Justin Dennison, Wakil Presiden Senior Pemasaran Samsung, mengungkapkan bahwa perangkat lipat Samsung akan diproduksi secara masal dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini pun sesuai dengan apa yang diungkapkan DJ Koh, Kepala Ponsel Samsung, mengutarakan bahwa akan memproduksinya pada tahun dengan perkiraan produksi mencapai 1 juta unit.
DJ Koh memperkirakan bahwa smartphone lipat yang diproduksi bila kemungkinan akan direspon pasar dengan baik, maka akan ada kemungkinan bertambah jumlah produksinya. Dirinya juga menuturkan bahwa faktor bentuk yang dapat dilipat akan menggantikan lempengan yang saat ini digunakan sebagai besar smartphone di pasaran.
Pun demikian, eksekutif ini mengungkapkan bahwa pekerjaan yang dilakukan Samsung untuk produksi smartphone lipat ini, adalah teknologi masa depan. Mampu mengubah layar smartphone menjadi lebih berkembang saat lipatannya dibuka. Smartphone ini diyakininya akan bisa diproduksi dan segera dirilis pada smester pertama tahun depan.
Samsung membantah bahwa produksi smartphone kembangannya ini tidak akan sama dengan smartphone Royole FlexPai yang baru ini diperkenalkan. Smartphone lipat kembangan produsen China yang sebenarnya adalah tablet dengan layar 7,8 inci, menjadi handset dimensi 4 inci. Spesifikasi yang digunakannya sepertinya lumayan tinggi, hal itu melihat harga yang dibanderol perusahaan mencapai kisaran USD1300 atau sekira IDR18 juta.
"Perbedaan antara Samsung dengan Folding Phone adalah untuk mengejar UX (antarmuka) yang optimal (untuk pengalaman pengguna), baterai dan dimensi yang ringan. Kami bertemu dengan CEO Google Sundar Pichai dua bulan yang lalu dan mengorganisasikan pekerjaan untuk UX cetak biru folder, dan dengan mendistribusikan prototipe ke pengembang pada hari ini, kami akan menciptakan pengalaman optimal sebelum peluncuran. " jelas DJ Koh, CEO, Samsung Mobile.