Belajar dari rumah memang benar-benar mengandalkan perangkat laptop atau smartphone, sebagai sarana berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru. Artinya, waktu penggunaan kedua perangkat itu akan lebih lama dari biasanya, dibanding ketika tidak sedang SFH.
Kita tahu, interaksi dengan layar laptop atau layar smartphone dalam waktu lama, dan terus menerus, berpotensi menimbulkan resiko gangguan kesehatan pada mata. Terutama pada smartphone yang layarnya lebih kecil.
Terlepas dari layarnya yang lebih kecil, smartphone memang lebih praktis. Bisa dibawa kemana saja, dan menjalankan fungsi apa saja. Makanya, banyak yang memilih menggunakan smartphone sebagai sarana SFH –selain alasan kepraktisan tadi, juga ada yang tak punya laptop.
Nah, demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan, terutama menyangkut kesehatan mata, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan saat memilih smartphone untuk penunjang belajar.
Ukuran Layar
Ini hal pertama yang harus diperhatikan. Layar harus cukup luas menampung tampilan web, aplikasi, dan materi pelajaran tentunya. Layar yang lebih kecil memang bisa juga menyajikan tampilan aplikasi secara penuh, namun sajian aplikasi dan huruf (font) juga ikut mengecil. Kalau diperbesar, maka tampilan menjadi kurang utuh.Berapa luas layar ideal untuk itu? Ukuran layar 6.5 inchi sudah cukup ideal dan memadai untuk menyajikan tampilan secara utuh dengan ukuran font yang cukup besar, sehingga masih nyaman untuk mata. Mata masih bisa menatap dengan relaks, yang mengurangi kelelahan mata.
Kualitas Tampilan Layar
Layar yang lebih lega saja tidak cukup. Harus pula dibarengi dengan kualitas tampilan layar yang tajam dan jernih. Kualitas tampilan layar yang kurang bagus, masih nampak bintik pixels, dan mebuat font nampak membayang, beresiko membuat mata cepat lelah.Karena itu, carilah smartphone yang memiliki layar dengan resolusi tinggi. Minimal HD+, atau lebih baik lagi FHD. Sehingga tampilan layar tampak jernih, tajam, dan tak cepat membuat mata lelah karena harus mencermati huruf-huruf yang tampak kabur karena resolusi yang rendah.
Layar Aman Buat Mata
Layar smartphone pada umumnya memancarkan cahaya biru (blue-light) yang membuat mata cepat lelah. Terlalu lama diterpa cahaya biru itu akan membuat otot mata tegang, yang pada akhirnya membuat otot yang menggerakkan lensa mata menjadi lemah.Beberapa smartphone terkini sudah memperhatikan resiko tersebut, dan melengkapi layar dengan moda aman. Dengan cara, mengurangi cahaya biru dan menggantinya dengan cahaya kekuningan yang lebih bersahabat untuk mata. Bahkan, beberapa pabrikan sudah melengkapi lini produknya dengan sertifikasi dari TUV Rheinland, sebagai jaminan untuk perlindungan mata. OPPO A92 adalah salah satu contohnya.
Kapasitas Baterai
Ketika dipakai untuk belajar dari rumah, smartphone akan terus menyala dalam waktu lama. Mesti ditunjang oleh baterai berkapasitas besar, agar tak mendadak mati kehabisan baterai ketika tengah dipakai belajar. Memang bisa, smartphone tetap aktif dengan kabel charger terpasang. Tetapi itu berbahaya. Beberapa kali terjadi kasus hape meledak ketika dipakai sambil dalam keadaan di-charge.Artinya, carilah smartphone dengan kapasitas baterai besar, yang sanggup mendukung penggunaan seharian penuh. Dan tidak asal besar, tetapi juga didukung dengan teknologi pengisian cepat (fast charging). Ini penting, karena kadang pengguna tak cukup punya banyak waktu untuk menunggu baterai terisi sampai penuh.
Parental Control
Ketika menyerahkan smartphone untuk anak-anak (yang masih di bawah umur), berarti membuka pintu gerbang selebar-lebarnya bagi si anak untuk mengeksplorasi internet. Anak-anak akan menerima limpahan semua jenis konten, baik yang baik maupun yang buruk. Sayangnya, kadang-kadang anak-anak tak bisa membedakan itu, dan para orangtua sulit mengontol apa yang diakses oleh anak-anak mereka.Karenanya, cari smartphone yang dilengkapi fitur parental. Beberapa smartphone terkini sudah dilengkapi fitur ini. Yang fungsinya adalah, menyaring konten dan layanan yang tak sesuai bagi anak-anak. Fitur ini menyediakan akses secara remote bagi para orangtua untuk mengontrol smartphone yang digunakan anak-anak mereka.
Notifikasi akan dikirim ke smartphone orangtua ketika anak-anaknya membuka konten atau layanan yang tak pantas. Dan orangtua bisa memblok konten dan layanan tersebut dari smartphone mereka. Fitur ini juga memungkinkan para orangtua mengatur berapa lama smartphone bisa digunakan oleh anak-anak mereka.
Saat ini, banyak tersedia smartphone di pasaran. Ada yang punya berlayar lebar, tetapi resolusi layar kurang ideal. Sebaliknya, ada yang tampilan layar bagus, jernih dan tajam, tetapi ukurannya yang kekecilan. Ada yang layarnya bagus, tajam dan jernih, tak ditunjang dengan kapasitas baterai.
Sedikit yang memenuhi semua persyaratan di atas. Salah satu dari yang sedikit itu adalah OPPO A92. Smartphone kelas menengah andalan OPPO ini punya segalanya yang dibutuhkan untuk menunjang belajar jarak jauh secara menyenangkan, aman dan nyaman.
Layarnya berukuran 6.5 inchi, berbezel tipis dan tanpa gangguan notch untuk memberikan tampilan yang maksimal. Ditunjang dengan resolusi FHD+, yang menyajikan tampilan layar tajam, cerah dan jernih. Dilengkapi pula dengan moda Eye Protection, plus sertifikasi dari TUV Rheinland.
Baterai? Terpasang baterai berkapasitas 5000 mAh, yang cukup untuk pengoperasian seharian. Dan yang terpenting lagi, ada fitur Digital Wellbeing dan Parental Control, untuk memastikan para anak-anak tak terterpa konten dan layanan yang tak pantas.(ADV)