ArenaLTE.com - Bigo Live, aplikasi siaran video dengan lebih dari 150 juta pengguna terdaftar secara global kini menjadi perhatian penuh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Meski masih terbilang positif akan kehadirannya di Indonesia, namun untuk meredam timbulnya dampak negatif dari fitur siara yang dihadirkan para talenta di dalamnya perlu diawasi.
Kebebasan dalam berekspresi harus sejalan dengan praktik nilai sosial yang baik. Pun demikian, masih ada yang secara sengaja mengabaikan norma dan melanggar peraturan. Sebagai upaya antisipasi, Bigo Live telah membentuk tim pemantau handal yang terdiri dari 300 orang staf di seluruh dunia dan 28 staf lokal di Indonesia sejak tahun 2016.
Jianqiang HU, Co-Founder Bigo Live mengatakan, “Pihak kementerian Indonesia menjunjung tinggi upaya kami dalam hal pemantauan lingkungan online, dan kami diharapkan untuk menempati posisi sebagai panutan di antara berbagai perusahaan multinasional TI dan platform live-streaming yang beroperasi di Indonesia."
Bigo Live mengadopsi teknologi pemantauan terdepan seperti 'Image Recognition System' yang dapat mengidentifikasi pelanggaran berat, laporan kegiatan, peringatan dini dan seterusnya. Sistem tersebut merupakan teknologi inti yang diterapkan oleh Bigo Live untuk memastikan kemampuan pemantauan yang terbaik di industri ini.
Selain itu, teknologi pemantauan Bigo Live juga meliputi fitur machine learning, yang memungkinkannya untuk menyaring gambar secara otomatis. Sistem tersebut memotong klip live streaming menjadi beberapa potonganscreenshot dan menyaringnya.
Kemudian, screenshots yang dianggap sebagai pelanggaran "tingkat berat" dikirim ke anggota tim untuk diproses lebih lanjut, guna memastikan bahwa setiap pelanggaran ditindaklanjuti secara efisien dan akurat.
Selain teknologinya, Bigo Live juga menerapkan upaya-upaya lain untuk menyelaraskan kemampuan pemantauannya dengan kearifan lokal. Sebagai contoh, BIGO LIVE memperketat penyaringannya selama bulan Ramadhan, dengan membentuk tim pemantau khusus dan menambahkan lebih banyak staf sepanjang bulan suci bagi umat Islam tersebut.
Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia berkomentar, "Kami telah melihat upaya luar biasa dari Bigo Live dan ini merupakan contoh bagus untuk perbaikan industri live-broadcasting. Kami berharap live broadcasting di Indonesia dapat diatur dengan lebih baik dan dapat memberikan manfaat lebih bagi masyarakat."
Di luar semua upaya yang telah dilakukan oleh Bigo Live, namun masih ada konten-konten tidak pantas yang mengaitkan dengan nama brand-nya di platform media sosial lainnya. Berdasarkan analisis Bigo Live terhadap 100 video yang paling banyak dilihat yang mengaitkan namanya sebagai kata kunci, hanya 6% di antaranya berasal dari Bigo Live.
Jianqiang HU menjelaskan, "Sejak Juli 2016, secara total kami telah melaporkan 2.057 konten tidak pantas kepadaplatform media sosial lainnya dan sampai saat ini 83% di antaranya telah berhasil dihapuskan.
Bigo Live mendorong para pengguna dan masyarakat umum untuk bekerjasama dalam menjaga lingkungan onlineyang sehat. “Ini adalah hal yang menyangkut kita semua dan sudah saatnya kita bersama-sama memerangi pelanggaran-pelanggaran konten di ranah online,” Jianqiang HU menyimpulkan.
Kemkominfo Pantau Sistem Live Broadcast Aplikasi Bigo Live
Artikel Menarik Lainnya:
- Positif dan Negatif Perkembangan Teknologi Artificial Intelligence (AI)
- Kasus Dugaan Korupsi BAKTI Kemkominfo Masuk Penyidikan
- Kacific Kejar Target Penyelesaian 8000 BTS Di Wilayah 3T Indonesia
- Didukung Kominfo, Startup Weekend Indonesia Covid-19 Telurkan Tiga Startup Tanah Air Kompetisi Global
- Hadirkan Informasi Akurat Corona, Kemkominfo Berikan Akses Gratis Akses Situs Covid19