ArenaLTE.com - Perekonomian di Asia Pasifik sedang maju-majunya, dengan banyaknya startup bisnis dan bisnis baru lainnya yang tumbuh subur di negara-negara tersebut. Namun survei menunjukkan bahwa ternyata para perusahaan merasa masih ada celah kemampuan dari para pekerja dan calon pekerja, kemampuan yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk perekenomian masa depan.
 
Perkembangan teknologi yang sangat cepat dan pesat juga dibarengi dengan kebutuhan akan kemampuan pekerja yang memadai; dari tim desain dan programmer, tim developer, hingga ahli machine learning. Lantas bagaimanakah peran yang bisa diambil berbagai pihak, dari pihak swasta, akademisi, hingga pemerintah, untuk menjawab tantangan ini?
 
Memang banyak perusahaan di wilayah Asia Pasifik yang mengaku bahwa mereka kesulitan mencari tenaga kerja dengan kemampuan di industri digital, fintech, dan cybersecurity. Lebih tepatnya, kemampuan yang cocok untuk bisnis masa kini dan masa depan.
 
Dalam keterangannya, Francois Lancon, Senior Vice President of Oracle APAC mengungkapkan bahwa bisnis tidak bisa selamat dan maju tanpa pekerja yang tepat, termasuk juga desainer dan insinyur yang bisa menerjemahkan pengalaman digital ke perangkat lunak yang fleksibel dan responsif; atau tim developer yang bisa menciptakan dan menguji ide-ide baru; atau ahli machine learning yang tahu cara menstruktur data dan menggunakannya untuk mengatur solusi yang disruptif.
 
Bisnis memiliki peran penting untuk mengisi celah kemampuan di Asia Pasifik. Selain melatih pekerjanya, sektor swasta juga harus fokus pada interaksi lainnya dengan pemerintah dan universitas, agar dapat menyelaraskan kebutuhan bisnis di masa depan dengan apa yang diajarkan kepada para pelajar masa kini.
 
Ini skenario yang tepat. Pelajar akan mendapatkan kemampuan yang dibutuhkan, sementara bisnis akan menemukan pekerja dengan kemampuan yang sesuai. Contohnya, bisnis teknologi mungkin mendukung para pelajar untuk menggapai karir di sektor TI masa depan dengan menciptakan program yang mempromosikan dan memperkuat pendidikan ilmu komputer.


 
Perusahaan swasta ada di posisi yang unik untuk mendorong pelajar mengeksplor kekuatan programming komputer, dan memberitahu mereka tentang peluang karir di masa depan yang terkait dengan ilmu komputer. Pelajar akan lebih tertarik untuk mempelajari programming dan desain database jika mereka tahu ilmu-ilmu tersebut akan meningkatkan daya saingnya di bursa kerja nantinya.
 
Oracle mewujudkan prinsip ini melalui Oracle Academy, yang memanfaatkan keahlian perusahaan untuk mendidik pelajar. Di Indonesia, Oracle Academy bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Teknis dan Kejuruan untuk melatih 3,000 pelajar dengan kemampuan dan pengetahuan komputasi tingkat tinggi, yang nantinya bisa mereka bagi ke lebih dari 900 sekolah kejuruan. Oracle Academy juga terus menciptakan program, kurikulum, lokakarya baru seputar teknologi terbaru, seperti AI.
 
Survei Harvey Nash/KPMG CIO tahun 2016 mencatat bahwa kurangnya kemampuan TI sangat terlihat di Asia Pasifik, dengan 7 dari 10 pemimpin Ti mengatakan bahwa pekerja yang tidak sesuai telah menghalangi tujuan bisnis. Survei yang sama mengidentifikasi bahwa analitik data menjadi kemampuan yang paling dicari di Asia Paisfik, seperti yang diungkapkan oleh 44% responden, 5% lebih tinggi dari rata-rata di tingkat global.
 
Teknologi yang tumbuh dengan cepat menjadikannya lebih mudah untuk membangun ketertarikan pelajar dalam meningkatkan kemampuan digital mereka sedini mungkin. AI dan teknologi lain di sekitar machine learning, buku besar yang didistribusikan, virtual reality dan teknologi lainnya, sudah siap memainkan peranan kunci di cara manusia hidup dan bekerja.
 
Sektor swasta harus terus menciptakan program, kurikulum, dan lokakarya baru yang menarik beragam pelajar di seluruh dunia dan mempersenjatai mereka dengan pengetahuan mendalam serta kemampuan langsung.
 
Saat perusahaan, pemerintah, dan akademisi bekerja sama, mereka dapat menginspirasi pelajar untuk mengejar karir yang berbasis teknologi, dan melengkapi mereka dengan kemampuan yang tepat.
 
Dengan mengeksplor cara yang kreatif dan kolaboratif untuk memenuhi kebutuhan machine learning, AI, dan lainnya, kita bisa mempersenjatai pekerja masa depan dengan kemampuan yang mereka butuhkan untuk mendorong perekonomian masa depan.