Ketika Lensa Huawei P9 Mengabadikan Keindahan Banyuwangi (Part-1)

ArenaLTE.com - Ketika datang penugasan untuk mengikuti media trip ke Banyuwangi, terus terang saya sempat bimbang, dan berniat minta ganti orang lain. Maklum, durasi perjalanan mencapai empat hari. Sementara pekerjaan masih numpuk yang artinya harus digeber biar kelar sebelum berangkat. Terutama lagi, si kecil di rumah sedang lucu-lucunya. Kebayang kangennya meninggalkan dia selama empat hari.

Tapi tugas adalah tugas. Apalagi setelah saya tahu, trip ini merupakan uji coba kesaktian fitur kamera Huawei P9. Saya dan sejumlah peserta lain, dibekali smartphone andalan Huawei tersebut, serta ditantang untuk mengabadikan keindahan Banyuwangi termasuk Kawah Ijen memakai Huawei P9 yang memiliki lensa utama ganda. (Baca: Review Huawei P9, Standar Baru Fotografi Smartphone)

Saya memang rada penasaran untuk menjajal P9, karena smartphone satu ini disebut-sebut punya fitur kamera terbaik di kelasnya. Okelah, Banyuwangi, saya datang.

 

A photo posted by Arena LTE (@arenalte) on


Day-1, 15.10: Tiba di Bandara Blimbing Sari, Banyuwangi, setelah sebelumnya transit di Bandara Juanda, Surabaya. Huawei P9 sudah ada di tangan, agak besar ukurannya, tapi masih enak di tangan berkat bagian belakang yang sedikit lengkung, mengikuti kontur genggaman tangan. Dari Bandara yang masih tampak sederhana ini, Kami dibawa ke kedai makan Manizku, sebuah tempat makan yang ada pemancingannya juga.

Di tempat inilah saya memulai jajal kesaktian Huawei P9 dalam mengabadikan pemandangan. Saya mencoba memotret sejumlah obyek outdoor, dengan memanfaatkan fitur “sentimental” yang ada dalam salah satu menu kameranya. Fitur ini berguna untuk menajamkan warna yang ada di sekitarnya. Hasilnya adalah, foto-foto pemandangan dengan warna langit biru yang kontras dengan warna kemerahan pada obyek-obyek di Manizku. Cool.

 

A photo posted by Arena LTE (@arenalte) on

Puas mengabadikan panorama di sekitaran Manizku, kami bergeser menuju destinasi pertama menuju Kelenteng Hoo Tong Bio. Tempat ibadah umat Kong Hu Cu ini sebenarnya sudah berusia lama. Namun pada tahun lalu sempat terbakar hebat, dan kini sudah dipugar kembali, tanpa menghilangkan ciri-ciri aslinya.

Ornamen khas Tionghoa itulah yang membuat tempat ini begitu eksotik dan menarik, sekaligus obyek foto yang keren. Di tempat ini, saya menjajal kemampuan Huawei P9 untuk mengabadikan ornament-ornamen khas Tionghoa yang didominasi warna emas dan merah. Sekali lagi saya mencoba memotret dengan mode original (tanpa efek). Hasil foto menunjukkan, kamera Huawei P9 bisa merekam tone warna RGB dengan baik.

 

A photo posted by Arena LTE (@arenalte) on

Puas mengambil beberapa foto dan rombongan beranjak ke wilayah pantai favorit warga Banyuwangi. Terkenal dengan ciri khas pasir berwarna hitamnya. Pantai dengan kondisi sinar yang biasanya berlebih, cocok untuk uji coba berikutnya. Mulai dari deburan ombak, pasir pantai dan beberapa obyek lainnya, menjadi sasaran bidikan kamera. Memanfaatkan fitur-fitur yang ada di kamera Huawei P9, didapatlah sejumlah foto yang cukup dramatis Di area pantai ini, ada tiga efek fitur yang cocok untuk membuat suasan terlihat dramatik dan lebih berwarna.

Pertama adalah efek ‘Sentimental’, untuk lebih menajamkan birunya warna langit dan putihnya ombak, sehingga kesan dramatis pantai terekam dengan baik. Selain itu, efek ‘Impact’ pun pas digunakan untuk memperoleh tampilan monokrom, agar foto terasa bernuansa klasik. Sedangkan ‘Halo’ memberikan efek seperti dipotret menggunakan teropong, karena area bidikan foto dikeliling oleh frame hitam bulat tipis.

 

A photo posted by Arena LTE (@arenalte) on



Setelah restoran, klenteng dan wilayah Pantai yang disertai dengan watu yang kian larut akhirnya kami beranjak menuju tempat menginap. Namanya Hotel Ketapang Indah. Hotel ini memiliki suasana yang sangat alami dengan pemandangan alam terbukanya. Saya pikir ini tempat yang cocok untuk mencoba kamera Huawei P9 secara menyeluruh.

