​Smartgrid Huawei : Mampu Optimasi Hingga 20% Penggunaan Energi Listrik

ArenaLTE.com - Salah satu persoalan yang dihadapi manusia di masa depan adalah ketersediaan energi. Dengan pemakaian energi yang terus bertambah, maka sumber-sumber energy yang ada di alam lama kelamaan akan habis. Karena itu, perlu suatu pengelolaan dalam pemanfaatan energy seefisien mungkin, agar sumber energy tak terhambur-hamburkan secara sia-sia.
 
Soal pengelolaan dalam pemanfaatan energy inilah yang menjadi salah satu focus Huawei Enterprise dalam mendorong transformasi digital di Indonesia. Mereka  menghadirkan inovasi berupa konsep tata kelola energy listrik berbasis teknologi, informasi dan komunikasi yang dinamakan Smart Grid. Tata kelola ini bersifat menyeluruh, mulai dari pembangkit, transmisi, distribusi hingga pelanggan.
 
Herry Kurniawan, Senior Product Manager Enterprise Business Huawei Indonesia, mengatakan, dengan Smart Grid, pihak penyedia energy listrik dapat menganalisa pola konsumsi listrik pelanggan pada suatu pemukiman ataupun wilayah. Misalnya, berapa banyak pemakaian listrik per bulan, bagaimana kecenderungan pemakaian, kapan biasanya terjadi lonjakan pemakaian, berapa besar dana yang digunakan rata-rata perbulan untuk listrik.
 
Kesemua data-data pemakaian listrik tersebut, diolah dan dianalisa melalui sebuah system. Dengan data tersebut, penyedia listrik dapat mengalokasikan ketersediaan pasokan listrik secara tepat, sesuai dengan kebutuhan wilayah tersebut. Dengan pengelolaan distribusi berdasarkan analisa data penggunaan yang akurat, maka pemakaian listrik dapat dioptimalisasi hingga 20%. “Artinya, ini bisa menghindari penyediaan stok tenaga listrik yang tak terpakai. Penyedia listrik, dapat menyalurkan kelebihan stok pada wilayah tersebut, ke wilayah lain yang membutuhkan,” papar Herry.
 
Penerapan Smart Grid memang membutuhkan meteran khusus, yang berbeda dengan meteran yang biasa dipakai saat ini. Perangkat yang terpasang di rumah tinggal disebut single phase meter. Sementara untuk industry memakai alat yang disebut three phase meter. Pada trafo penyalur listrik sendiri harus dipasangi alat yang disebut DCU (data collecting unit). Alat inilah yang mengumpulkan data kecenderungan pemakaian listrik oleh pelanggan, dan diteruskan ke server untuk selanjutnya diolah dan dianalisa.
 
“Efisiensi dalam tata kelola energy listrik ini akan berdampak pada pemerataan akses terhadap energy, sehingga pemenuhan kebutuhan akan pasokan listrik yang terus meningkat, dapat teratasi,” ujar Herry menutup pembicaraan.

Leave a Comment