ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Pertarungan antara Departemen Kehakiman Amerika dan Apple kembali ke pengadilan federal. Karena pemerintah berusaha membuat perusahaan yang didirikan Steve Jobs itu mematuhi sebuah perintah untuk membuka enkripsi iPhone dan membantunya meng-akses telepon seorang penembak massal.
Seorang hakim pekan lau memerintahkan Apple harus menyediakan piranti lunak untuk memungkinkan FBI menebak password sebuah iPhone yang diberikan kepada Syed Rizwan Farook oleh majikannya sebelum ia dan isterinya Tafsheen Malik membunuh 14 orang di San Bernardino, California tahun lalu.
Namun Apple menolak apa yang disebutnya perintah “yang tidak pernah dilakukan itu” untuk menciptakan pintu-belakang yang dapat memungkinkan orang yang mempunyai piranti lunak semacam itu bisa meng-akses setiap iPhone dan membuat para pelanggan iPhone berisiko terkena peretasan.
[caption id="attachment_16601" align="aligncenter" width="800"] Ilustrasi Apple vs FBI[/caption]
Pemerintah membalas penolakan itu dengan mengajukan sebuah mosi untuk memaksa Apple patuh. Dan sebelum sidang hari ini Direktur FBI James Comey berkeras bahwa tidak ada niat pemerintah untuk memulai preseden bagi kasus-kasus masa depan atau “membuat satu kunci induk yang bebas berkeliaran di Amerika.”
Di lain kesempatan, CEO dan pemilik Facebook Mark Zuckerberg bersimpati kepada CEO Apple Tim Cook dalam melawan pemerintah AS untuk membuka enkripsi iPhone milik seorang penembak massal di San Bernardino tersebut. "Saya tak menganggap pembukaan pintu belakang untuk enkripsi itu akan efektif meningkatkan keamanan. Kami sangat bersimpati kepada Tim and Apple," ujar Mark Zuckerberg, dikutip dari Wired.com.
Apple menyatakan bahwa bekerjasama dalam penyelidikan San Bernardino itu akan merongrong privasi dan keamanan perangkatnya. Sebaliknya pemerintah AS berkilah permintaan ini hanya sekali diajukan demi membantu sebuah penyelidikan penting.
Jajak pendapat Pew Research Center menunjukkan 51 persen responden mendukung upaya FBI memaksa Apple membuka enkripsi iPhone, sedangkan 38 persen lainnya menyatakan tidak mendukung demi memastikan keamanan pengguna lain. Sebelas persen lainnya tidak berpendapat. Mayoritas rakyat Amerika Serikat ternyata mendukung langkah pemerintah memaksa Apple membuka (meng-unlock) sebuah iPhone dalam penyelidikan serangan maut di San Bernardino.