ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - BTS (Base Transceiver Station) dan menaranya tentu menjadi bagian vital dari berlangsungnya layanan seluler. Maka ketika terjadi sesuatu gangguan pada elemen BTS bisa menyebabkan terganggunya layanan di wilayah yang bersangkutan. Bila di Indonesia kerap terdengar kabar pencurian kabel feeder yang mengandung tembaga di BTS, maka di Amerika Serikat pun fasilitas menara BTS nyatanya juga tak luput dari masalah yang terkait aksi kriminal.
Dikutip dari Cellular-news.com, operator AT&T sebagai pemilik jaringan menara BTS sampai menawarkan imbalan untuk segala informasi yang terkait penangkapan para perusak menara BTS. Dilaporkan, satu menara mengalami kerusakan akibat vandalism, dan operator ditaksir mengalami kerugian hingga US$1 juta.
Kemarahan pihak AT&T dirasa wajar, mengingat menara BTS yang dirusak juga disewa oleh operator lain, yakni Sprint dan T-Mobile. Dengan rusaknya menara tersebut, maka layanan dari tiga operator menjadi terganggu secara bersamaan.
Beda dengan di Indonesia yang aksi kriminalnya berupa pencurian kabel feeder, di AS kriminalitas pada menara BTS murni vandalism, tidak ada perangkat yang dicuri. Aksi vandalism adalah berupa perobohan menara BTS setinggi 250 kaki. Untuk mempercepat pengungkapan identitas pelaku, AT&T memberi imbalan US$7.500 untuk informasi yang mengarah ke penangkapan.
Sebagai langkah darurat, AT&T telah memasang BTS mobile untuk sementara waktu. Sedangkan menara BTS setinggi 250 kaki yang masuk kategori macro cell juga akan dibangun kembali, masalahnya waktu yang dibutuhkan untuk mengganti menara secara permanen butuh waktu sampai tiga bulan
Di Amerika Serikat, Menara BTS Pun Jadi Korban Kriminalitas
Artikel Menarik Lainnya:
- Persiapan Telkomsel Hadapi Lonjakan Trafik Natal Dan Tahun Baru 2023
- Gempa Bumi Cianjur Rusak 2 Site Jaringan Telekomunikasi Smartfren
- Kacific Kejar Target Penyelesaian 8000 BTS Di Wilayah 3T Indonesia
- Telkomsel Alihkan Kepemilikan 6.050 Menara Telekomunikasi Ke Mitratel
- 5.700 Penjaga BTS Telkomsel Dapat Bantuan Di Era New Normal