Untuk itulah mereka harus cermat memanfaatkan data yang mereka miliki, mengolahnya menjadi daya saing yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
Ini bukanlah suatu hal yang mudah, karena data tidak akan menjadi semakin kecil. Sebaliknya, data hanya akan menjadi semakin besar dan semakin kompleks.
Menurut IDC, agility bisnis menjadi faktor pemicu paling penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan cloud. Hingga tahun 2021, lebih dari 90% perusahaan di Asia Pasifik akan mengandalkan kombinasi private cloud di dalam data center perusahaan, beberapa public cloud dan platform on-premise untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur mereka.
Di Indonesia, IDC memprediksikan bahwa pada 2023, lebih dari 50% investasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan digunakan untuk transformasi dan inovasi digital, naik dari 27% pada 2018.
Cloudera, perusahaan cloud data enterprise resmi memperkenalkan solusi terbaru mereka yaitu Cloudera Data Platform Private Cloud (CDP Private Cloud).
CDP Private Cloud dikembangkan untuk hybrid cloud sehingga perusahaan dapat menghubungkan private cloud yang berada di dalam data center perusahaan (on-premise) dengan public cloud secara mudah dengan keamanan dan tata kelola terintegrasi yang konsisten.
Enterprise data cloud memberikan analitik secara mandiri di lingkungan hybrid cloud dan multi-cloud, memberikan nilai dari edge ke AI. CDP Private Cloud yang didukung Red Hat OpenShift melengkapi visi enterprise data cloud dengan arsitektur hybrid yang kuat berbasis Kubernetes.
CDP Private Cloud memisahkan komputasi dan penyimpanan agar infrastruktur private cloud dan public cloud yang diimplementasikan menjadi jauh lebih agile, lebih mudah digunakan dan lebih efisien.
Mark Micallef, Vice President of Asia Pacific and Japan, Cloudera
Mark Micallef, Vice President of Asia Pacific and Japan, Cloudera mengungkapkan bahwa dengan solusi dari Cloudera dalam visi enterprise data cloud ini pelaku bisnis dapat berstrategi terhadap proses-proses data yang kompleks di berbagai environment cloud, mengatur tata kelola data dan mengaktifkan analitik multi-fungsi dimana pun data tersimpan.
“Dengan demikian, divisi IT kini dapat menjalankan fungsi analitik di cloud apapun, sehingga bisnis dapat memiliki kecepatan dan agility yang diinginkan dengan keamanan dan tata kelola yang sesuai kebutuhan perusahaan besar,” jelasnya.
"Saat ini data hadir dalam setiap bentuk yang dapat kita bayangkan, dari data terstruktur dan tak-terstruktur dan dari berbagai transaksi serta media sosial, yang banyak pengguna paling aktifnya di dunia adalah orang-orang Indonesia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia harus dapat mengolah, menganalisis, dan memanfaatkan pasokan data melimpah ini untuk mempertahankan agility bisnis mereka di tengah situasi yang mudah berubah," kata Fanly Tanto, Country Manager Cloudera Indonesia.
"Cloudera Data Platform Private Cloud diciptakan untuk mengakselerasi transformasi digital yang memanfaatkan kekuatan data melalui platform yang aman, bisa berjalan di cloud container, dapat diimplementasikan dan ditingkatkan kapasitasnya dengan cepat, efisien, dan simpel," jelasnya.
Fanly Tanto, Country Manager Cloudera Indonesia
Red Hat OpenShift dan CDP Private Cloud bersama-sama membantu menciptakan arsitektur data hybrid-cloud dan multi-cloud yang sangat penting, sehingga berbagai divisi di perusahaan dapat dengan cepat meluncurkan aplikasi-aplikasi penting dan menjalankannya dari mana saja, tanpa mengganggu platform yang sudah ada.
CDP Private Cloud memodernisasi platform data dengan memanfaatkan penyimpanan dan komputasi yang dipisahkan dengan container dan Kubernetes untuk mengakselerasi pencapaian ROI bisnis hingga 10 kali lebih cepat.
CDP Private Cloud dapat meningkatkan kecepatan, skala dan nilai ekonomi cloud-native untuk siklus data yang saling terhubung, sehingga divisi IT dapat memenuhi semua kebutuhan bisnis:
- Dapat menyediakan layanan analitik data dan machine learning dengan mudah hingga 10 kali lebih cepat dibandingkan dengan solusi manajemen data lawas, dan layanan cloud dapat merespon perubahan-perubahan dalam kebutuhan bisnis dengan lebih agile serta menghilangkan risiko shadow IT.
- Memenuhi kebutuhan layanan analitik data dan machine learning yang meningkat secara eksponensial melalui arsitektur data hybrid berskala Petabyte yang dapat digunakan secara fleksibel di private cloud dan public cloud. Dengan demikian pencapaian ROI bisnis bisa lebih cepat dan dukungan terhadap workloads kerja yang lebih penting bisa diprioritaskan sesuai kebutuhan.
- Mengoptimalkan dan membagi infrastruktur komputasi di seluruh siklus hidup data - streaming, engineering, warehousing dan machine learning - sehingga meningkatkan efisiensi dan menekan biaya dengan mengurangi kebutuhan infrastruktur komputasi untuk keperluan analitik data dan replikasi data yang tidak perlu bisa dihilangkan.
- Memastikan bahwa kebijakan keamanan dan tata kelola bisa diterapkan dengan mudah dan konsisten di hybrid cloud dan multi-cloud sehingga dapat mengurangi risiko munculnya masalah terkait kepatuhan terhadap regulator dan denda akibat masalah tersebut.
- Investasi di platform berbasis open source memastikan inovasi bisa berlangsung cepat dan berkelanjutan untuk menjawab tantangan bisnis yang terus berkembang pada saat ini dan di masa yang akan datang
Tina Lusiana, Vice President of Business Intelligence and Analytics, Telkomsel
Tina Lusiana, Vice President of Business Intelligence and Analytics, Telkomsel, menambahkan, “Platform data Cloudera memungkinkan kami mendapatkan informasi penting yang sangat berharga mengenai subscriber, jaringan dan bisnis untuk meningkatkan pengalaman subscriber, menghadirkan layanan yang bisa dipersonalisasi dan mempengaruhi pengembangan layanan-layanan baru. Enterprise data cloud memungkinkan perusahaan-perusahaan memanfaatkan data yang luar biasa besar di lingkungan hybrid-cloud dan multi-cloud yang aman dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di era yang sangat kompetitif saat ini.”