ArenaLTE.com - Jika menelisik industri smartphone Tanah Air saat ini, mungkin Oppo bisa dibilang adalah pendatang yang sangat beruntung. Pun demikian, bukan berarti tak ada usaha yang dilakukan produsen asal Tiongkok ini. Justru produsen ini bisa dijuluk sebagai pemain dare to dream, produsen yang berani bermimpi. Karena semua hal yang ditumpukannya, justru membawa perusahaan menjadi produsen nomor 2 terlaris di Indonesia.
Oppo tercatat sudah 3,5 tahun lebih telah berkiprah di industri smartphone Tanah Air. Meski terlihat singkat dan tergolong pemain baru, namun perusahaan membuktikan mampu menjadi produsen yang terlaris kedua di Indonesia. Strategi dan kemitraan penjualan yang dijalankan perusahaan, membuktikan bahwa Oppo patut diperhitungkan dan terbukti sebagai produsen dare to dream.
Dare to dream yang berarti adalah berani bermimpi di mata Oppo bukan hanya sekedar kata motivasi seperti yang sering digunakan penggiat media sosial saat ini. Hal itu bisa dilihat jika flashback pada waktu pertama kali Oppo hadir di Tanah Air. Perjalanan di industri smartphone telah dilaluinya dengan baik, meski berawal dengan banyak cibiran dan mungkin sentimentil yang beragam.
Oppo Find 5 adalah saksi bisu yang mengawali kehadiran produsen Tiongkok ini di Tanah Air, berikut dengan pandangan sebelah mata di pasar. Bagaimana tidak, disaat produsen lain datang dengan desain copy paste bahkan hadir dengan harga yang berani bersaing di pasaran. Namun ternyata, hal itu tidak mengunggah produsen ikut dalam pola permainan pasar yang sedang mainstream tersebut.
Belum lagi persaingan industri smartphone kala itu pada 2013 begitu ketat dan ramai, dimana persaingan pun bukan hanya dari produsen global saja. Gempuran produk dari negeri yang sama, China, ikut menyesaki kehadiran smartphone Oppo Indonesia. Namun, dengan dare to dream perusahaan bisa membuktikan bahwa langkah dan strateginya adalah tindakan tepat.
2013 adalah tahun dimana kiprah pertama kali smartphone Oppo di Indonesia dan bila dihitung hingga saat ini, sudah ada 3,5 tahun lebih perusahaan berkompetisi. Pun demikian, meski termasuk sebagai pemain muda di industri smartphone Tanah Air, namun tercatat bahwa perusahaan telah memiliki banyak senjata andalan sekira 37 produk dari beragam kategori kelas.
Di tahun tersebut juga Oppo sebenarnya terdesak di pasaran. Bagaimana tidak, senjata utama yang dimiliki perusahaan pada saat itu (Find 5), bisa dibilang adalah produk yang diprediksi tidak akan sukses. Pasalnya, di saat pemain lain berlomba menghadirkan harga ponsel yang murah, namun justru perusahaan menghadirkan produk dengan harga IDR6 juta. Dimana celah ini telah diisi oleh banyak pemain global di kategori produk premium.
Jika menelisik nama Oppo di tahun tersebut, tentu banyak orang mengrenyitkan dahi atau mungkin lebih ke arah mencibir. Nama yang dibawa belum begitu familiar, serta harga yang ditawarkan jauh dari perkiraan pasar kerap menjadi gunjingan masyarakat Tanah Air. Dan hal tersebut diakui perusahaan, sebagai cambuk motivasi kesuksesannya.
“Dare to dream itu pada dasarnya adalah berani bermimpi, karena dulu waktu kita datang ke Indonesia itu di anak tirikan, banyak yang menghujat, banyak bilang kita gak akan bertahan dan lainnya. Tapi, itu semua kita jadikan cambukan, bahwa kita harus sukses di Indonesia. Kita harus berani bermimpi, istilahnya menggapai mimpi yang mustahil atau imposiblle,” jelas Aryo Meidianto, Media Engagement Oppo Indonesia.
Tak dinyana, Oppo kini tercatat sebagai produsen asal Tiongkok yang berhasil menjadi produsen terlaris nomor dua di pasar smartphone Tanah Air. Produk karyanya cukup manis di pasaran, dan hal tersebut tidak hanya menguntungkan para pembeli namun juga para penjualnya.
Catatan Analis
Menurut data IDC Asia/Pacific Quarterly Mobile Phone Tracker pada kuartal ketiga tahun 2016, untuk pertama kalinya di pasar Tiongkok, vendor smartphone OPPO dan VIVO berhasil menyalip Huawei. Pencapaian ini sekaligus menjadikan OPPO sebagai penguasa pasar smartphone di Tiongkok pada Q3 2016.
