ArenaLTE.com - Dengan pesatnya pertumbuhan mata uang digital yang hadir dengan memanfaatkan teknologi blockchain, semakin banyak bank dan pemerintah di dunia yang mulai mencari cara untuk memanfaatkan teknologi ini dan membuat transaksi lebih efisien dan transparan.
Untuk memfasilitasi percepatan adopsi teknologi blockchain di Indonesia, Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) secara resmi memulai operasinya pada 21 Maret. Didirikan oleh enam perusahaan blockchain termasuk Pundi X, A-B-I adalah tempat bagi para pelaku industri untuk berinovasi, maju dan menciptakan ekosistem teknologi blockchain terkemuka di Indonesia.
A-B-I juga akan memegang peranan untuk membantu para pejabat pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menyadari besarnya potensi teknologi ini dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pundi X, perusahaan blockchain terkemuka di Indonesia, melihat potensi industri blockchain, dan penggunaan mata uang digital. Berkaitan dengan hal tersebut, Pundi X telah meluncurkan solusi untuk memecahkan tantangan yang dihadapi oleh sebagian besar industri blockchain dan fintech saat ini, yaitu adopsi mainstream.
Penetrasi smartphone di seluruh negeri diperkirakan akan mencapai 92 juta pengguna pada 2019, hampir dua kali lipat dari angka awal 55,4 juta pengguna pada 2015. Hal ini merupakan indikator positif dari potensi bentuk transaksi alternatif bagi mereka yang kesulitan untuk mengakses perbankan tradisional.
Namun, masih ada setengah dari total jumlah populasi di Indonesia yang tidak dapat mengakses internet melalui perangkat seluler. Berkat perkembangan teknologi NFC, mata uang digital sekarang dapat disimpan melalui metode offline, seperti kartu fisik agar dapat digunakan walau tanpa memiliki ponsel.
Sekarang, semakin banyak perusahaan berbasis blockchain, seperti Pundi X, yang menyadari bahwa blockchain akan berpotensi untuk meningkatkan dan memecahkan tantangan transaksi digital saat ini dan bekerja sama untuk berkontribusi dalam meningkatkan inklusi keuangan di tanah air.
“Mata uang digital adalah salah satu hal umum dari bentuk penggunaan teknologi blockchain karena sistemnya aman dan dapat dilacak. Blockchain tidak hanya dapat menangani transaksi moneter - namun bahkan juga dapat menangani semua jenis informasi dan memberikan dukungan bagi suatu kota untuk berkembang. Pengaturan kebijakan yang tepat diperlukan bagi semua pemangku kepentingan untuk membantu industri terus tumbuh,” kata Constantin Papadimitriou, President Pundi X.
“Indonesia harus bergerak cepat untuk menciptakan ekosistem di mana kita dapat berkembang dan tumbuh. Sangat menarik untuk dapat menyaksikan dunia baru untuk dijelajahi, tetapi dalam menjelajahinya - kita harus meletakkan dasar yang kuat, dan itu berarti menerapkan aturan dan standar yang tepat untuk memastikan bahwa industri blockchain berjalan dan berkembang secara harmonis dengan hukum Indonesia.” tambahnya.
Menetapkan standar merupakan hal yang sangat penting dalam melindungi semua pihak secara jangka panjang, industri yang baru tumbuh akan dibiarkan tumbuh tanpa penolakan terus- menerus dari pembuat undang-undang, sementara pemerintah akan dapat memastikan bahwa Negara - dan masyarakat - terlindungi. Aspirasi ini adalah dasar dari pembentukan A-B-I (Asosiasi Blockchain Indonesia).
Asosiasi ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan industri blockchain melalui ‘peraturan, pendidikan, inovasi, dan kolaborasi’, yang dipelopori oleh Pundi X dan pionir lain dari Industri blockchain Indonesia. A-B-I berkomitmen untuk bekerja sama secara erat dengan semua pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non-pemerintah, termasuk namun tidak terbatas pada Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Badan Ekonomi Kreatif, BI, OJK, PPATK dan Asosiasi Fintech Indonesia.
“Saya bangga untuk mengatakan bahwa Pundi X dan pemimpin industri lainnya bekerja sama untuk mendirikan A-B-I. Segalanya bergerak cepat dalam industri blockchain Indonesia dan asosiasi akan memainkan peran kunci untuk bermitra dengan pemerintah dalam menetapkan kebijakan yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan industri,” jelas Papadimitriou.