ArenaLTE.com - Tahun ajaran baru sudah dimulai. Sekolah pun memulai aktivitas belajar dan mengajar kembali. Namun seiring dengan masih terus meningkatnya penyebaran virus Covid-19, sekolah yang berada di zona merah dan kuning, masih harus menerapkan school from home (SFH). Atau BDR (belajar dari rumah).
Penyelenggaraan BDR tentu saja mengandalkan aplikasi video conference, seperti Zoom dan Google Meet. Kabar baiknya, Google menambahkan proteksi tambahan bagi pertemuan virtual di Google Meet, yang disediakan khusus untuk pengguna dari kalangan sekolah dan lembaga pendidikan lain.
Penambahan proteksi itu diumumkan melalui situs resmi Google. Di situ disebutkan, pengguna tak dikenal (anonymous users) tak bisa lagi bergabung pada pertemuan virtual yang diadakan oleh siapapun yang menggunakan G Suite for Education atau G Suite Enterprise for Education License. Siapakah yang masuk kategori anonymous user? Siapapun tak mendaftar atau memiliki akun Google.
Penambahan aspek keamanan ini, memang ditujukan untuk membendung praktek “zoombombing”. Istilah ini merujuk pada kelakuan orang iseng, yang menyusup ke dalam sebuah pertemuan virtual, dan mengganggu pertemuan dengan menayangkan gambar atau video yang tak karuan. Pertama kali muncul dalam aplikasi Zoom –makanya disebut dengan istilah Zoombombing.
Bisa dibayangkan, bukan? Saat murid-murid tengah asyik belajar lewat Google Meet, tahu-tahu muncul tayangan gambar dan video porno, atau konten tidak pantas lainnya. Nah, dengan memblokir pengguna tak dikenal, resiko terkena zoombombing diharapkan dapat dieliminasi.
Pihak Google mengatakan, pengamanan baru ini akan aktif secara default untuk pelanggan dari kalangan pendidikan. Tetapi apabila pengguna G Suite for Education dan G Suite Enterprise for Education License ingin menon-aktifkan pengamanan ini, mereka bisa menghubungi G Suites Support.
Penambahan aspek keamanan di Google Meet untuk kalangan pendidikan ini akan digulirkan secara bertahap, mulai 13 Juli hingga 15 hari ke depan.