ArenaLTE.com - Korn Ferry baru saja mengumumkan temuan-temuan dari studi mendalam dan global, yang mengungkapkan bahwa industri teknologi bukanlah industri yang paling berkelanjutan secara digital.Saat ini ternyata industri jasa keuangan berada di peringkat Tertinggi.
Disebutkan jika perusahaan yang mampu terus beradaptasi dalam menghadapi perubahan ekonomi digital adalah yang lebih menguntungkan. Industri konsumen, termasuk ritel ternyata berada di peringkat terendah.
Sebuah studi berjudul "Korn Ferry Digital Sustainability Index," ini menjadi ukuran kemampuan bisnis untuk beradaptasi secara efektif dan secara berkesinambungan mengikuti fluktuasi di dalam ekonomi digital.
"Saat ini, menjadi dewasa secara digital saja tidak cukup: ekonomi model baru menuntut perusahaan yang dibangun dengan kemampuan mengikuti perubahan, dan senantiasa melakukan perubahan," ujar Melissa Swift, Korn Ferry Hay Group Global Digital Solutions Leader.
“Pemimpin harus menyadari bahwa dengan tingginya kecepatan produk, layanan dan merek baru dalam memasuki pasar, diperlukan transformasi tidak hanya sekali, namun berulang-ulang."
Sebagai bagian dari penelitian ini, peneliti menganalisis 362 perusahaan di 14 negara dan mencakup lima industri. Pemeringkatan didasarkan pada lima dimensi inti kepemimpinan dan pengorganisasian di dalam keberlangsungan digital, seperti: Ketangkasan, Konektivitas, Disiplin & Fokus, Keterbukaan & Transparansi, serta Pemberdayaan & Kesejajaran.
Indeks ini menunjukkan korelasi terhadap profitabilitas. Perusahaan berkinerja tinggi dalam Digital Sustainability Index mengalami peningkatan sebesar 5,6% dalam profit margin (EBITDA) dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki kinerja rendah.
Peneliti menemukan bahwa di antara lima industri dalam penelitian ini, industri Jasa Keuangan menempati peringkat tertinggi dalam Digital Sustainability Index.
“Selama beberapa waktu, perusahaan keuangan memiliki dorongan komersial untuk mengubah budaya, proses, dan praktik -- dengan tujuan untuk mempertahankan data pelanggan dan market share, sambil mencari nasabah baru dan memenuhi kebutuhan sumber daya manusia,” ungkap Michael Franzino, Presiden Korn Ferry Global Financial Service Practice.
Yang mengherankan, industri Teknologi tidak menempati posisi teratas di dalam Digital Sustainability Index Korn Fery, namun menempati posisi ke-2.
“Sektor Teknologi tidak hanya terdiri dari perusahaan ‘unicorn’ yang pertumbuhannya pesat, dan para pengubah dunia, namun juga para raksasa teknologi dengan warisan pengetahuan berusia puluhan tahun yang membutuhkan reformasi struktural, budaya, dan proses kerja,” ujar Werner Penk, President, Korn Ferry Global Technology Practice. “Perusahaan yang bersifat tradisional – yang pernah menjadi pelopor industri – saat ini perlu merombak strategi dan proses kerja mereka untuk memastikan keberlangsungan di masa depan.”
Selengkapnya, peringkat industri di dalam Index, secara berurutan adalah: Sains Kehidupan & Kesehatan (No. 3), dan Pabrikan (No.4). Perusahaan konsumen, termasuk ritel, menempati posisi terakhir di No. 5
“Perusahaan konsumen sedang berada di persimpangan. Banyak yang di satu sisi mengejar bisnis di dunia digital, dan di sisi lainnya menjalankan toko tradisional di saat yang bersamaan,” kata Craig Rowley, Korn Ferry Senior Partner, Consumer and Retail.
“Beberapa perusahaan telah beradaptasi terhadap bisnis e-commerce dan mengurangi waktu pengiriman, namun masih banyak pula yang lebih memilih mengejar ketertinggalan daripada mengantisipasi apa yang selanjutnya diinginkan konsumen. Dalam hal ini, pemimpin perusahaan perlu melihat jauh ke depan dan bergerak secepat perubahan yang terjadi di dalam industri.”
Berdasarkan dimensi-dimensi di dalam Indeks, peneliti menemukan bahwa Amerika Serikat berada di peringkat tertinggi dalam Keberlangsungan Digital.
Namun demikian, para ahli mengingatkan bahwa untuk tetap berada di posisi teratas, perusahaan-perusahaan di AS tidak bisa hanya berfokus pada teknologi namun juga pada sisi manusia agar dapat mempertahankan kesuksesan.
“Organisasi-organisasi di AS harus fokus meningkatkan aspek manusia dalam kegiatan bisnis mereka bila ingin terus menjadi pemimpin di bidang keberlangsungan digital dan memperoleh keuntungan jangka panjang,” kata Karin Lucas, President, North America Korn Ferry Hay Group.
“Dominasi Inggris sebagai pemimpin ekonomi digital dapat terancam oleh pemain baru global yang terus tumbuh, kecuali mereka mengambil langkah untuk berinvestasi secara startegis, membina tenaga kerja yang memiliki keahlian dan kekhususan (spesialisasi), serta membangun jaringan yang luas di dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Matt Crosy, Senior Client Partner Korn Ferry yang berbasis di London.
Tiga negara yang menempati urutan paling bawah dalam daftar Korn Ferry Digital Sustainability Index adalah Meksiko (No. 12), Brasil (No.13) dan Turki (No.14).
Korn Ferry Digital Sustainability Index (DSI) berdasarkan pada model ekonomi yang dikeluarkan oleh Korn Ferry, yang dirancang pula oleh Korn Ferry Institute bersama Oxford Analytica.
Penelitian ini mempertegas makna transformasi dalam konteks perubahan digital yang signifikan dan berkesinambungan, serta menetapkan keberlangsungan digital -- kemampuan sebuah organisasi untuk terus beradaptasi dan berkembang dalam ekonomi digital -- sebagai kunci pendorong keberhasilan finansial saat ini dan di masa depan.
Studi ini menggabungkan data-data milik Korn Ferry dan data publik yang tersedia untuk mengukur keberlangsungan digital. Studi ini mengukur 362 perusahaan, dalam lima industri dan 14 negara sesuai lima dimensi yang mendorong keberlangsungan digital. Setiap industri dan negara diurutkan berdasarkan skor DSI dari 1-100 - yang mencerminkan keberlangsungan digital dan kinerjanya pada setiap dimensi.
- Industri : Ritel, Layanan Finansial, Kesehatan, Pabrikan dan Teknologi
- Negara : Australia, Brasil, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Jepang, Meksiko, Belanda, Timur Tengah, Rusia, Turki, Inggris dan Amerika Serikat
- Dimensi : Ketangkasan, Konektivitas, Disiplin & Fokus, Keterbukaan & Transparansi, serta Pemberdayaan & Kesejajaran.