Teknologi 4G LTE Mendominasi Hingga 2022

ArenaLTE.com - Mobility Report dari Ericsson, menunjukkan bahwa pelanggan broadband selular terus meningkat di Asia Tenggara dan Oseania. Perluasan jaringan LTE pada wilayah ini mendorong jumlah pelanggan menjadi monumental. Sehingga diyakinkan teknologi 4G LTE akan menjadi dominan hingga 2022.
 
Jumlah pelanggan selular di Asia Pasifik terus berkembang secara stabil. Mulai dari akhir tahun 2016 sampai tahun 2022, diperkirakan jumlah pelanggan selular di kawasan ini akan meningkat dengan tingkat compound annual growth rate (CAGR) atau pertumbuhan tahunan gabungan hampir sebesar 3 persen, mencapai sekitar 1,3 miliar langganan.
 
Tiongkok, India, Myanmar, Indonesia, dan Bangladesh tetap berada di antara 10 negara teratas di dunia dalam kategori penambahan jumlah pelanggan selular, dengan net addition atau jumlah tambahan pelanggan selular bersih lebih dari 10 juta, dan berada di posisi ke tiga setelah India (+43 juta) dan Tiongkok (+24 juta). Setelah Indonesia ada Pakistan (+5 juta) dan Nigeria (+3 juta).   
 
Serapan ponsel pintar (smartphone) akan menjadi pendorong utama untuk trafik data. Pada akhir 2017, sekitar 50 persen dari keseluruhan pelanggan selular akan terkait dengan ponsel pintar, dan akan mencapai 80 persen pada akhir tahun 2022 di kawasan ini.
 
Penerapan awal 5G diperkirakan akan menghasilkan sekitar 28 juta pelanggan 5G pada tahun 2022. Ketersediaan spektrum baru serta pengembangan beragam kegunaan yang inovatif tentunya akan membantu percepatan penerapan layanan 5G di seluruh kawasan Asia Tenggara dan Oseania.   


 
Saat ini, kegunaan inovatif yang populer di Negara ini meliputi perbankan, belanja, transportasi, dan perjalanan online. Namun, pasar masih terus didominasi oleh aplikasi selular luar negeri, dan hanya 12% dari total 100 aplikasi dibuat penyedia aplikasi lokal atau regional. Hal ini tentu saja merupakan peluang bisnis bagi operator seluler dengan potensi untuk berkembang lebih jauh menjadi kegunaan baru sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan Indonesia yang lebih digital, seperti misalnya aplikasi terkait perangkat terhubung IoT. 
 
Pada akhir 2016, perangkat segmen IoT short range atau jangkauan pendek akan menjadi tipe utama dari perangkat yang terhubung dengan IoT di Asia Tenggara dan Oseania, dan akan diikuti oleh perangkat seluler.

Pada tahun 2022, baik segmen IoT short range maupun selular diperkirakan akan bertahan pada posisinya saat ini. Penyedia layanan seluler yang memanfaatkan peluang IoT untuk segmen perusahaan perlu mempertimbangkan peluang bisnis serta kebutuhan konektivitasnya agar bisa menerapkan infrastruktur yang tepat - baik untuk IoT short range maupun konektivitas 5G. 
 
Pada pasar broadband yang lebih maju, konsumen biasanya mengharapkan time-to-content atau waktu ke konten sebesar 4 detik atau kurang, dengan kebutuhan kecepatan downlink minimal sebesar 4 Mbps. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan kinerja jaringan yang stabil di sebagian besar Negara di kawasan ini, hingga pada titik dimana 70 persen dari analisa sampel uji kecepatan di semua Negara ini mencapai kecepatan downlink minimal 1 Mbps.
 
Meskipun kecepatan ini tidak cukup untuk menciptakan time-to-content atau waktu ke konten hingga 4 detik atau kurang, diperkirakan kondisi ini akan membaik seiring dengan perkembangan jaringan yang semakin cepat berkat penerapan LTE. 
 
Thomas Jul, Presiden Direktur Ericsson Indonesia dan Timor Leste mengatakan, "Kami melihat bahwa LTE akan menjadi lebih dominan di seluruh dunia pada tahun 2018 dan kami juga melihat ini terjadi di Indonesia. Pada tahun 2016, hanya ada 10% dari jumlah pelanggan LTE di Indonesia dan kami proyeksikan akan menjadi 65% pada tahun 2022."

Di kawasan  Asia Pasifik (APAC) secara lebih luas, LTE akan mewakili 55 persen dari keseluruhan pelanggan seluler pada akhir tahun 2022. Lebih lanjut, kawasan Asia Pasifik ini akan memimpin penyebaran global 5G, yang akan mencakup 10 persen dari jumlah pelanggan di kawasan ini pada tahun 2022. Pada tahap awal, ini akan dimulai di Korea Selatan pada tahun 2018, diikuti oleh Jepang dan China pada tahun 2020." 

Leave a Comment