Menurut laporan tersebut, smartphone dan tablet Android menjadi yang paling rentan terkena serangan malware . Karena Hacker menyerang perangkat yang paling banyak penggunanya. Ada 81% smartphone Android yang terkena serangan, 15% pada perangkat windows dan 4% pada perangkat iOS Apple yang terkena Malware.
Selain sebagai sistem operasi smartphone yang paling populer di dunia, serangan yang meningkat ini juga disebabkan terjadinya penurunan serangan malware pada perangkat PC berbasis Windows. Penyebabnya kemungkinan adalah semakin menurunnya pengguna perangkat PC karena banyak hijrah ke perangkat mobile.
Masih dari Laporan Nokia “Threat intelligence Report” tercatat bahwa jumlah infeksi Malware pada smartphone meningkat dua kali lipat antara bulan Januari-Juli dibandingkan dengan jumlah dari paruh kedua tahun 2015.
Baca juga :
Setiap 11 Detik Muncul Jenis Malware Baru Menyerang Android
Malware Baru Mampu Hapus Data Smartphone Melalui SMS
Inilah Virus dan Malware Android Yang Paling Berbahaya
Setiap 11 Detik Muncul Jenis Malware Baru Menyerang Android
Malware Baru Mampu Hapus Data Smartphone Melalui SMS
Inilah Virus dan Malware Android Yang Paling Berbahaya
Sedangkan pada bulan April 2016, tingkat bulanan infeksi berada di 1,06 persen, tetapi memuncak ke level tertinggi 1,35 persen sejak Nokia mulai membuat laporkan ancaman keamanan ini pada tahun 2012 silam.
Pada bulan September dan Oktober, botnet Mirai melakukan serangan DDoS secara besar-besaran yang mengungkapkan bagaimana rentannya Internet of Things (IOT). Oleh karena itu, keamanan perangkat IOT kedepannya menjadi PR besar yang harus dicari solusinya dan menjadi kebutuhan mendesak.
Lebih lanjut, dalam laporan Nokia juga menyatakan bahwa tingkat infeksi malware terhadap smartphone meningkat sebesar 400 persen pada 2016. Perangkat mobile seperti smartphoen ini berhasil disusupi dan terinfeksi oleh berbagai macam serangan malware seperti ransomware, aplikasi spyphone, SMS Trojan, adware dan pencurian informasi pribadi.
Laporan Intelijen Ancaman yang dihasilkan oleh perusahaan Finlandia ini diperoleh dengan mengumpulkan data dari jutaan perangkat di berbagai jaringan yang dikerahkan solusi NetGuard Endpoint Security di wilayah seperti Eropa, Amerika Utara, Asia Pasifik dan Timur Tengah. Sumber