ArenaLTE.com - OnePlus One sempat digadang-gadang sebagai flagship killer saat pertama kali muncul di awal tahun lalu. Lantas di Januari 2015, smartphone ini masuk ke Indonesia secara eksklusif via Lazada. Pemasarannya menurut saya agak ribet dan cenderung tertutup, harus menggunakan undangan saat dijual pertama kali di sini. Kemungkinan prosedur seperti ini pula yang nanti dipakai saat penjualan perdana OnePlus 2. Kabarnya masuk Q4 tahun ini.

Oke, tak perlu berpanjang bicara masalah pemasaran karena kami sudah memegang OnePlus One di tangan. Lepas dari semua keribetan distribusinya, OnePlus One memang bisa disebut ‘ancaman’ saat kemunculannya pertama kali di 2014 lalu. Spesifikasi gahar tapi harga bersahabat jadi amunisinya. Tengok saja prosesor Qualcomm Snapdragon 801 ditemani RAM 3 GB, dukungan jaringan 4G LTE, memori internal 64GB hingga layar 5,5 inci full HD.

Kok bisa ya dijual ‘murah’? Konon, sang produsen memang sengaja memangkas biaya pemasaran besar-besaran demi mempersembahkan banderol terjangkau. Entahlah, yang pasti harga OnePlus One memang cukup kompetitif. Melalui review OnePlus One kali ini, kami ingin memastikan smartphone seperti apa sih yang tengah kami pegang sekarang.

Desain OnePlus One


Kesan awal sedikit berbeda dengan yang lain. Perhatian langsung tertumpu pada bodi belakang ‘sand stone black’ yang bertekstur kasar, seperti kertas ampelas atau batu kali. Sulit mengomentari apakah membuatnya terlihat premium atau malah menimbulkan kesan murahan. Intinya sih bodi belakang jadi kesat sehingga tidak licin saat saya memegangnya.

OnePlus One menganut desain unibodi dimana smartphone dan baterai terintegrasi tak bisa dicopot. Lis krom membingkai panel layar. Panel display sendiri terlihat agak menonjol keluar dari lis krom yang membingkainya. Area sentuhnya masih memiliki bezel tipis, tapi saat layar dalam kondisi non aktif  tampilan depan seperti kaca bening glossy berwarna hitam.

Bodinya termasuk ergonomis dan bisa ‘duduk’ dengan baik di telapak tangan saya. Tombol power, volume dan lain-lain pun bisa dijangkau dengan mudah oleh jari. Dengan ketebalan 8.9 mm dan tepian 4.6 mm terasa pas dalam genggaman. Bobotnya pun tak terlalu berat hanya 162 gram.

Display OnePlus One


Screenshot_2015-10-02-07-03-37
Area layar seluas 5,5 inci masih bisa memberikan ruang buat jari untuk bergerak leluasa. Soal tampilannya, secara teknis OnePlus One menerapkan resolusi full HD 1080p pada layar JDI dengan teknologi LTPS. Menurut saya tampilan yang terpancar cukup memuaskan. Reproduksi warna dan gambar terlihat natural namun tingkat kecerahan tak terlalu tinggi malah terkesan redup.

Densitas piksel yang tinggi 401 ppi membuat detil dan grafis terlihat seperti nyata dan tajam. Soal sensitifitas, layar OnePlus One bisa merespon sentuhan dengan baik meski sentuhan halus sekalipun. Bahkan saat jari kita terlapisi kain tipis atau sarung tangan, panel sentuhnya tetap bisa menerima perintah dengan sempurna. Dari pengujian dengan multi touch tester, touchscreen-nya mengakomodasi 10 titik sentuh secara bersamaan. Tak ketinggalan Gorilla Glass 3 disertakan untuk memberikan perlindungan dari goresan.