Pintu utama hotel yang dihiasi ornamen pahatan figure penari berbusana kuning keemasan segera menarik perhatian saya untuk dijadikan obyek pemotretan. Saya memasang fitur original, karena kepingin tahu kehebatan Lensa Leica yang dibenamkan pada P9 dalam merekam detil warna dan obyek foto. Lagi-lagi saya dibuat kagum dengan hasil foto yang didapat, sebuah foto yang dapat menjelaskan dengan detil warna yang ada serta detil kontur obyek foto.

bst

Day-2, PKL 10.00: Hari ini saya dan rombongan akan berburu foto di beberapa obyek wisata di Banyuwangi dan sekitarnya. Tujuan trip selanjutnya adalah ke Teluk Hijau, sebuah pantai yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Untuk sampai ke sana, terlebih dahulu kita harus menuju Desa Sarongan. Dari sana baru menyeberang dengan perahu, sekitar setengah jam, menuju Teluk Hijau.

 

A photo posted by Arena LTE (@arenalte) on

Tapi bentang alam yang dihadirkan di Teluk Hijau memang membuat penat perjalanan menuju tempat ini terbayar lunas. Sebuah teluk dengan hamparan pasir putih bersih, dengan laut jernih berwarna biru kehijauan. Disempurnakan dengan pemandangan air terjun setinggi 8 meter yang menghempas ke batu karang. Sungguh tempat sempurna untuk melepas penat otak.

Dengan pemandangan alam yang sudah penuh warna seperti ini, rasanya mode original sangat pas untuk mengabadikan keindahan Teluk Hijau. Atau kalau mau lebih kontras, bisa menggunakan moda sentimental. Selain itu, kemampuan pengambilan wide angle oleh kamera mampu membuat sudut pemotretan menjadi lebih lebar. Bahkan, jika merasa kurang, bisa memanfaatkan fitur panorama untuk mengambil foto lanskap menyeluruh.

 

A photo posted by Arena LTE (@arenalte) on

Bagi Anda seorang Vlogger atau YouTuber, modal kamera yang dihasilkan dari Huawei P9 bisa dibilang sangat memadai. Melalui fitur Video Pro yang memungkinkan kita untuk membuat beberapa pengaturan manual layaknya memotret foto seperti metering, Exposure Value (EV), Focus, dan White Balance. Juga ada Video Beauty yang bisa mempercantik wajah ketika merekam. Namun sayang, fitur ini hanya bisa merekam video maksimal dengan kualitas Full HD 1080p dengan kecepatan 30fps. Tidak ada opsi untuk merekam1080p @ 60fps dan juga video 4K 2160p.

Setelah teluk Hijau, destinasi lainnya adalah Teluk Merah. Konon teluk merah memiliki satu cerita yang unik, dimana jika berkunjung dalam salah satu goa yang ada di dalamnya dan seseorang menemukan kelelawar merah maka itu bisa menjadi pertanda baik baginya. Konon akan menerima rezeki yang luar biasa. Cerita lainnya, wilayah ini kabarnya memiliki banyak tambang emas bahkan tersirat ada paku bumi emas yang tertanam di dalamnya. Makanya, tak salah banyak penambang emas atau area penambangan di area Teluk Merah ini.

Tapi sayangnya, itu membuat beberapa area menjadi tertutup untuk pengunjung. Eksplorasi di tempat ini tidak bisa maksimal dilakukan. Hanya beberapa spot saja yang bisa didapat. Namun untuk mendapatkan gambar dramatis foto mode monokrom sepertinya bisa dimanfaatkan. Karena hal tersebut bisa menggambarkan cerita tentang teluk itu sendiri, serta efek histori yang lebih tajam.

 

A photo posted by Arena LTE (@arenalte) on

Rencana kunjungan selanjutnya seharusnya ke wilayah Baluran yang diungkapkan pemandu bahwa tempat tersebut selayaknya padang savana seperti di Afrika. Dimana secara administratif Taman Nasional Baluran termasuk wilayah Situbondo, namun sayangnya karena keadaan cuaca dan hari pun semakin larut perjalanan tersebut diurungkan. Kami dan tim akhirnya kembali kembali ke hotel Ketapang Indah.

Namun, meski dalam keadaan larut malam dan penerangan hotel yang di beberapa titik kurang optimal, saya pikir kondisinya cocok untuk mencoba moda “night shoot”. Dalam fitur ini sebenarnya ada mode efek tambahan yang bisa digunakan, diantaranya tail lights, sily water, light graffity dan star track. Namun, syarat utama jika memotret dengan mode ini adalah harus menggunakan tripod. Karena proses pengambilan gambar membutuhkan waktu beberapa detik.

 

A photo posted by Arena LTE (@arenalte) on

aa
 

A photo posted by Arena LTE (@arenalte) on


Leave a Comment