Pandemi Covid-19 menjadi momentum percepatan transformasi digital khususnya di sektor keuangan dan perbankan yang terus meningkat hingga saat ini. Namun, sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum terlayani oleh layanan keuangan. Pada September 2020, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa 91,3 juta orang masih belum tersentuh oleh lembaga keuangan atau layanan perbankan meskipun industri perbankan digital berkembang pesat dan semakin mudah diakses. Selain itu, sebanyak 62,9 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) belum terlayani oleh lembaga keuangan dan perbankan.
“Kemitraan strategis dengan Investree akan menghadirkan keahlian dan memperluas akses ke potensi UMKM Indonesia yang luas. Dengan menjadi bagian dari pemegang saham AMAR, Investree sebagai salah satu platform P2P lending terbesar di Indonesia akan bersinergi dalam hal bisnis lending yang akan menguntungkan Amar Bank. Kami juga terus mengembangkan infrastruktur TI dan memperluas ekosistem digital untuk memperkuat dua produk unggulan kami, Tunaiku dan Senyumku, yang akan membantu kami meningkatkan inklusi keuangan bagi mereka yang unbanked dan underserved, termasuk UMKM,” ungkap Vishal Tulsian, Presiden Direktur Amar Bank.
Memperkuat Modal dan Sinergi untuk Maju
Pada tahun 2022, Amar Bank akan fokus pada penguatan permodalan, perluasan ekosistem digital, dan peningkatan kapabilitas layanan keuangan digital untuk memberikan layanan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia. Strategi pertama Amar Bank adalah menambah modal untuk memenuhi kebutuhan modal inti sebesar Rp 3 Triliun dari OJK. Hal tersebut dilakukan melalui Rights Issue pertama Mei lalu, serta masuknya Investree Singapore Pte Ltd sebagai 10,9% pemegang saham AMAR. Amar Bank juga berencana menggelar Rights Issue kedua pada tahun ini.“Setelah mendapat pernyataan efektif dari OJK, Amar Bank dapat melanjutkan rencananya, dimana Tolaram akan menjadi standby buyer. Dana yang didapatkan dari Rights Issue kedua ini nantinya akan digunakan untuk penguatan modal inti AMAR serta penyaluran kredit baik ke retail, UKM, dan korporasi,” ungkap David Wirawan, Executive Vice President Finance Amar Bank.
Sinergi dengan Investree merupakan strategi kedua untuk memperkuat ekosistem digital Amar Bank. Investree akan memberikan layanan berupa market channeling, di mana fasilitas pinjaman yang ditawarkan kepada debitur di platform Investree dibiayai oleh Amar Bank, yang akan memberikan aliran pendapatan tambahan bagi AMAR. Jalur penyaluran kredit Amar Bank akan dibagi menjadi tiga sesuai dengan target segmennya, seperti Tunaiku yang melayani kredit mikro dengan kisaran Rp 2 juta - Rp 20 juta. Market channeling Investree menyasar UMKM dengan memberikan pinjaman mulai dari kisaran Rp 100 juta hingga Rp 2 miliar. Terakhir, Business Banking menargetkan untuk melayani kredit korporasi, dengan pinjaman mulai dari Rp 500 juta.
“Ke depannya, semua pengajuan pinjaman dari ketiga channel ini akan segera dicairkan melalui Senyumku, sehingga setiap pengajuan pinjaman, nasabah akan otomatis memiliki rekening Senyumku untuk penarikan dana,” ujar R. Eka Banyuaji, SME, Corporate and Operations Director Amar Bank.
Menurut laporan penelitian terbaru oleh PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (Reliance), perkembangan dan sinergi Amar Bank dengan Grup Investree diharapkan dapat memicu pertumbuhan besar dalam kinerja perusahaan dan membawa perusahaan mengalami apresiasi harga yang lebih tinggi berdasarkan katalis positif di pasar.
Ekosistem Digital Terintegrasi
Dua produk unggulan Amar Bank, Tunaiku dan Senyumku, telah terintegrasi dalam satu ekosistem digital, sehingga memudahkan nasabah untuk mencapai tujuan keuangannya. Dengan integrasi ini, pinjaman dari Tunaiku dapat langsung disalurkan ke Senyumku. Nasabah juga dapat mengajukan pinjaman Tunaiku melalui Senyumku. Kemudian, nasabah Tunaiku juga dapat memanfaatkan fitur Senyumku seperti FinSight (financial insight), Kartu Debit, dan produk tabungan Celengan atau Deposito.
Abraham Lumban Batu, Executive Vice President Retail Banking Amar Bank, mengatakan, “Amar Bank berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia melalui teknologi, dan kami telah melakukannya dengan Tunaiku dan Senyumku. Produk-produk ini bertujuan untuk membantu masyarakat, termasuk UMKM, agar dapat belajar bagaimana cara mengelola keuangan dengan bijak dan membuka potensi mereka sebagai individu atau bisnis untuk pertumbuhan yang berkelanjutan."
