ArenaLTE.com - Tidak terasa, operator Smartfren Telecom sudah 12 tahun berkiprah di negeri ini, menjadi salah satu penyedia layanan seluler paling konsisten. Dalam perjalanan sejauh itu, Smartfren berhasil menggaet 20 juta orang sebagai pelanggan setia. “Kami bermula dari kecil, kini berhasil menjadi salah satu yang terbesar,” ujar Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Smartfren, di sebuah acara di Jakarta (3/9).
 
Kiprah Smartfren memang unik. Bermula dari operator CDMA –dan satu-satunya operator CDMA yang mampu bertahan lama—Smartfren bertransformasi menjadi operator GSM sepenuhnya. Seiring dengan kehadiran teknologi 4G LTE. Bahkan kini, Smartfren adalah satu-satunya operator di Indonesia yang mengoperasikan 4G LTE sepenuhnya, tanpa kombinasi dengan 2G/3G.
 
Lonjakan pertumbuhan pelanggan terjadi pada satu-dua tahun belakangan ini. Tumbuh nyaris dua kali lipat dari setahun sebelumnya. Keberhasilan mendongkrak pelanggan sebanyak itu, tak lepas dari strategi yang diterapkan operator dengan ciri warna merah ini. Yakni, focus pada layanan 4G, focus pada pengembangan jaringan, membidik segmen pasar yang tepat –kaum muda—dan menawarkan tariff sangat kompetitif. Bahkan tercatat, tarif data Smartfren paling murah dibanding competitor, sekitar Rp2.200 per GB.
 
Oleh karena itu, ke depannya Djoko sangat yakin Smartfren akan terus mengalami pertumbuhan pesat. Dia mengklaim, layanan 4G LTE Smartfren sudah menggunakan teknologi mutakhir, yang membuatnya lebih kuat dan stabil. Sehingga, dapat memberikan layanan penggunaan yang maksimal kepada pelanggan.
 
Dari sisi kesiapan jaringan, Vice President Technology Relations and Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo, mengatakan, Smartfren sudah mengantisipasi kesiapan jaringan apabila terjadi penambahan pelanggan yang signifikan. “Sudah pasti kami sudah menyiapkan semuanya. Saat ini, kapasitas jaringan yang dimiliki, mampu menampung 50 juta pelanggan,” ungkap Munir kepada ArenaLTE.
 
Namun begitu, meski sudah siap untuk menampung tambahan pelanggan, belum semua jaringan yang ada dioperasikan. Munir menjelaskan, pengoperasian dilakukan bertahap pada lokasi mana yang sudah membutuhkan tambahan kapasitas. “Tapi kapanpun diperlukan, semua sudah siap. Tinggal dioperasikan saja,” tandas Munir.