Viral Video 'Ikan Tongkol Anak SD' Berdampak Bully Pada Anak

ArenaLTE.com - ArenaLTE.com – Internet dan sosial media memang seperti dua sisi mata pisau, jika penggunaan salah atau berlebihan maka akan berdampak buruk dan begitu pun sebaliknya. Persis seperti halnya penyebaran video yang sedang viral saat ini, ‘salah sebut nama ikan tongkol, anak SD mendapatkan sepeda dari Presiden Jokowi’ yang ramai dibicarakan ternyata memiliki dampak buruk dan berakhir menjadi bahan bully pada anak.

Dalam informasi pesan singkat yang dibagikan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Niam Sholeh, mengungkapkan bahwa dirinya meminta bahwa masyarakat maupun netizen berhenti untuk mengedarkan video ‘salah sebut nama ikan tongkol, anak SD mendapatkan sepeda dari Presiden Jokowi’ tersebut karena berdampak menjadi bahan bully pada anak.

Dalam keterangannya, Asrorum menuliskan bahwa,  KPAI menyayangkan peredaran materi video salah sebut ikan tongol yang menjadi viral secara massif, sebagai bahan tertawaan. Mereka sudah berkoordinasi dengan Menkominfo untuk menghentikan peredaran konten ini dengan cara take down. Penyebaran video ikan tongkol tersebut ke publik, apalagi berdampak pada penertawaan dan olok-olok masuk kategori bullying pada anak.

“Itu bukan lelucon. Saatnya kita memiliki sensitivitas terhadap perlindungan anak. Dengan peredaran video tersebut, si anak pasti akan tertekan secara psikis. Belum lagi akan jadi bahan olok-olok temannya. Ini harus dicegah,” tegasnya.

[caption id="attachment_31400" align="alignnone" width="620"]Presiden Joko Widodo saat memberikan pertanyaan kepada sejumlah pelajar Presiden Joko Widodo saat memberikan pertanyaan kepada sejumlah pelajar[/caption]

Kegiatan tersebut diungkapkannya adalah spontanitas karena keluguan anak, bukan kesengajaan oleh orang dewasa. Walau demikian, agar tidak terus diedarkan, terlebih jadi bahan tertawaan dan olok-olok, Kominfo harus segera ambil langkah untuk take down. "Saya juga minta masyarakat untuk tidak terus menyebarkannya. Jadilah orang yang cerdas dan punya sensititivitas terhadap perlindungan anak. Bayangkan kalau itu adalah anak kita,” jelas Asrorum.

Peyebaran vide pun djelaskan bisa berakibat tidak baik bagi tumbuh kembang anak, karena merasa dipermalukan dan bisa melahirkan stigma buruk pada anak. Dan berharap polisi perlu juga mengusut siapa yg pertama kali mengedarkan hingga jadi bahan tertawaan agar diambil langkah hukum. Sehingga menurutnya hal semacam ini tidak dianggap lumrah, sehingga menjadi mati rasa atas perlindungan anak.

"Saya secara khusus juga sudah berkomunikasi dengan Dirtipideksus Mabes untuk ambil langkah-langkah. Saya yakin polisi punya kemampuan dan komitmen untuk pemastian perlindungan anak," pungkasnya.

Leave a Comment