Jika pada musim kompetisi pertama diikuti oleh 223 tim esports SMA/SMK, untuk musim kedua tahun ini jumlah tim esports SMA/SMK yang berpartisipasi meningkat menjadi 298.
Masing-masing terdiri dari 16 tim esports yang telah lolos dari kualifikasi sebelumnya (tim penghuni SERI A), 124 tim yang mengikuti kualifikasi kompetisi DOTA 2 musim ini, dan 158 tim mengikuti kompetisi eksibisi PUBG Mobile.
Mereka berasal dari 71 kota di seluruh Indonesia dan tim paling jauh adalah Tim Esports SMA Mandala Triloka Papua.
SMA Marsudirini yang diawal kompetisi 2018 menduduki peringkat ketiga kompetisi DOTA 2, berhasil naik ke peringkat pertama pada musim kompetisi berikutnya.
Pada JD.ID HSL 2019 musim kompetisi kedua ini, SMA Marsudirini Bekasi menjadi unggulan utama untuk kategori DOTA 2 dan harus bersiap menerima tantangan dari tim-tim esports tangguh penghuni SERI A lainnya, serta 4 tim baru yang berhasil lolos dari kualifikasi DOTA 2 yang diikuti oleh 124 Tim.
Secara lengkap, 20 Tim Esports SMA/SMK yang akan berebut tempat terhormat untuk JD.ID HSL 2019 Musim Kedua kategori DOTA 2 adalah sebagai berikut:
1. | SMA Marsudirini, Bekasi | 11. | SMAN 10 Bandung |
2. | SMAN 1 Bandar Lampung | 12. | SMKN 1 Cipanas |
3. | SMAN 6 Cimahi Bandung | 13. | SMKN 2 Bandung |
4. | SMAN 1 Sidoarjo | 14. | SMKN 7 Samarinda |
5. | SMAN 23 Bandung | 15. | SMAN 2 Ungaran |
6. | SMK Bhakti Anindya | 16. | SMKN 1 Surabaya |
7. | SMKN 4 Bandung | 17. | SMAN 2 Mojokerto |
8. | SMKN 9 Surabaya | 18. | SMAN 16 Bandung |
9. | SMAN 2 Bandung | 19. | SMAN 19 Bandung |
10. | SMAN 1 Solo | 20 | SMAN 3 Samarinda |
Untuk kategori kompetisi eksibisi PUBG Mobile, sebanyak 158 tim yang sudah terdaftar akan mengikuti kualifikasi sebanyak 4 babak. Sebanyak 20 tim terbaik PUBG Mobile hasil babak kualifikasi berhak untuk berlaga di babak utama.
Christian Suryadi, Business Development Director, JD.ID HSL mengungkapkan bahwa tren yang terus positif dari musim ke musim, semakin menguatkan komitmen penyelenggara JD.ID HSL untuk terus melakukan edukasi tentang potensi dunia esports di kalangan dunia pendidikan tanah air.
Christian mengungkapkan, upaya awal untuk bersinergi dengan dunia pendidikan bukan perkara yang mudah. Ini terkait dengan persepsi masyarakat, terutama di kalangan pendidik dan orang tua, yang masih tidak tepat tentang dunia esports yang masih dihubungkan dengan kemalasan belajar dan kecanduan dalam bermain gim.
Berkaca pada kompetisi musim sebelumnya, konsistensi mempertahankan prestasi yang berhasil diraih di sesi sebelumnya masih menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh kebanyakan tim esports SMA/SMK.
“Salah satu peraturan unik JD.ID HSL yang terus kami pertahankan adalah tata cara pendaftaran dan pertandingan. Tim peserta yang ingin turut serta harus mendapatkan persetujuan resmi terlebih dulu dari pihak sekolah. Ketika bertanding, dari babak kualifikasi hinga final, mereka wajib didampingi oleh guru pembina,” imbuh Christian.
Total hadiah yang diperebutkan untuk JD.ID HSL 2019 musim kompetisi ke-2 ini adalah sebesar Rp410.000.000. Hadiah berupa beasiswa yang akan disalurkan ke tim esports sekolah yang menadi pemenang. Pihak penyelenggara dan sponsor berharap hadiah ini nantinya dapat digunakan pihak sekolah untuk memajukan esports di lingkungannya.