ArenaLTE.com - Mulai pada kuartal ke-empat tahun ini, tak ada lagi smartphone low-end dengan RAM 2 GB ke bawah, yang dilengkapi layanan GMS (Google Mobile Service) standar, seperti pada smartphone Android umumnya. Sebagai gantinya, smartphone kelas bawah itu akan memakai Android Go, versi ringannya OS Android.
Soal ini diungkapkan laman XDA-Developers, yang mendapat bocoran dokumen berisi ketentuan baru tentang penggunaan Android Go. Dalam dokumen itu disebutkan, bagi perangkat yang dirilis menggunakan Android 11, dan hanya punya RAM 512 MB, tak masuk kualifikasi sebagai perangkat yang (bisa) dilengkapi GMS.
Ketentuan lainnya, setiap perangkat baru yang memakai OS Android 11 dan hanya dilengkapi RAM 2 GB ke bawah, harus memakai Android GO 11 Edition, dan diperkenalkan sebagai perangkat Android Go. Begitu pula dengan perangkat baru yang memakai OS Android 10 dan dilengkapi RAM 2 GB ke bawah. Mulai kuartal keempat tahun ini, juga harus memakai Android Go 10 Edition dan diperkenalkan sebagai perangkat Android Go.
Google merasa perlu mengubah ketentuan penggunaan Android Go ini, untuk memastikan pengguna smarthone low-end dengan RAM 2 GB ke bawah, tetap mendapat pengalaman penggunaan terbaik. Demi mencegah dan memastikan, tak ada lagi keluhan performa yang lemot, khususnya pada ponsel-ponsel low-end.
Google mengidentifikasi, persoalannya terletak pada kapasitas RAM yang terbatas sehingga tak bisa menjalankan GMS standar secara optimal. Merespon persoalan tersebut, pada 2017 lalu, seiring dengan peluncuran Android 10, Google merilis program Android Go, yang merupakan modifikasi dari OS Android standar. Agar lebih ringan dan mampu dijalankan dengan baik oleh perangkat berspesifikasi rendah itu. Sekaligus memodifikasi sejumlah aplikasi dan layanan populer Google, juga dibuat lebih ringan agar cocok dengan Android Go dan spesifikasi ponsel. Sederhananya, Android Go, adalah lite version-nya dari OS Android standar.
Namun ketika itu, Google hanya menawarkan Android Go sebagai opsi saja. Bukan kewajiban. Beberapa pabrikan ikut pada program ini, seperti Samsung yang merilis seri low-end Galaxy A01 Core, yang memakai Android Go 10 Edition. Tetapi, lebih banyak lagi yang tidak mengambil opsi itu. Walhasil, tujuan diadakannya program Android Go, tak mencapai sasaran.
Kali ini, seiring dengan rilis Android 11 yang direncanakan pada akhir tahun ini, program tersebut tidak lagi berstatus opsi. Tetapi sudah menjadi kewajiban. Pada saat Android 11 rilis, setiap smartphone low-end dengan RAM 2 GB ke bawah yang memakai OS terbaru itu, wajib memakai Android Go 11 Edition.
Bagi pihak produsen smartphone, ketentuan baru tersebut membuat mereka dihadapkan pada dua pilihan. Menaikkan standar lini produk low-end mereka dengan minimal 3 GB RAM agar tetap bisa menggunakan konfigurasi GMS standar. Atau, tetap memakai spesifikasi 2 GB RAM –demi cost produksi—tapi harus memakai Android Go.
Persoalan lain juga dihadapi brand yang “menjual” custom skin sebagai kekuatan lini produk mereka. Seperti Xiaomi dengan MIUI dan OPPO yang punya ColorOS. Android Go tak bisa mengakomodasi penggunaan custom skin tersebut. Sehingga, kalau tetap ingin menghadirkan custom skin, mau tak mau lini produk low-end mereka minimal harus punya RAM 3 GB.