencurahkan segenap pikiran dan tenaga untuk membesarkan Honor, kalau sebentar-sebentar focus saya terbagi untuk memperhatikan competitor? Kan lebih baik focus saja membesarkan Honor.
 
AL: Oke..oke. Lantas, menurut Anda, siapa pesaing terberat Honor?
JY: Diri Kami sendiri! Pesaing terberat Honor, ya Honor sendiri.
 
AL: Nah, agak-agak jumawa lagi nih. Anda tidak memperhitungkan Samsung, Xiaomi, Oppo dan lain-lain sebagai pesaing berat? Kan justru mereka itu yang ingin Anda salip di tikungan?
JY: Mengalahkan mereka itu soal mudah. Yang berat adalah, bagaimana kami mengembangkan kapabilitas kami, mengembangkan kemampuan menciptakan tipe-tipe baru yang berkualitas tinggi dan cocok dengan keinginan pengguna, bagaimana mengembangkan kemampuan membaca dan mengadopsi keinginan pasar. Tantangan terberatnya ada di situ, mengembangkan kemampuan kami semakin tinggi dan tinggi lagi.  
 


AL: Hmm…filosofi yang bagus. By the way, melihat agresivitas Honor, ada yang beranggapan kalian akan menjelma jadi Xiaomi Killer. Memang seperti itukah?
JY: Kalau ada yang beranggapan begitu, so be it!! Kami akan berlaku seperti orang-orang melihat dan mengharapkan kami seperti apa. Kalau orang bilang kami begini, ya kami begini. Orang bilang begitu, ya kami begitu.
 
AL: Very confident statements. Oke James thanks for the talks, and see you on top then.
JY: Your welcome. Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya. Sekarang saya harus pergi, ada meeting.

Leave a Comment