Menguak Potensi Internet Of Things Di Indonesia

ArenaLTE.com - ArenaLTE.com - Dengan populasi lebih dari 235 juta jiwa dan 297 juta jiwa pelanggan seluler menempatkan Indonesia sebagai negara terbesar ke-4 di dunia, sehingga diharapkan Indonesia akan menjadi pemeran utama dalam pertumbuhan Internet Of Things (IoT) terbesar di Asia Tenggara.

Ini termasuk perkembangan industri di Indonesia, di mana pada tahun 2030, sektor otomotif diperkirakan mencapai 46 juta kendaraan, sementara itu di sektor layanan umum, akan tersedia 83 juta rumah untuk 300 juta penduduk. Di sisi lain, di sektor keuangan, ada 4,8 juta UKM yang akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Adanya layanan cloud muncul sebagai solusi dari strategi IT bagi sebagian besar bisnis di Indonesia, terutama UKM. Namun, data terbaru pemerintah menunjukkan bahwa 70 persen atau sekitar 56,5 juta UKM di Indonesia tidak menggunakan solusi IT. Meskipun demikian, pasar komputasi awan di Indonesia diperkirakan akan mencapai lebih dari US$ 120 juta pada 2017 dan Software-as-a-Service (SaaS) akan menjadi pilihan populer dari Indonesia.

Bersama pemerintah, perusahaan telekomunikasi lokal (Indosat Ooredo dan XL Axiata) mendorong pengembangan pasar IoT/M2M yang diperkirakan akan mencapai titik perubahan selama beberapa tahun ke depan.

Dengan tingkat penetrasi mobile sebesar 120% di Indonesia, Indosat Ooredoo meyakini bahwa penyedia layanan komunikasi (CSPs/communication service providers) merupakan mitra yang terpercaya dalam membantu adopsi IoT. Sebagai pemegang kendali, para penyedia layanan ini ingin memimpin pengembangan IoT melalui suatu portofolio solusi dan layanan yang luas, mulai dari konektivitas, infrastruktur, layanan cloud, analitik data, hingga solusi dan layanan IoT end-to-end.

[caption id="attachment_22342" align="aligncenter" width="640"]Internet Of Things Indonesia (kiri-kanan )Muhammad Azhar Iskandar Zainal - Deputy Director for ICT Infrastructure Facilitation Badan Ekonomi Kreatif; Hendra Sumiarsa - Head of Machine-2-Machine Indosat Ooredoo ; Arifa Febriyanti - Head of Internet of Things XL Axiata ; Setiaji - Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis) Jakarta Smart City Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ; Abhishek Shah - Head of the ICT Committee Kamar Dagang Amerika.[/caption]

“Kami telah melakukan banyak pembelajaran pasar dalam 2 tahun terakhir ini dan tahun ini kami akan senantiasa mempercepat pertumbuhan di sektor perbankan, transportasi dan keamanan, serta mengembangkan pasar-pasar baru di bidang eHealth, asuransi user-based, aplikasi bisnis, IoT industri, minyak dan gas, dan Smart Cities,” kata Hendra Sumiarsa, Head of Machine-to-Machine, Indosat Ooredoo di Jakarta, Kamis (16/6).

Pada kesempatan yang sama, Arifa Febriyanti, Head of Internet of Things, XL Axiata menegaskan bahwa solusi-solusi Telco memainkan peran yang sangat penting dalam dunia IoT; perusahaan telekomunikasi dapat menjadi solusi end-to-end untuk layanan IoT.

“Tidak ada kerumitan bagi para pengguna atau pelanggan akhir dalam menggunakan sebuah solusi IoT karena perusahaan telekomunikasi yang mengambil bagian sebagai penyedia solusi untuk IoT dapat menyediakan segalanya, mulai dari konektivitas, aplikasi, hingga perangkat dan semua sensornya, yang kesemuanya menyediakan layanan end-to-end menyeluruh," pungkas Arifa Febriyanti.

Jika mengacu pada International Data Corporation (IDC), Internet of Things (IoT) di Asia-Pasifik (tidak termasuk Jepang) diproyeksikan akan bertambah dari 3,1 miliar perangkat menjadi 8,6 miliar perangkat. Hal tersebut akan diiringi dengan pertumbuhan pasar dari US$ 250 miliar menjadi US$ 583 miliar pada periode 2015 -2020.

Leave a Comment