Oppo mengklaim bahwa memiliki nilai investasi sekira USD30 juta untuk membangun pabrik perakitan ini. Pabrik Oppo di Indonesia berdiri di atas lahan seluas 27 ribu meter persegi, dan diakui oleh pihak perusahaan adalah bekas pabrik sepatu Adidas. Berdirinya pabrik Oppo di Indonesia ini juga tercatat sebagai yang pertama berada di luar negeri asalnya sendiri, China.
“Awal investasi yang ditanamkan oleh Oppo adalah USD30 juta. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa pada masa mendatang dan proses perluasan akan kemungkinan investasi tersebut bertambah. Seperti halnya jika ada peningkatan produksi unit, maka tentu akan ada penambahan line maupun peralatan lainnya,” jelas Liao Ze, Kepala Pabrik Oppo di Indonesia, di sela acara kunjungan pabrik oleh media, di Tangerang, Banten, Selasa (25/8/2015).
Dirinya menuturkan bahwa pabrik perakitan ini memiliki 100 hingga 150 karyawan, yang nantinya akan bertambah hingga mencapai 20 ribu orang lagi. Namun Liao Ze mengklaim, dari sekian ratus orang yang bekerja di dalam pabrik, hanya tercatat 3 persennya adalah pekerja asing.
“Kami lebih banyak mempekerjakan karyawan dari lokal, dan hanya 3 persen dari yang ada disini adalah orang asing. Karena mereka hanya sebagai pengalih teknologi saja, setelah semua berjalan maka para pekerja asing kembali lagi,” jelasnya menuturkan.
Kemampuan produksi pabrik Oppo di Indonesia
Liao Ze mengungkapkan bahwa pabrik perakitan Oppo tersebut terdiri dari tiga wilayah bagian, seperti halnya gudang penyimpanan, tempat produksi, dan laboratorium quality control.
“Untuk wilayah produksi ini, perusahaan mengandalkan lima line produksi untuk menghasilkan sekira 400 hingga 600 unit perh ari. Produksi tersebut dilakukan selama 8 jam hari kerja. Namun sayangnya masih di bawah kemampuan produksi pabrik ponsel Oppo yang berada di Shenzhen, China yang mampu mencapai 800 unit per harinya,” jelas Wiliam Halim, Assistant Manager HR Department Oppo Indonesia.
William menjelaskan bahwa perusahaan dalam waktu sebulan menargetkan produksi sekiranya 500 ribu unit. Meski pada saat operasi pertamanya ini hanya mampu memenuhi produksi 30 hingga 40 ribu unit per bulannya. “Kami akan menargetkan produksi hingga akhir 2015 mencapai 200 ribu unit,” tambahnya.
Pihak perusahaan menjelaskan bahwa saat ini hanya ada tiga seri yang baru di rakit di Indonesia, yakni Joy Plus, Neo 5, dan Joy 3. Ke depannya, William menuturkan bahwa akan ada menjadi lima seri untuk di rakit di Tanah Air dengan penambahan dua seri lagi. Salah satu seri yang diungkapkan adalah Mirror 5. Namun sayangnya, belum ada informasi untuk seri lainnya meski diakui perusahaan bahwa kemungkinan ponsel tesebut sudah mengadopsi teknologi 4G. (bda)