ArenaLTE.com - Empat puluh pendiri perusahaan rintisan dari 11 negara – termasuk empat pendiri dari Indonesia - terpilih menjadi angkatan kedua Kelas Asia dari eFounders Fellowship, program hasil kerja sama The United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dan Alibaba Business School.
Mereka akan mengikuti program intensif selama 14 hari di Tiongkok untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman langsung seputar e-dagang serta inovasi-inovasi dari Tiongkok dan berbagai negara dunia.
Program yang dibentuk dalam kerangka Agenda 2030 untuk Pembangunan yang Berkelanjutan ini bertujuan untuk memastikan tidak ada negara yang tertinggal di era ekonomi digital dengan cara menjembatani kesenjangan digital yang dihadapi berbagai perusahaan di negara berkembang.
Program ini juga menjadi salah satu bentuk komitmen Jack Ma, Executive Chairman dan pendiri Alibaba Group serta penasihat khusus untuk UNCTAD, untuk membina 1.000 pengusaha dari berbagai negara berkembang selama lima tahun mendatang.
Para peserta dari Singapura, India, Bangladesh, dan Myanmar akan bergabung untuk pertama kalinya dengan rekan-rekan mereka dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Pakistan.
Mereka terpilih dari 300 pendaftar dan mewakili berbagai industri termasuk e-dagang, logistik, teknologi finansial, pariwisata, dan big data. Setelah lulus, mereka akan menjadi anggota eFounders Fellows, sebuah komunitas pengusaha muda eksklusif yang bertujuan untuk mendorong transformasi digital di negara mereka.
Keempat pengusaha asal Indonesia yang terpilih adalah:
Agung Bezharie dari Warung Pintar, perusahaan penyedia teknologi ritel mikro yang bertujuan untuk mendorong digitalisasi di level akar rumput dengan memberikan akses kepada pengusaha warung kecil.
Mario Ronaldo Andrew Mawikere dari Bizzy Indonesia, sebuah marketplace digital yang memberikan akses kepada penyediaan keperluan operasional kantor untuk pelaku bisnis lainnya.
Rade Tampubolon dari Sociabuzz.com, marketplace yang menghubungkan para pekerja kreatif atau influencer dengan para pelaku bisnis.
Victor Jia Hap Liew dari Xfers Pte. Ltd, penyedia layanan pembayaran melalui kartu kredit atau internet perbankan, memberikan masyarakat akses kepada sistem pembayaran digital.
"Kami menilai kemitraan kami bersama Alibaba Business School dalam kegiatan eFounders adalah sebuah model kemitraan yang sukses untuk memenuhi tujuan global," kata Arlette Verploegh, Koordinator program eFounders Fellowship di UNCTAD.
Sebelumnya, eFounders Fellowship telah menjalankan tiga kelas. Kelas pertama terdiri dari 24 pengusaha dari Afrika, kelas kedua dengan 37 pengusaha dari Asia Tenggara dan Asia Selatan, dan kelas ketiga dengan 29 pengusaha dari Afrika.
Pada bulan Maret 2018, sembilan pengusaha rintisan dari Indonesia telah menjadi angkatan pertama dari Asia di program eFounders Fellowship. Mereka mewakil berbagai industri seperti e-dagang, teknologi finansial, logistik, dan pariwisata.
Program eFounders Fellowship merefleksikan misi Alibaba untuk mengembangkan pengusaha kecil dan menengah agar dapat bersaing di kancah internasional. Program ini diumumkan pertama kali pada 2017 saat Jack Ma mengunjungi benua Afrika bersama dengan Dr. Mukhisa Kituyi, Sekretaris Jendral UNCTAD. Program ini bertujuan untuk memenuhi peran Jack Ma sebagai UNCTAD Special Adviser for Young Entrepreneurs and Small Business.
UNCTAD dan Alibaba Kembali Gelar Program eFounders Fellowship Asia
Artikel Menarik Lainnya:
- Dorong Transformasi Digital, Alibaba Cloud Luncurkan Database Cloud-native Di Indonesia
- Alibaba Cloud Kucurkan Dana USD30 Juta Bantu UKM Atasi Krisis Covid-19
- Alibaba Hadirkan DingTalk Lite, Bisa Video Conference 300 Orang
- Alibaba Cloud Gandeng Fortinet Security Fabric Untuk Amankan Migrasi Cloud
- Tingkatkan Pengalaman Belanja Online, Tokopedia Gandeng Alibaba Cloud