Tiga Serangkai Godfather AI Raih Penghargaan Turing Award

ArenaLTE.com - Kalau kita sekarang menikmati teknologi AI, yang dapat membuka kunci layar dengan pengenalan wajah, atau cekrak-cekrek kamera dan yakin hasilnya bagus berkat teknologi AI, itu berkat jasa Yoshua Bengio, Geoffrey Hinton dan Yann LeCun, tiga serangkai ilmuwan yang menjadi pelopor teknologi AI.
 
Bengio, Hinton dan LeCun, menciptakan jaringan deep neural, yang menjadi komponen sangat penting dalam komputasi, serta meletakkan dasar untuk artificial intelligent (AI). Atas karya dan jasanya itu, Asosiasi Mesin Komputasi (ACM), menganugerahkan ketiganya dengan Turing Award.
 
Turing Award kerap disebut juga sebagai Hadiah Nobelnya untuk bidang komputasi. Diberikan kepada mereka yang berhasil  membuat terobosan penting di dunia komputasi. Digelar tiap tahun, dan untuk tahun 2018, penghargaan itu disematkan kepada Hinton, Bengio dan LeCun. Ketiganya berhak atas hadiah uang tunai sebesar US$1 juta.
 
Dalam siaran persnya, ACM mengatakan, saat ini artificial intelligent adalah salah satu bidang yang berkembang sangat pesat, dan menjadi salah satu topic yang paling sering dibicarakan dalam masyarakat. “Pertumbuhan AI tidaklah kecil. Teknologi ini sekarang digunakan miliaran orang. Terimakasih kepada Bengio, Hinton dan LeCun, yang sudah meletakkan dasar untuk perkembangan ini,” kata Cherri Pancake, Presiden ACM.
 
Bengio adalah seorang professor di University of Montreal, dan juga Direktur Sains di Mila (Institut AI Quebec, Kanada. Hinton adalah vice president dan teknisi di Google, Kepala Penasehat Keilmuan di Vector Institute, dan professor di University of Toronto. Sementara LeCun adalah vice president dan Kepala Ilmuwan AI di FAceBook, serta professor di New York University.
 
Kalaupun sekarang AI terdengar begitu populer dan sudah menjadi teknologi yang umum digunakan, tidaklah begitu kondisinya pada awal-awal pengembangan. Tiga serangkai ilmuwan itu harus menempuh masa-masa sulit, di mana penelitian dan pengembangan tentang AI banyak menemui kendala, dan tak menarik perhatian para penyandang dana. Masa yang disebut sebagai musim salju bagi AI.
 
Tapi itu tak menyurutkan semangat Bengio dan kawan-kawan. Pada akhir tahun 1980-an, mereka terus bekerjasama dan saling bertukar pikiran, mencoba mencari solusi dari bermacam persoalan. Hingga kemudian mereka sampai pada tekonologi deep neural networks, yang kelak akan menjadi dasar untuk pencapaian yang lebih tinggi dalam ilmu computer modern.
 
“Kami melalui masa-masa gelap pada periode pertengahan 90-an hingga pertengahan 2000, saat dimana penelitian tentang jaringan neural tak mungkin dilanjutkan, karena taka da yang tertarik untuk mendanainya,” ujar LeCun, seperti dikutip laman The Verge. Untungnya, mereka masih berhasil meyakinkan Pemerintah Kanada, untuk mensponsori kegiatan mereka. Dibantu para mahasiswanya, trio ilmuwan ini akhirnya bisa meraih sukses.
 
Sekarang kerja keras mereka terbayar sudah, dengan pengakuan dari ACM yang memberikan penghargaan Turing Award atas kepeloporan Bengio, Hinton dan LeCun dalam meletakkan dasar-dasar teknologi AI. Yang kini marak digunakan di berbagai bidang.
 
Turing Award ini namanya diambil dari nama seorang ilmuwan Inggris, Alan Turing, yang pada masa Perang Dunia Kedua, berhasil memecahkan Sandi Enigma milik Jerman. Penemuan Turing juga diakui sebagai dasar untuk ilmu computer.

Leave a Comment