ArenaLTE.com - Ini ada ide out of the box dari seorang perancang di firma Yanko Design. Louis Berger, si perancang itu, membuat desain sebuah smartphone kamera, yang kameranya bisa dilepas dari body ponsel. Dan, modul kamera tersebut tetap bisa berfungsi terpisah sebagai kamera dengan fungsi mirip GoPro. Louis menyebut kamera smartphone konsep itu dengan nama Mosaic.
 
Dalam situs resmi Yanko Design, Louis membeberkan idenya tentang kamera ponsel yang bisa dilepas pasang itu. Ide ini muncul karena ia melihat tren kamera smartphone yang cenderung makin besar (resolusi) dan canggih, yang membuat lubang kamera (di body ponsel) tampak menonjol, lebih tinggi dari permukaan body. Ditambah lagi dengan tren multi kamera, yang membuat platform tempat kamera makin besar dan menonjol. Mirip sebuah modul tambahan.
 
So, kenapa enggak sekalian saja membuat modul kamera yang bisa dilepas pasang? Pikir Louis. Mulailah dia corat-coret di komputer, merancang modul kamera yang ia namakan Mosaic itu. Hasilnya adalah sebuah smartphone konsep, dengan dock tempat memasang modul kamera. Kameranya sendiri berbentuk macam GoPro, dilengkapi tiga kamera dengan sebuah ToF Sensor, plus flash light. Ada layar bulat kecil di salah satu pojoknya. Yang berguna sebagai view finder, atau secondary display untuk menampilkan notifikasi sederhana. Serta, sebuah microphone. Bila dipasangkan pada dock di smartphone, kamera akan berfungsi sebagai kamera belakang. Sementara panel layar di smartphone berfungsi sebagai view finder.
 
Louis menyebut sejumlah keunggulan Mosaic. Salah satunya begini, pada smartphone kamera biasa, ketika smartphone rusak, jatuh dan pecah, pengguna kehilangan dua perangkat sekaligus, ponsel sebagai alat komunikasi dan perangkat kamera. Nah, bila dipisah seperti Mosaic, kalau tak sengaja ponsel jatuh, modul tak ikut rusak, dan masih bisa digunakan sebagai perangkat terpisah. Dan sebaliknya.
 
Mosaic juga bisa digunakan sebagai kalung, kata Louis, atau dililiitkan di pergelangan tangan memakai strap, seperti smartwatch –dan bahkan dirancang bisa berfungsi seperti smartwatch pula. Bahkan perangkat ini dilengkapi dengan tombol volume pula –yang pertanyaannya, buat apa? Tak terlihat adanya port untuk koneksi atau sebagai port charger. Lalu? Charging dilakukan lewat smartphone, saat modul dipasangkan pada dock-nya.
 
Louis mengatakan, smartphone kamera yang canggih harganya mahal. Sementara smartwatch tak punya kamera. Mosaic yang desainnya menyenangkan, inovatif dan penuh manfaat, bisa mengubah mindset seperti itu. Kalian bisa menenteng sebuah smartphone yang ringkas tanpa kamera, bila sedang tak ingin jeprat-jepret, dan menyimpan modul kamera di dalam tas, atau digantungkan di leher.
 
Oke, di mana bisa mendapatkan benda ini? Sayangnya, karya Louis Berger ini baru sebatas konsep saja. Mosaic masih berstatus barang fiksi. Tapi, mana tahu ada pabrikan smartphone yang tertarik membeli ide Louis dan menerapkan pada lini produknya. Siapa tahu?