ArenaLTE.com - Perkembangan lanskap ancaman dan lingkungan multi-cloud telah mendorong peningkatan permintaan akan layanan aplikasi untuk dihadirkan dengan cara yang lebih otomatis. Kebutuhan akan efisiensi yang lebih besar di dalam infrastruktur IT ini telah menciptakan kesenjangan di antara para profesional yang ahli di bidang teknologi fundamental dan teknologi baru.
Untuk melahirkan para profesional ahli teknologi di masa depan, F5 Networks melahirkan inisiatif Super-NetOps. Dengan program ini diharapkan perusahaan dan industri IT dapat lebih efektif menerapkan otomatisasi, meningkatkan kinerja, mengurangi kesenjangan keterampilan, dan membantu para profesional TI dalam menyampaikan fungsi operasi jaringan yang penting melalui metodologi DevOps.
Program global Super-NetOps F5 juga bertujuan memberikan kombinasi antara keterampilan jaringan esensial dan jaringan baru kepada para peserta.
Tujuannya untuk mentransformasi komunitas operasi jaringan (NetOps) agar memfasilitasi kolaborasi yang lebih kuat dengan para pengembang (DevOps), dan mendorong peralihan dari praktik-praktik manual yang berbasis tugas untuk mencapai tingkat otomatisasi yang lebih baik, perbaikan yang berkesinambungan, dan pengembalian investasi bisnis.
Telah diuji coba dengan ratusan pelanggan F5, kursus ini telah terstruktur secara khusus untuk mengatasi permasalahan silo operasional dan mengurangi waktu ke layanan dari hitungan hari ke hitungan menit, sekaligus memastikan bahwa aplikasi memenuhi standar kepatuhan (compliance), kebijakan, dan kinerja yang dibutuhkan.
"Ketika berbicara dengan banyak pelanggan kami, ada satu kesamaan yang nyata, yaitu kesenjangan dalam hal praktik kerja dan kolaborasi antara tim NetOps dan DevOps," ujar Adam Judd, Senior Vice President, Asia Pasifik, China dan Jepang, F5 Networks.
"Karena kebutuhan akan layanan IT melampaui kemampuan pendekatan manual yang berbasis fungsi, F5 berkomitmen untuk menjawab tantangan ini secara langsung, dan membantu industri bertumbuh dengan tool dan skill (SDM) yang tepat."
Program Super-NetOps dari F5 disampaikan melalui suatu kombinasi antara pembelajaran video dan sesi-sesi praktik lab secara langsung. Program pelatihan ini hadir di Asia Pasifik dengan pendekatan lokal yang disesuaikan dengan keunikan budaya dari masing-masing wilayah.
Inisiatif ini hadir seiring pemerintah di seluruh wilayah Asia Pasifik tengah menerapkan kebijakan untuk mengurangi kesenjangan dalam beberapa bidang keterampilan tertentu. Misalnya, ketika anggaran pendidikan pemerintah Indonesia meningkat dua kali lipat pada 2018 menjadi IDR444,1 triliun dari IDR208 triliun pada 2009. Peningkatan ini karena pemerintah terus mengupayakan agar sumber daya manusia (SDM) Indonesia kompeten pada hard dan soft skill.
Dalam beberapa bulan mendatang, F5 akan meluncurkan kurikulum yang diperluas, termasuk berbagai metodologi penerapan otomatis yang berfokus pada keamanan untuk peran DevSecOps yang tengah berkembang. Topik-topik lain yang akan dibahas mencakup kerangka bahasa aplikasi dan perangkat bantu toolchain otomatisasi dari pihak ketiga.