ArenaLTE.com - ArenaLTE.com – Untuk membangun sambungan telekomunikasi Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengungkapkan akan membantu para operator Indonesia. Bantuan tersebut diungkapkan dalam bentuk dana untuk membangun base tranceiver stasion (BTS), sehingga bisa menyebar banyak sinyal untuk daerah perbatasan Tanah Air.
Ismail Cawidu, Kepala Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, saat dihubungi redaksi ArenaLTE, selasa (18/8/2015), mengungkapkan bahwa bantuan tersebut akan diambil dari dana universal obligation service (USO) 2015.
Untuk diketahui, dana USO adalah dana kewajiban pelayanan umum yang dikumpulkan para operator layanan telekomunikasi yang memang diperuntukkan dan didesain ulang untuk pengembangan jaringan telekomunikasi di Tanah Air.
Sebagaimana dilansir dari Kompas, Wayan Toni Supriyanto, Direktur Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), Kemenkominfo, beberapa lalu mengungkakan bahwa ada sekira Rp250 miliar dana akan disubsidi untuk membangun sebanyak 125 BTS di seluruh perbatasan Indonesia.
"Rencananya sampai akhir tahun kami ingin membangun 125 BTS seperti ini dengan dana sebesar Rp 250 miliar. Lokasinya ditentukan oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan," jelas Wayan. ”Pada 2015 ini dana USO sudah terkumpul sekira Rp8,1 triliun,” tambahnya.
Dirinya menambahkan bahwa dana yang diperkirakan untuk membangun BTS tersebut adalah sekira Rp40 juta sebulan, untuk biaya operasional. Sistem pengerjaan akan dilakukan dengan mengangkut sarana dan peralatan pembangunan melalui jalur laut dan darat menuju site masing-masing.
"Untuk pembangunan BTS nya nanti, lokasi akan ditentukan oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan dimana letak yang tepat," tambah Wayan.
Namun sayangnya, Wayan mengungkapkan bahwa hanya operator Telkomsel saja yang baru bersedia membangun infrastruktur di daerah perbatasan tersebut. Ditambahkannya, pembangunan tersebut diungkapkan akan membangun BTS 3G untuk mengakses internet cepat, serta BTS jenis 2G untuk meningkatkan layanan komunikasi dasar.
Wayan juga meyayangkan bahwa selain operator Telkomsel, seperti Indosat, XL Axiata, Hutchison Tri Indonesia dan Smartfren lebih cenderung memilih daerah yang potensi bisnisnya lebih tinggi. Sehingga kurang berminat melirik pembangunan sarana telekomunikasi penunjang untuk wilayah perbatasan.