OS & Antarmuka OnePlus One


Screenshot_2015-10-01-15-36-12Screenshot_2015-10-01-15-36-26Elemen ini membedakan OnePlus One dari platform Android umumnya. Keberadaan Cyanogen Mod 11.0  dalam smartphone ini jadi nilai tambah tersendiri. Apa sih CyanogenMod? Ini adalah custom firmware berbasis Android Open Source Project (AOSP). Memberikan kebebasan setting, ikon dan theme dalam segala aspek pengalaman menggunakan Android.

Pada Oneplus One, custom firmware buatan Cyanogen ini erjalan di atas OS Android 4.4.4 KitKat. Menurut saya tampilan awalnya tak jauh berbeda dengan native Android. Mengedepankan homescreen serta menerapkan app tray sebagai jendela dan akses utama menuju aplikasi dan berbagai setting.

Bedanya, CyanogenMod lebih cekatan dalam update dan perbaikan bug serta custom ROM. Menariknya lagi, CyanogenMod bebas bloatware atau aplikasi bawaan serta software bawaan yang kerap disisipkan vendor pada smartphone jualannya. Bukan rahasia lagi, jika bloatware adalah salah satu elemen yang kerap memberatkan smartphone dan membuat kinerjanya kurang efisien.

Alhasil, saya tak terlalu terkejut jika antarmukanya begitu gesit dan ringan dalam menjalankan perintah. Transisi layar begitu dinamis serta minim gangguan. Kita juga bisa menikmati tema yang melimpah serta menyesuaikannya dengan wallpaper, ikon aplikasi, font, dan lainnya.

Homescreen seperti Android umumnya bisa dijejali widget dan shortcut aplikasi. Di bagian terbawah halaman utama (homescreen), tampak lima ikon penting termasuk ikon untuk mengakses app drawer atau halaman menu (aplikasi). Sementara di setiap halaman app drawer, kita bisa menyisipkan 24 aplikasi yang berjajar dalam skema grid 4x6.

Kamera Dan Hasil Foto OnePlus One


OnePlus One menggunakan kamera 13MP Sony Exmor IMX214 dengan sensor BSI ditambah setup lensa 6 elemen dan aperture f/2.0 untuk pemotretan dalam kondisi low light. Dilengkapi dengan dual tone LED flash. Sementara kamera depan bersenjatakan kamera 5MP.

Aplikasi kamera ini dikembangkan khusus oleh tim CyanogenMod team. Pada antarmukanya terdapat tiga tombol di bagian sisi untuk merekam video, memotret dan menjepret foto panorama. Secara garis besar fitur tak jauh berbeda dengan yang bisa ditemukan dalam kamera digital. Sorotan saya justru jatuh pada pilihan efek yang melimpah mencapai 30 lebih variasi.

Performa kamera cukup bagus, warna yang dihasilkan terlihat natural tapi saturasinya terasa kurang. Sementara untuk hasil foto dalam kondisi minim cahaya, area yang tertangkap dengan pencahayaan bagus tak terlalu luas meski sudah menggunakan dual LED flash. Ada sedikit noise juga yang mengganggu.

Kameranya bisa dipakai merekam video hingga resolusi 4K, bisa juga merekam 60fps slow motion pada 1080p dan 120 fps pada 720p. Untuk selfie, kamera depan 5MP bisa menjepret foto dengan sudut pengambilan mencapai 80 derajat.

[gallery size="medium" td_gallery_title_input="Hasil Foto OnePlus One" td_select_gallery_slide="slide" ids="6439,6438,6437,6436,6435,6434"]

Multimedia OnePlus One


Screenshot_2015-10-02-07-22-41Sebenarnya, sektor multimedia smartphone ini biasa saja menurut saya. Hanya mengandakan aplikasi bawaan yang disediakan Android. Di sektor pemutar musik kita bisa menikmati alunan lagu lewat loudspeaker eksternal atau dari headset yang ditancapkan via port audio 3.5 mm.

