“Kredibilitas tidak dapat dibangun sehari. Di samping latar belakang keahlian yang melatar belakangi, kualitas konten dalam pesan yang disajikan memiliki makna penting dalam membangun kepercayaan pembaca terhadap apa yang disampaikan," kata Muhammad Imran. Menurutnya, saat ini masih banyak blogger yang memaksa melakukan kajian di luar kapabilitasnya hanya karena dilandasi alasan komersial. Budaya seperti ini harus diubah karena akan berdampak tidak menguntungkan dalam pembangunan kredibilitas blog.
Baca: Blogger Indonesia Harus Memiliki Kredibilitas Tinggi Sebagai Penyampai Pesan
Imran juga menyerukan pentingnya fakta dan komitmen sebagai kunci keberhasilan blogger dalam penyebaran pesan secara bertanggung jawab. Netizen, ujarnya, dalam aktivitas penjelajahannya di dunia maya, banyak yang tidak menyimak keseluruhan konten secara mendalam. Akibatnya, judul yang provokatif namun tidak berlandaskan fakta ataupun pesan-pesan kampanye hitam yang tidak berdasar, akhirnya justru membuat kegaduhan di dunia nyata.
“Judul dan paragraf awal sering menjadi target utama perilaku menyimak pesan Netizen karena 85% pengguna internet menggunakan smartphone. Tulisan yang menarik tidak harus memprovokasi kegaduhan yang menyebarkan pesan-pesan tidak sehat. Semangat untuk bertanggung jawab namun obyektif dan faktual harus dijiwai oleh Blogger Indonesia,” tuturnya kembali.
Blogger dan Korporasi Harus Sama-Sama Belajar
Sementara itu Priscila Carlita, Communications Manager Twitter Indonesia mengungkapkan, berdasarkan analisanya dari pesan-pesan yang tersampaikan melalui akun Twitter, Blogger dan lembaga-lembaga yang melibatkannya dalam penyampaian pesan masih harus sama-sama belajar. Masih kurangnya pemahaman korporasi ataupun lembaga sosial kemasyarakatan yang hendak berkampanye di dunia digital dengan melibatkan Blogger sebagai pembentuk opini, sering hanya berdasarkan analisa kuantitatif, bukan kualitatif.
Menurutnya, banyak pesan yang tidak tersampaikan secara jujur dan obyektif karena blogger disetir perusahaan untuk menyampaikan kata demi kata sesuai kehendaknya. "Akibatnya, pesan yang keluar kaku, terasa jualan dan kredibilitas Blogger pun akhirnya menjadi dipertanyakan. Pemilihan blogger sebagai mitra juga sering dilandasi oleh berapa jumlah follower mereka. Padahal tidak selamanya alasan tersebut tepat dalam menyampaikan pesan secara efektif,” ujar wanita pemilik akun @CiplukCarlita ini.
Foto ilustrasi: confessionsofanorthernbelle.com