OPPO menguasai 17,5 % pasar smartphone yang diikuti Vivo di posisi kedua dengan 16,7%. Huawai terjun ke posisi ketiga dengan 15,7% dan Apple diposisi keempat dengan 7,1% market share. Secara keseluruhan, pasar smartphone di negeri Tiongkok mengalami pertumbuhan 5,8% (YoY) Year On Year dan meningkat 3,6% pada kuartal ketiga tahun 2016.
Sebelumnya, lembaga riset Counterpoint terlebih dahulu mencatatkan bahwa OPPO berhasil mendominasi pasar Tiongkok Per Juni 2016 dengan market share hingga lebih dari 20%. Salah satu perangkat yang berkontribusi cukup besar adalah R9 atau bernama F1 yang menguasai lebih dari 84% pasar smartphone di Tiongkok.
Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil riset pasar Sino, perusahaan riset asal Tiongkok ini pernah merilis laporan pada April 2016 lalu yang menyebutkan bahwa sepanjang April tahun 2016 penjualan total unit OPPO di pasar Tiongkok mengalami peningkatan 12% dari tahun lalu. Oppo berhasil menguasai pasar smartphone Tiongkok bersama dengan 10 merek lain menyumbang total 70% dari keseluruhan penjualan.
Respon Pasar Indonesia
Pun demikian, bukan hanya di 2013 menjadi tahun gemilang Oppo berkarya di Tanah Air. Namun, catatan Agustus 2016 ini juga menorehkan bahwa produknya cukup diminati masyarakat, terutama pada seri terbarunya Oppo F1 Selfie.
Sejak peluncuran perdananya 16 Agustus lalu, di Bekasi tercatat bahwa produk Oppo terutama seri F1 Selfie mampu terjual mencapai 15.000 unit. Hal itu pun diakui oleh Regional Manager Oppo Indonesia untuk wilayah Jakarta Timur dan Bekasi, Jessie, yang mengakui bahwa performa penjualan di wilayahnya sangat besar yang diawali dari sistem pre-order.
Ia menambahkan, penjualan terbesar Oppo di Bekasi berada di wilayah Mall Mega Bekasi yang menyumbang kurang lebih 35% dari seluruh penjualan Oppo di wilayah Timur Jakarta ini. “Performa penjualan perangkat ini semakin bertambah tiap harinya, apalagi Oppo baru merilis warna baru untuk smartphone Oppo F1s yaitu Rose Gold, yang kami yakini akan lebih banyak disukai lagi oleh konsumen,” ujar Jessie.
Ungkapan kepuasan pun kami temui saat koreksi pasar di wilayah Roxy Mas, Jakarta. Abdul dan beberapa toko di wilayah Roxy Mas mengakui selain pengguna yang diuntungkan membeli Oppo F1 Selfie, karena spesifikasi dan harganya yang terjangkau. Keuntungan lain yang bisa dirasakan ada juga di pihak penjual. Para pemilik toko mengakui bahwa menjual Oppo mendapatkan keuntungan khusus, salah satunya adalah intensif yang diberikan.
“Ya untung sih, kan ada intensif kalau jual Oppo. Jadi gak kuatir kalau misal harga yang dijual udah ditetapkan sendiri oleh perusahaan, tetap kita dapet untung lebih dari intensif,” jelas Hasan, salah satu penjaga toko Roxy Mas.
Oppo Selfie Fest
Seiring dengan tiga tahun kehadirannya di Indonesia, pada 24 November 2016, Oppo menggelar mega konser sebagai ungkapan terima kasihnya kepada masyarakat dan pengguna. Acara bertajuk Oppo Selfie Fest yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang ini sukses menghibur masyarakat Tanah Air.
“Kami sangat berterima kasih atas respon baik konsumen Indonesia terhadap produk-produk Oppo. Apalagi persepsi masyarakat Indonesia terhadap smartphone Selife sudah melekat melalui F1 Series yang kami keluarkan. Maka dari itu, kami mengadakan Oppo Selfie Fest sebuah mega konser yang dihadiri brand ambassador kami, penampil terbaik Indonesia dan juga pertunjukkan artis internasional asal Korea, PSY,” ujar Ivan Lau, CEO Oppo Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut Oppo juga memberikan kejutan dengan memperkenalkan brand ambassador barunya yakni Raisa Andriana, seorang musisi Indonesia berbakat. Kerjasama strategis ini menjadi bentuk kesinambungan setelah gelaran Oppo Raisa Handmade Tour 2016.
'Dare to Dream' Hantarkan Oppo Jadi Produsen Terlaris Kedua di Tanah Air
Artikel Menarik Lainnya:
- OPPO Hadirkan Experience & Service Store Terbesar Di Medan Untuk Kenyamanan Pelanggan
- Begini Keunggulan Baterai Smartphone Lipat, OPPO Find N2 Flip
- OPPO Satukan 89.322 Cinta Keluarga Indonesia Melalui Portrait of Love
- Oppo Gelar Promo Menarik Di Ramadan 2023
- Oppo Komitmen Terapkan Prinsip Carbon Neutrality Dalam Produksi Smartphone