ArenaLTE.com - Tak bisa dipungkiri, kehadiran akses internet memberikan dampak yang luar biasa di tengah masyarakat yang semakin terhubung (terpapar sinyal mobile). Akses internet mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan memungkinkan pertukaran data informasi secara gratis.
Akses internet juga bermanfaat untuk mengatasi berbagai tantangan global seperti edukasi dan kesehatan, ketersediaan air bersih, meningkatkan efisiensi energi, dan menjadikan sistem pemerintahan semakin efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Namun keterhubungan saja tidak akan mampu membantu orang menyadari manfaat akses internet. Sebuah koneksi internet yang benar-benar inklusif harus tersedia secara luas, terjangkau dan memungkinkan penggunaan internet yang mempromosikan pencapaian sosial dan perekonomian yang positif.
Facebook bekerjasama dengan The Economist Intelligence Unit (EIU) untuk membuat sebuah indeks yang komprehensif mengenai inklusi internet untuk 75 negara. Indeks tersebut terdiri dari 46 indikator untuk masing-masing negara dari 75 negara tersebut yang diatur dalam empat kategori: Ketersediaan, Keterjangkauan, Relevansi, dan Kesiapan.
Berdasarkan keempat kategori tersebut, Indonesia menempati urutan ke-35 di antara 75 negara yang termasuk dalam indeks. Berikut beberapa hasil temuan laporan Indeks Internet Inklusif, diantaranya :
Mayoritas dunia masih belum sepenuhnya terhubung akses internet
Secara rata-rata, 94% populasi dari 75 negara termasuk dalam Indeks tinggal di area dengan sinyal mobile. Namun, hanya 43% yang memiliki akses ke sinyal 4G. Hasilnya, mayoritas di negara berkembang, orang-orang menggunakan lebih sedikit internet dari yang seharusnya akan mereka gunakan jika internet lebih murah dan lebih cepat.
Relevansi konten dalam bahasa lokal adalah kunci internet yang inklusif
Konten dalam bahasa lokal diperlukan untuk menciptakan relevansi yang universal sehingga sangat penting terhadap keterhubungan yang inklusif. Kabar baiknya adalah konten lokal sangat berlimpah di negara yang tidak berbahasa Inggris, sekitar 91% negara di Indeks memiliki informasi dasar dalam bahasa lokal resmi, namun, tidak semua konten yang relevan tersedia di setiap negara.
Masih Terjadi kesenjangan gender
Kesenjangan gender masih terjadi, data menunjukkan bahwa wanita di negara berkembang tidak hanya lebih sedikit memiliki ponsel dengan paket data dibandingkan dengan laki-laki, namun juga lebih sedikit yang pernah mendengar tentang internet.
Infografis : Kondisi Pemanfaatan Akses Internet Di Seluruh Dunia
Artikel Menarik Lainnya:
- Consensys : Indonesia Salah Satu Negara Terdepan Mewujudkan Transformasi Internet di Asia
- Kominfo Secara Bertahap Buka Akses Internet Wilayah Jayapura
- Di Era Digital, Data Menjadi Komoditas Paling Berharga
- Orangtua Di Indonesia Paling Protektif Lindungi Anak Dari Internet
- 339,8 Juta Nama Domain Terdaftar pada Kuartal Kedua 2018