Untuk mendongkrak kualitas suara, saya menemukan Audio FC yang ditenagai MaxxAudio. Ditunjang segudang kostumisasi sound sesuai selera. Treble dan bas pun bisa kita utak-atik. OnePlus One mendukung berbagai format audio, suara yang memancar dari speaker eksternalnya memiliki kualitas cukup bagus sayang keluarannya kecil. Headset bawaannya pun tak cenderung biasa saja.

Pemutar videonya juga tak terlalu mewah hanya mengandalkan fitur bawaan. Untung saja video player ini bisa memutar video dengan format MP4, H.263, H.264, RMVB, FLV720P. Sayangnya, smartphone ini tak menyertakan radio FM.

Fitur OnePlus One


Tak banyak fitur atau aplikasi bawaan yang dibenamkan dalam OnePlus One. Namun, kami tetap menemukan aplikasi khusus seperti Screencast. Aplikasi ini memudahkan kita dalam menjelaskan tutorial lewat smartphone. Misalnya membuat video tentang gameplay dengan suara di dalamnya.

Dengan fitur Gesture shortcut, saya bisa mengaktifkan kamera cukup dengan membuat lingkaran di layar. Smartphone ini juga memiliki senter yang bisa diaktifkan dengan menulis bentuk ‘V’ pada layar yang sedang tak aktif. Fitur lain adalah Android Beam yang bisa mentransmisikan konten via NFC.

Performa OnePlus One


Screenshot_2015-10-02-07-19-07Sekeren apa sih performanya? Di atas kertas OnePlus One dijejali prosesor quad core Qualcomm Snapdragon 801 yang disokong RAM 3 GB. Ternyata dapur pacu ini mampu bekerja dengan impresif, super gesit tanpa gangguan lag. Skor Antutu Benchmark dalam pengujian kami mencatatkan skor 47106, termasuk superior.

Pengolah grafis GPU Adreno 330 menjadikan kualitas grafisnya terlihat asyik meski dipakai memainkan game berat sekalipun. Saat saya coba memainkan game selama setengah jam, bodi memang terasa hangat namun tak menimbulkan panas ekstrim.

Soal baterai, OnePlus One berbaik hati lho menanamkan sumber daya berkapasitas 3.100 mAh. Sepanjang pengujian, smartphone ini ternyata tidak terlalu rakus daya. Mampu bertahan lebih dari sehari saat kami pakai berbagai aktifitas normal. Seperti chatting, browsing dan membuka-buka aplikasi tertentu.

Untuk memorinya, smartphone yang kami uji memiliki memori internal 64GB.  Tapi setelah saya telusuri ruangan yang tersedia untuk penyimpanan data hanya sekitar 54,87 GB. Sayangnya saya tak menemukan slot microSD untuk ekspansi memori.

Konektifitas
Screenshot_2015-10-02-07-24-29OnePlus One termasuk smartphone handal dengan konektifitas lengkap. Meski merupakan produk Tiongkok ternyata OnePlus One hanya menawarkan satu slot SIM card. Tapi jangan salah, karena sudah mengakomodasi jaringan 4G LTE yang memungkinkan kita bisa menjelajah internet 5x lebih cepat dari 3G atau 3.5G. Selain itu, tersedia Bluetooth 4.0, GPS, 802.11 b/g/n/a Wi-Fi dan USB OTG, NFC hingga Miracast.

Kesimpulan
OnePlus One menawarkan performa smartphone flagship papan atas dengan harga benar-benar miring. Disuplai dengan CyanogenMod serta berbagai spesifikasi papan atas mulai dari layar full HD, prosesor cukup bertenaga, RAM 3GB serta memori internal 64GB. Kualitas casing nya pun tak terlalu mengecewakan.

Saat ini OnePlus One masih merupakan alternatif buruan yang cukup menggiurkan. Tapi belakangan sudah bermunculan berbagai produk yang tak kalah menjanjikan.Aspek paling menarik yang jarang dimiliki smartphone lain sekelasnya yakni CyanogenMod OS serta RAM 64GB bisa jadi alasan utama membeli. Tapi semua terserah kalian.