Selama 8 tahun terakhir, Tunaiku telah berhasil menjadi platform pinjaman digital yang berdampak positif pada peningkatan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Per Juli 2022, Tunaiku telah membantu kehidupan masyarakat Indonesia dengan menyetujui 850.000 pinjaman dengan total pencairan Rp 8 Triliun sejak 2014. Tunaiku juga berkontribusi besar terhadap portofolio pinjaman UMKM Amar Bank yang telah mencapai 450.000 UMKM dengan total penyaluran Rp 7,3 triliun sejak 2014.
Melalui Senyumku, mobile-only intelligent bank berbasis cloud pertama di Indonesia, Amar Bank menawarkan layanan perbankan yang mengadopsi teknologi AI baru dan dipersonalisasi untuk memahami perilaku mereka dan membangun kebiasaan menabung dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kesehatan finansial yang lebih baik. Hal ini juga sejalan dengan strategi perusahaan untuk tumbuh di sisi liabilitas, khususnya di bagian Deposito.
Meningkatkan Kinerja Keuangan Di Tengah Ketatnya Persaingan
Pandemi Covid-19 menjadi katalis bagi ekonomi digital yang berkembang pesat, seiring dengan semakin ketatnya persaingan di industri perbankan, termasuk perbankan digital. Meskipun persaingan ketat, Amar Bank yakin memiliki banyak keunggulan dibandingkan para pesaingnya. Dengan fokus memperkuat permodalan dan memperluas ekosistem digitalnya, Amar Bank akan terus memberikan nilai tambah bagi nasabahnya.
Mengenai hal tersebut, Vishal Tulsian menambahkan, “Meskipun benar bahwa ada banyak pemain bank digital di Indonesia, tetapi tidak ada pemain yang benar-benar dominan. Amar Bank memiliki keunggulan sebagai pelopor di bank digital sehingga memudahkan kita untuk mendapatkan nasabah. Namun, bank digital bukan hanya tentang akuisisi pelanggan tetapi terus berinovasi untuk memahami pelanggan lebih baik daripada pesaing kami. Kami memanfaatkan teknologi Big Data dan Artificial Intelligence untuk memberikan layanan yang lebih baik dan personal kepada nasabahi, sejalan dengan komitmen kami untuk memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat.”
Dalam industri yang semakin kompetitif, PT Bank Amar Indonesia Tbk berhasil meningkatkan kinerja perusahaan sepanjang tahun 2021 dan laba masih positif. Sepanjang tahun 2021, perseroan masih mampu mencatatkan kinerja yang terus meningkat.
Pada tahun 2021, pinjaman yang disalurkan perusahaan terus tumbuh sebesar 40,2% YoY didorong oleh perekonomian domestik yang berangsur membaik dibandingkan tahun 2020. Pada kuartal pertama tahun 2022, pinjaman tetap tumbuh 33,3% YoY meskipun ada beberapa faktor penghambat sebagai berikut: 1) Efek domino Covid-19; 2) Suasana geopolitik; dan 3) Menunggu investor baru.
Selanjutnya pada tahun 2021, Amar Bank berhasil melanjutkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih mencapai Rp 482 miliar, tumbuh 4,2% setiap tahunnya. Kemudian disusul pada kuartal pertama tahun 2022, Pendapatan Bunga Bersih berhasil meningkat sebesar 128,3% YoY.
Pendapatan usaha juga tumbuh sebesar 7,6% YoY. Pada kuartal pertama tahun 2022, pendapatan operasional melonjak menjadi 94,6% YoY karena banyaknya pinjaman produktif.
Rasio CAR pada tahun 2021 sebesar 29,9%; sedikit lebih tinggi dari rasio CAR industri sebesar 29,1%. Namun, pada kuartal pertama tahun 2022, rasio CAR Amar Bank melonjak menjadi 50,8%, jauh di atas rata-rata rasio CAR industri pada umumnya yang sebesar 29,9%.
David Wirawan, Executive Vice President Finance Amar Bank, mengatakan, “Meskipun persaingan semakin ketat, kinerja keuangan Amar Bank melebihi rata-rata industri perbankan. Pada tahun 2021, Net Interest Margin Amar Bank berada pada 11,8%, jauh di atas rata-rata industri sebesar 3,7%. Pada kuartal I 2022, angka ini meningkat menjadi 14,4%, masih jauh melampaui rata-rata industri sebesar 4,1%”
Pada kuartal I 2022, perseroan menahan kegiatan pendanaan baru untuk fokus memaksimalkan dana hasil Penawaran Umum Terbatas I untuk disalurkan ke pinjaman produktif. Amar Bank juga tetap mengutamakan penyaluran kredit dengan prinsip kehati-hatian. Hal ini tercermin dari tingkat NPL yang terjaga di bawah 5% atau pada level yang sehat.
Mengakhiri Virtual Public Expose 2022, Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian mengatakan, “Tantangan pada saat pandemi yang masih berlangsung, serta persaingan yang semakin ketat membuat kami melakukan beberapa penyesuaian. Namun, kinerja keuangan kami tetap tumbuh dan juga sejalan dengan dua faktor, yaitu pemulihan kegiatan usaha dan perbaikan ekonomi domestik. Oleh karena itu, kami yakin akan pertumbuhan berkelanjutan Amar Bank di tahun 2022 dan tahun-tahun mendatang.”