Insinyur Indonesia Mesti Optimalkan Peran di Tengah Penerapan 5G

ArenaLTE.com - Era 5G di Indonesia sudah dimulai. Komersialisasi teknologi paling anyar ini sudah digulirkan, meski untuk menikmati layanannya, masih harus bersabar beberapa waktu lagi. Sekarang pekerjaan yang harus dilakukan adalah mempersiapkan para pemangku kepentingan dan seluruh ekosistem, sesuai dengan kapabilitas dan kompetensinya.
 
Soal kesiapan itu, kalangan Insinyur Elektro Indonesia yang merasa bahwa mereka berada dalam posisi sebagai bagian dari ekosistem, dituntut makin meningkatkan perannya dalam mendukung keberhasilan transformasi digital, serta pengembangan ekonomi digital melalui penguasaan dan pengadopsian teknologi-teknologi tersebut.
 
Itulah yang menjadi bahasan pada lokakarya dan seminar virtual yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Badan Kejuruan Elektro Persatuan Insinyur Indonesia (BKE PII) dan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Indonesia Section, bertema “5G dan Peran Insinyur Elektro Indonesia Mengembangkan Ekonomi Digital Indonesia”, pada Sabtu (26/6) lalu.
 
Laksana Tri Handoko, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang menjadi pembicara kunci di acara tersebut, mengatakan,  “Tujuan utamanya bukanlah mengejar atau menguasai teknologi digital dan inovasi. Tetapi yang terpenting adalah mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari perubahan digital dalam perilaku dan bisnis yang membuka peluang baru untuk percepatan ekonomi dan pemerataan sekaligus mengatasi tantangan-tantangan baru yang muncul. Transformasi digital membuka peluang terkhusus untuk dapat mengembangkan ekonomi kreatif yang terbuka bagi setiap orang secara besar-besaran.”
 
Seperti sepakat dengan apa yang dikatakan Tri Handoko, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen SDPPI Kominfo) Dr. Ir. Ismail M.T, mengatakan, “Pemanfaatan teknologi 5G diharapkan membuka spektrum konektivitas yang lebar bagi percepatan 4 pilar transformasi digital: infrastruktur digital yang mengoneksi seluruh masyarakat tanpa kecuali, transformasi digital di pemerintahan untuk dukung layanan publik, transformasi ekonomi digital yang dukung lompatan ekonomi dan pemanfaatan teknologi sebesar-besarnya bagi masyarakat.”
 
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE). Kementerian Perindustrian, Dr. Ir. Taufik Bawazier M.Si, mengatakan, “Sebagaimana Revolusi Industri, di era revolusi digital ini kuncinya adalah kecepatan beradaptasi terhadap perubahan. Digitalisasi diharapkan berujung pada efisiensi dan peningkatan produktivitas dan daya tahan ekonomi nasional dalam rangka Making Indonesia 4.0 yang menjadi prioritas Pemerintah Indonesia. Dalam pemanfaatan 5G yang terpenting adalah manusianya yang dibangun untuk dapat menggunakan teknologi digital sebaik-baiknya.”
 
Ketua Bidang Government Relationship IEEE Indonesia Section/Ketua Bidang Regulasi dan Kebijakan BKE PII, Dr. Ir. Denny Setiawan, ST., MT., IPM, mengapresiasi dukungan dan komitmen berbagai pemangku kepentingan. Termasuk Huawei sebagai pemimpin teknologi global dalam membantu mengembangkan ekosistem lokal. Insinyur Indonesia perlu mencari peluang kolaborasi pemanfaatan 5G supaya teknologi membawa manfaat dan solusi teknologi bagi industri dan masyarakat. Peluang kolaborasi di 5G ada di berbagai bidang termasuk konten lokal, piranti lunak, piranti keras dan peningkatan SDM.
 
Pada lokakarya ini, Huawei Indonesia mengemukakan pentingnya mengedukasi publik, termasuk para insinyur elektro, tentang besarnya potensi dan peluang yang muncul dari konvergensi 5G dengan teknologi-teknologi masa depan lainnya. Huawei juga menegaskan urgensi pengedukasian industri-industri yang terkait dalam pengembangan ekosistem 5G untuk beradaptasi dan berkembang seiring dengan terselenggaranya digitalisasi pada industri.
 
“Negara-negara di seluruh dunia mulai melihat ekonomi digital sebagai mesin pertumbuhan baru, sementara industri memasuki siklus digitalisasi yang membuka berbagai peluang baru. Ke depan, sinergi dari pasokan, permintaan dan pengalaman, akan menjadi faktor kunci untuk mendorong transformasi digital ekosistem,” kata Mohamad Rosidi, Director of ICT Strategy & Business, Huawei Indonesia. 
 
“Di tengah percepatan perkembangan penggelaran dan penggunaan 5G di berbagai industri, mulai dari pengobatan pintar, pendidikan, pelabuhan pintar, pertambangan, serta pengalaman mendalam dan layanan-layanan baru yang mampu mendukung keberhasilan bisnis, pengembangan standar keamanan pada 5G guna memastikan keamanan jaringan, informasi serta pengalaman yang dihadirkan menjadi hal yang sangat penting,” Rosidi menambahkan.
 
Kepercayaan pada keamanan siber telah menjadi perhatian utama negara-negara di seluruh dunia seiring dengan perubahan dunia yang makin digital. “Huawei percaya bahwa kepercayaan harus didasarkan pada fakta-fakta yang dapat diverifikasi, yang selanjutnya harus didasarkan pada standar bersama antara vendor, operator, otoritas pengawas, dan pemangku kepentingan lainnya. Kami percaya bahwa ini adalah cara yang efektif untuk membangun kepercayaan di era digital,” tandas Rosidi.
 
Menurut Ketua IEEE Indonesia Section, Dr. Ing. Wahyudi Hasbi,  peran insinyur Indonesia menjadi semakin krusial dalam proses transformasi digital sejalan dengan arahan Pemerintah Indonesia untuk aktif mencetak teknolog yang andal dan kompetitif. Harapan ke depan, semangat kolaborasi dapat  diperkuat antara pemerintah, organisasi profesi, komunitas, media dan industri, termasuk Huawei, untuk mendorong transformasi digital menuju peningkatan ekonomi di tengah pandemi.
 
Sementara itu Ketua Badan Kejuruan Elektro Persatuan Insinyur Indonesia (BKE PII), Ir. David Bangun, M. Eng., IPU, mengatakan tahun 2021 menjadi momentum menguji efek katalis dari teknologi 5G bagi kemajuan transformasi digital Indonesia secara menyeluruh setelah berbagai persiapan dan exhibisi di tahun-tahun sebelumnya yang melibatkan berbagai operator dan penyedia layanan termasuk Huawei. Dalam implementasi 5G ini, framework pentahelix, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, sangat penting untuk memastikan kuantitas, kualitas dan keterlibatan demi suksesnya transformasi digital.
 
 
 

Leave a Comment