Di masa depan jumlah karyawan satu pabrik ponsel ini bisa turun hanya menjadi 20 orang, ungkap manajer umum perusahaan, Luo Weiqiang. Data menunjukkan, menggunakan robot adalah langkah yang sangat efektif. Tingkat cacat produksi telah menurun dari 25 persen menjadi kurang dari 5 persen. Sementara itu, tingkat produksi telah meningkat 162 persen. Beberapa bulan yang lalu, diperlukan 650 pekerja untuk menyelesaikan proses produksi. Sebuah lengan robot dapat menggantikan enam sampai delapan pekerja.
Penggunaan Robot Di Pabrik Ponsel di China Punya Plus-Minus
Produksi massal oleh robotika berarti kualitas yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih baik. Tenaga kerja manual digantikan oleh insinyur dan programmer dengan keterampilan teknis yang sangat terlatih. Robot sendiri dapat bekerja 24 jam sehari 7 hari seminggu tanpa istirahat kecuali untuk perawatan minimal dengan jangka waktu tertentu. Hal ini berujung pada biaya produksi lebih rendah dan harga jual kepada konsumen yang lebih murah. Sayangnya langkah yang dilakukan pabrik ponsel ini juga menciptakan pengangguran besar-besaran, khususnya di negara-negara padat karya seperti Cina.
Pengenalan mesin di pabrik ponsel di China ini merupakan langkah pertama dari skema jangka panjang yang dikenal sebagai program 'robot replace human' (Robot gantikan manusia). Kota ini berencana untuk memperkenalkan sebanyak 1.500 pabrik mekanis pada tahun 2016. Menurut South China Morning Post, sejak September, 505 pabrik telah berinvestasi 4.2billion yuan pada teknologi robot, yang bertujuan untuk menggantikan lebih dari 30.000 manusia.
China atau Tiongkok merupakan Negara produsen ponsel terbesar di dunia. Tercatat dalam jangka waktu juni 2014-juni 2015 saja pabrik ponsel di China memproduksi sebanyak 128 juta OEM ponsel. (bda)